Sunday 3 January 2021

L. Edwin Arwana: Makalah Pengaturan Nutrisi dan Karbon

 

Makalah Ekologi Tumbuhan

 

“PENGATURAN NUTRISI DAN KARBON”

Dosen Pengampu: Nurlita Lestariani, M. Pd.

 







KATA PENGANTAR

 

Segala puji dan syukur atas ke hadirat Allah yang Maha Esa yang karena limpahan nikmat serta hidayahnya kita dapat berkumpul ditempat yang berbahagia ini. Semoga limpahan nikmatnya selalu menyertai kita sepanjang waktu Allahumma aamiin. Yang kedua kalinya tak lupa pula kita haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi besar kita al imamul rasul wa khotimul anbiya’ Muhammad shallallah alaihi wasallam yang dengan perjuangan, kerja keras serta semangat beliau akhirnya kita dapat merasakan manisnya Islam.

Kami haturkan banyak terima kasih kepada para dosen, terutama untuk dosen pengampu mata kuliah Ekologi Tumbuhan ibuk Nurlita Lestariani, M.Pd serta pihak-pihak terkait, kakak-kakak tingkat dan rekan-rekan sekalian atas segala bimbingan dan pengajarannya sehingga akhirnya makalah Ekologi Tumbuhan ini dapat diselesaikan.

Kritik serta saran yang membangin dari para pembaca yang budiman sangat kami harapkan guna menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan mamfaat bagi kita semua dan kami dari penyusun memohon maaf apabila ada suatu khilaf atau kesalahan.

 

 

       

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

COVER

KATA PENGANTAR                                                                                  ii

DAFTAR ISI                                                                                                 iii

BAB I PENDAHULUAN                                                                             1

A.  Latar Belakang                                                                               1

B.  Rumusan Masalah                                                                          1

C.  Tujuan                                                                                             2

BAB II PEMBAHASAN                                                                              3

A. Proses Pengaturan Nutrisi pada Tumbuhan                                   3

B.  Ketersedian Nutrisi di dalam Tanah                                               4         

C.  Mekanisme Pengambilan Nutrisi Tumbuhan                                 5

D. Dampak Kekurangan dan Kelebihan Nutrisi pada Tumbuhan       8

E.  Aspek Umum Keseimbangan Nutrisi pada Tumbuhan                  16

F.   Fungsi Penyerapan Nutrisi pada Tumbuhan                                  16

G. Pencegahan Penyakit pada Tumbuhan                                           17

H. Pengertian Karbon                                                                         19

I.     Bentuk Karbon                                                                               20

J.    Sifat-Sifat Karbon                                                                          21

K. Proses Pengaturan Karbon pada Tumbuhan                                   21

BAB III PENUTUP                                                                                      25

A.  Kesimpulan                                                                                     25

B.  Saran                                                                                              25

DAFTAR PUSTAKA                                                                                              

LAMPIRAN 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang

Berbeda dengan organisme heterotrof yang kelangsungan hidupnya tergantung pada molekul-molekul organic kaya energy hasil sintesis organisme lain, tumbuhan harus bertahan hidup pada lingkungan anorganik. Organisme autotrof harus mengambil CO2 dari atmosfer dan air + nutrien mineral dari dalam tanah dan dari komponen anorganik ini dibuatlah semua molekul kompleks organisme hidup. Oleh karena itu, nutrisi tumbuhan terdiri dari nutrisi organik (produk-produk senyawa berkarbon yang dihasilkan oleh mahluk hidup) dan nutrisi an-organik (terkait dengan elemen-elemen mineral yang didapat dari tanah, larut di air dan diserap oleh akar).

Pengetahuan terkait dengan pengaturan nutrisi dan karbon pada tumbuhan sangatlah penting dalam memahami hubungan antara lingkungan dan tumbuhan sebagai organisme autotroph. Tumbuhan dalam melangsungkan kehidupannya membutuhkan unsur-unsur tersebut untuk tumbuh dan berkembang. Unsur karbon sangatlah berguna dalam melakukan fotosintesis sedangkan nutrient (makanan) merupakan hal esensial dan pokok pada tumbuhan. Berdasarkan tingkat kebutuhannya nutrisi pada tumbuhan dibagi menjadi 2, yaitu micronutrient (dibutuhkan dalam jumlah besar) dan makronutrient (dibutuhkan dalam jumlah sedikit).

Diharapkan dengan adanya makalah ini, penyusun dan pembaca dapat lebih mengetahui terkait dengan nutrisi dan karbon pada tumbuhan serta bagaimana proses pengaturannya, proses pembentukan nutrisi di dalam tanah, proses pengambilan nutrisi tumbuhan, dampak kekurangan nutrisi tumbuhan, aspek umum keseimbangan nutrisi tumbuhan, penyerapan nutrisi pada tumbuhan dan pencegahan penyakit pada tumbuhan.

B.       Rumusan Masalah

1.      Bagaimana proses pengaturan nutrisi pada tumbuhan?

2.      Bagaimana proses pembentukan nutrisi di dalam tanah?

3.      Bagaimana proses pengambilan nutrisi tumbuhan?

4.      Apa dampak kekurangan dan kelebihan nutrisi pada tumbuhan?

5.      Apa aspek umum keseimbangan nutrisi tumbuhan?

6.      Apa fungsi penyerapan nutrisi pada tumbuhan?

7.      Bagaimana mencegah penyakit pada tumbuhan?

8.      Apakah yang dimaksud dengan karbon?

9.      Bagaimana bentuk karbon?

10.  Bagaimana sifat-sifat karbon?

11.  Bagaimana proses pengaturan karbon pada tumbuhan?

C.      Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengaturan nutrisi pada tumbuhan.

2.      Untuk mengetahui proses pembentukan nutrisi di dalam tanah.

3.      Untuk mengetahui proses pengambilan nutrisi tumbuhan.

4.      Untuk mengetahui dampak kekurangan dan kelebihan nutrisi pada tumbuhan.

5.      Untuk mengetahui aspek umum keseimbangan nutrisi tumbuhan.

6.      Untuk mengetahui fungsi penyerapan nutrisi pada tumbuhan.

7.      Untuk mengetahui mencegah penyakit pada tumbuhan.

8.      Untuk mengetahui makna karbon.

9.      Untuk mengetahui bentuk karbon.

10.  Untuk mengetahui sifat-sifat karbon.

11.  Untuk mengetahui pengaturan karbon pada tumbuhan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Proses Pengaturan Nutrisi pada Tumbuhan

Semua mahluk hidup membutuhkan makanan (nutrisi) sebagai sumber energy karenanya merupakan factor eksternal yang mempengaruhi tumbuh dan kembangnya tanaman selain air, cahaya, kelembapan, suhu, PH dan gravitasi. Nutrient yang dibutuhkan terdiri atas elemen makro dan mikro. Elemen yang dibutuhkan dalam jumlah besar disebut makronutrien. Makronutrien terdiri atas karbon, oksigen, hydrogen, nitrogen, sulfur, fosfor, kalium dan magnesium. Sementara itu elemen yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut mikronutrien, seperti besi, klor, tembaga, magnesium, seng, molibdonum, boron dan nikel.[1] Dan berikut merupakan table unsure makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tumbuhan serta gejala defisiensinya:

Unsure

Gejala Defesiensi

Unsure Makro

Karbon

Sangat jarang mengalami defesiensi

Oksigen dan Uap Air

Sangat jarang dalam mengalami defesiensi

Nitrogen

Daun pucat, klorosis yang berubah menjadi merah dan ungu, pertumbuhan terhenti

Kalium

Klorosis, pinggir daun coklat, akar dan batang kerdil atau lemah

Kalsium

Menghambat pertumbuhan pada daerah meristem

Magnesium

Klorosis daun pada daun tua, terdapat bercak merah atau ungu

Fosfor

Menghambat pertumbuhan, daun tua berwarna hijau tua

Sulfur

Klorosis, daun kering

Unsure Mikro

Klorin

Tanaman layu, menghambat pertumbuhan akar, produksi buah kurang, klorosis

Besi

Daun muda klorosis, batang pendek dan ramping

Boron

Meristem apical batang dan akar mati, daun menggulung

Mangan

Klorosis

Seng

Ukuran daun mengecil, klorosis, pemendekan internodus

Tembaga

Daun hijau tua, ujungnya kering, menggulung

Molybdenum

Klorosis, daun menggulung, dau muda mati

Tanaman membutuhkan nutrisi untuk metabolisme dan pertumbuhan mereka banyak unsur atau ion mereka yang utama diambil dari tanah. Materi ini dilepaskan ke tanah baik dengan weathering dari batuan asli, dan kemudian bebas tersedia, atau dari zat organik. Tanaman membutuhkan zat gizi secara selektif dan biasanya dalam bentuk ion, dari fase cairan dalam tanah (larutan tanah). Bukti bahwa tanaman mengandung unsur anorganik diperlihatkan oleh pembakaran. Setelah membakar bahan organik, mineral yang tidak bisa terbakar tetap dalam abu, tapi C, H, N dan O hanya dapat diidentifikasi sebagai gas.

B.       Ketersedian Nutrisi di dalam Tanah

1.      Nutrisi Tersedia di Tanah yang Berbeda

Mineral, beberapa jenis mineral diciptakan selama pembentukan batu-batu dengan mengkristal dari magma cair, batuan beku atau dengan re-kristal di bawah kondisi tekanan tinggi dan suhu di kerak bumi bagian atas. Bergantung pada komposisi kimia magma (asam ke alkalin). Dan suhu serta tekanan dalam bahan tuangan itu terbentuk batu-batu dari berbagai komposisi mineral. Proporsi terbesar mineral primer di kerak bumi dilambangkan oleh silikat, yang terbuat dari silicium-oksigen tetrahedra dan dengan berbagai unsur kristal. Bentuk silikat yang berbeda dibedakan dalam banyak silikat beberapa dari ion ini diganti oleh Al, silikat membangun rantai Si-Si (silicates) mirip dengan C, untuk menetralkan muatan dan dimasukkan ke dalam struktur kristal.[2]

Pengaturan udara dari silikat bergantung pada berbagai faktor, tingkat pengurangan struktur kristal, pengganti Si untuk Al, kandungan pecahan yang sebenarnya dan proporsi unsur-unsur (Fe) yang mungkin teroksidasi sehingga menghasilkan serangkaian stabilitas yang meningkat.

2.      Mineral Sekunder

Dari batu-batu yang membeku (berasal dari magma) serta dari batu-batu metamor. Sedimen sekunder terbentuk selama cuaca buruk dan erosi, dan mengendap serta mengeras. Tanah yang kaya akan tanah liat memiliki kapasitas yang lebih besar untuk melakukan perubahan daripada tanah pasir. Mineral sekunder berupa batuan sedimen; Misalnya dalam batu kapur, ada aluminium oksida, besi oksida, mangan. Mineral tanah liat khususnya merupakan komponen penting dari tanah yang dibentuk sebagai produk baru dari mineral Si-Al selama berproses dari silikat. Menurut kondisi iklim ketika mineral tanah liat terbentuk, bisa jadi lapisan ini berupa kisi-kisi yang ditanamkan lebih atau kurang erat di antara lapisan si-tetrahedra dan Al-octahedra. Cations ini dapat reversibel ditukar melawan H+.

3.      Bebatuan

Batu-batu itu merupakan campuran berbagai mineral, dan dipahat menurut komposisi kimianya dan bagaimana batu-batu itu dibentuk. batu yang terbentuk dari pendinginan magma cair di kerak bumi atau pada permukaan tanah (batuan batuan beku) dan ocks sedimen yang berasal dari endapan berupa materi atau batuan degradasi akibat lelehan dan kemudian mengeras, dan batuan metamorf yang terbentuk karena peleburan kembali sebagian dan rekristalasi batuan sedimen.

4.      Silikat Utama

Blok-blok dasar dari silikat ar Si-tetrahedra dan Al-octahedra mineral asli ditemukan dalam batuan yang beku dan berasal dari kerak Bumi.

C.      Mekanisme Pengambilan Nutrisi Tumbuhan

Berbeda dengan manusia yang menggunakan bahan organic, tumbuhan menggunakan bahan anorganik untutk mendapatkan energy dan pertumbuhannya. Dengan fotosintesis, tanaman mengumpulkan karbon yang ada di atmosfir yang kadarnya sangat rendah, ditambah air diubah menjadi bahan organic oleh klorofil dengan bantuan sinar matahari. Unsure yang diserap untuk pertumbuhan dan methabolisme tanaman dinamakan hara tanaman. Mekanisme pengubahan unsure hara menjadi senyawa organic atau energy disebut metabolism.[3]

Dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsure lain dan apabila tidak terdapat hara tanaman, maka kegiatan methabolisme akan terganggu akan terhenti sama sekali. Di samping itu, umumnya tanaman yang kekurangan atau ketiadaan suatu hara akan menampakkan suatu gejala pada organ tertentu yang spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan. Gejala ini akan hilang apabila hara tanaman ditambahkan kedalam tanah atau diberikan lewat daun.[4]

Berdasarkan sumber penyerapannya, unsure hara dipilahkan menjadi dua, yakni unsure hara yang diserapkan dari udara dan unsure hara yang diserap dari tanah.[5]

1.      Diserap dari Udara

Unsure hara yang diserap dari udara adalah C, O dan , yaitu berasal dari CO2, O2 dan SO2. Senyawa CO2 diasimilasikan dengan proses karboksilasi oksidatif bersama-sama penyerapan O2 dan H2O. Unsur H diserap dalam bentuk H2O dan direduksi menjadi H+.

(Gambar 1.1. Penyerapan dari udara)

2.      Diserap dari Tanah

Penyerapan unsure hara dilakukan oleh akar tanaman dan diambil dari kompleks jerapan tanah ataupun dari larutan tanah berupa kation atau anion. Adapula yang dapt diserap dalam bentuk khelat (chelation), yaitu ikatan kation logam dengan senyawa organic. Dewasa ini kebanyakan unsure hara mikro diberikan lewat daun (foliar application).

(Gambar 1.2. Penyerapan dari tanah)

Organ yang berfungsi sebagai organ penyerapan unsure hara dari media tanam adalah akar. Dan yang menyerap air dan unsure hara adalah bulu-bulu akar. Karena akar merupakan organ penyerap air dan unsure hara, maka kontak air dan unsure hara dengan permukaan sel bulu-bulu akar merupakan bagian yang sangat penting dari proses penyerapan. Kontak antara air dan unsure hara dengan permukaan sel bulu akar dapat terjadi melalui peristiwa aliran masa, intersepsi akar dan difusi.[6]

1.      Intersepsi dan Persinggungan

Pertumbuhan akar tanaman dan terbentuknya bulu akar yang baru menyebabkan terjadinya persinggungan antara akar dan tanah yang di dalamnya terkandung ion hara. Pertumbuhan akar dan bulu akar ini menembus pori agregat tanah dan bersinggungan langsung dengan ion yang ada. Apabila ion berada dalam bentuk tersedia (available), maka terjadi pertukaran ion dan kemudian ion ini masuk kedalam akar.

(Gambar 1.3. Intersepsi tumbuhan)

 

 

2.      Aliran Massa

Aliran massa adalah gerakan unsure hara di dalam tanah menuju permukaan tanaman bersamaan dengan gerakan massa air. Aliran massa pada tanah disebut juga konveksi, meliputi pergerakan dalam fase lautan maupun gas. Gerakan massa air di dalam tanah menuju permukaan akar tanaman berlangsung secara terus menerus karena diserap oleh akar dan menguap melalui transpirasi.

(gambar 1.4. Aliran massa)

3.      Difusi

Kata difusi berarti suatu penyebaran yang disebabkan oleh pergerakan panas secara acak, sebagai gerak brown dari partikel koloid. Dalam hal ini perpindahan terjadi oleh adanya perbedaan konsentrasi larutan pada dua tempat yang berjarak tertentu dimana pergerakan terjadi dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah. Tanaman menyerap ion dari bulu akar sehingga disekitar bulu akar kadarnya rendah.

(Gambar 1.5. Difusi pada tumbuhan)

D.      Dampak Kekurangan dan Kelebihan Nutrisi pada Tumbuhan

Kekurangan nutrient di tanah atau media tempat tumbuh hidup menyebabkan tanaman mengalami defesiensi. Defesiensi menyebabkan tanaman menjadi tumbuh dan berkembang dengan tidak sempurna. Dan berikut merupakan fungsi nutrisi dan defesiensi yang timbul akibat kekurangan unsure makro dan mikro pada tanaman.[7]

Unsur Makro

Fungsi

Penyakit Akibat Defesiensi

 

Karbon

Oksigen

Hidrogen

Bahan dasar untuk fotosintesis

Pertumbuhan terhambat, methabolisme terhambat, dan tumbuhan akan mati.

Nitrogen

Komponen protein, asam nukleat, koenzim dan klorofil

Pertumbuhan terhambat, daun yang muda berwarna hijau pucat, dan daun yang tua berwarna kuning serta gugur (klorosis).

Sulfur

Komponen sebagian kecil asam amino

Daun berwarna hiaju pucat atau kekuningan dan pertumbuhan lambat.

Kalium

Mengaktifkan enzim, mengatur keseimbangan kelarutan air dan mempengaruhi osmosis

Pertumbuhan lambat, daun-daun yang tua menggulung, terdapat bercak-bercak, tepi daun hangus dan tumbuhan menjadi lemah /mudah roboh.

Kalsium

Mengatur beberapa fungsi sel dan menguatkan dinding sel

Daun-daun tidak terbentuk, tunas ujung mati, dan pertumbuhan akar terhambat.

Fosfor

Komponen asam nukleat, fosfolipid dan ATP.

Berkas pembuluh berwarna keunguan, pertumbuhan terhambat, buah dan biji yang dihasilkan lebih sedikit.

Magnesium

Komponen klorofil dan mengaktifkan beberapa enzim

Klorosis dan daun-daun berguguran pembelahan sel terganggu.

 

Unsur Mikro

Fungsi

Penyakit Akibat Defesiensi

 

Klor

Mengatur pertumbuhan akar dari batang serta mengatur fotosintesis

Layu, klorosis dan beberapa daun mati.

Besi

Mengatur sintesis protein dan transport electron

Klorosis, terbentuk jalur-jalur berwarna kuning serta hijau pada rumput-rumputan.

Boron

Mengatur perkecambahan, pembungaan, pembuahan, pembelahan sel dan methabolisme nitrogen

Pertumbuhan tunas terhenti, cabang-cabang lateral mati, daun menebal dan keriting serta menjadi rapuh.

Mangan

Sintesis klorofil dan pengaktifan koenzim

Berkas pembuluh berwarna gelap, tetapi warna daun memutih dan gugur.

Seng

Mengatur pembentukan auksin, kloroplas, dan amilum serta komponen enzim

Klorosis, daun berwarna merah tua dan akar abnormal.

Tembaga

Komponen beberapa enzim

Klorosis, bintik-bintik pada daun yang sudah mati dan pertumbuhan terhambat.

Molibdenum

Bagian dari enzim yang digunakan dalam methabolisme nitrogen

Daun hijau pucat dan menggulung.

Berikut merupakan dampak yang dapat timbul atau dialami oleh tumbuhan itu sendiri apabila kelebihan elemen makro:

1.      Nitrogen

Unsur Nitrogen dengan lambang unsur N, sangat berperan dalam pembentukan sel tanaman, jaringan, dan organ tanaman.  Nitrogen memiliki fungsi utama sebagai bahan sintetis klorofil, protein, dan asam amino. Oleh karena itu unsur Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar, terutama pada saat pertumbuhan memasuki fase vegetatif.  Bersama dengan unsur Fosfor (P), Nitrogen ini digunakan dalam mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.

Terdapat 2 bentuk Nitrogen, yaitu Ammonium (NH4) dan Nitrat (NO3). Berdasarkan sejumlah penelitian para ahli, membuktikan Ammonium sebaiknya tidak lebih dari 25% dari total konsentrasi Nitrogen. Jika berlebihan, sosok tanaman menjadi besar tetapi rentan terhadap serangan penyakit. Nitrogen yang berasal dari amonium akan memperlambat pertumbuhan karena mengikat karbohidrat sehingga pasokan sedikit. Dengan demikian cadangan makanan sebagai modal untuk berbunga juga akan minimal. Akibatnya tanaman tidak mampu berbunga. Seandainya yang dominan adalah Nitrogen bentuk Nitrat, maka sel-sel tanaman akan kompak dan kuat sehingga lebih tahan penyakit. Untuk mengetahui kandungan N dan bentuk Nitrogen dari pupuk bisa dilihat dari kemasan.

Kelebihan jumlah Nitrogen pun perlu diwaspadai.  Ciri-ciri tanaman apabila unsur N-nya berlebih adalah warna daun yang terlalu hijau, tanaman rimbun dengan daun. Proses pembuangan menjadi lama. Adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak air. Hal itu menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan jamur dan penyakit, serta mudah roboh. Produksi bunga pun akan menurun.

2.      Fospor (P)

Unsur Fosfor (P) merupakan komponen penyusun dari beberapa enzim, protein, ATP, RNA, dan DNA.  ATP penting untuk proses transfer energi, sedangkan RNA dan DNA menentukan sifat genetik dari tanaman. Unsur P juga berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga, dan buah. Pengaruh terhadap akar adalah dengan membaiknya struktur perakaran sehingga daya serap tanaman terhadap nutrisi pun menjadi lebih baik. Bersama dengan unsur kalium, fosfor dipakai untuk merangsang proses pembungaan. Hal itu wajar sebab kebutuhan tanaman terhadap fosfor meningkat tinggi ketika tanaman akan berbunga. Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe), tembaga (Cu), dan seng (Zn) terganggu. Namun gejalanya tidak terlihat secara fisik pada tanaman.

3.      Kalium

Unsur Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis, akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata, atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakardan akhirnya gugur.

Unsur kalium berhubungan erat dengan kalsium dan magnesium. Ada sifat antagonisme antara kalium dan kalsium. Dan juga antara kalium dan magnesium. Sifat antagonisme ini menyebabkan kekalahan salah satu unsur untuk diserap tanaman jika komposisinya tidak seimbang. Unsur kalium diserap lebih cepat oleh tanaman dibandingkan kalsium dan magnesium. Jika unsur kalium berlebih gejalanya sama dengan kekurangan magnesium. Sebab, sifat antagonisme antara kalium dan magnesium lebih besar daripada sifat antagonisme antara kalium dan kalsium. Kendati demkian, pada beberapa kasus, kelebihan kalium gejalanya mirip tanaman kekurangan kalsium. Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman terhambat, sehingga tanaman mengalami defisiensi.

4.      Magnesium

Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun, terutama untuk ketersediaan klorofil.  Jadi kecukupan magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsur itu juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis protein. Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.

5.      Kalsium (Ca)

Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Kalsium komponen yang menguatkan, dan mengatur daya tembus, serta merawat dinding sel. Perannya sangat penting pada titik tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca, pembentukan dan pertumbuhan akar terganggu, dan berakibat penyerapan hara terhambat. Ca berperan dalam proses pembelahan dan perpanjangan sel, dan mengatur distribusi hasil fotosintesis.

6.      Belerang atau Sulfur (S)

Kelebihan Sulfur pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam amino sistin, sistein dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari biotin, tiamin, ko-enzim A dan glutationin. Diperkirakan 90% S dalam tanaman ditemukan dalam bentuk asam amino, yang salah satu fungsi utamanya adalah penyusun protein yaitu dalam pembentukan ikatan disulfida antara rantai-rantai peptida. Belerang (S) merupakan bagian (constituent) dari hasil metabolisme senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai aktivator, kofaktor atau regulator enzim dan berperan dalam proses fisiologi tanaman.

Berikut merupakan dampak yang dapat timbul atau dialami oleh tumbuhan itu sendiri apabila kelebihan elemen mikro:

1.      Boron (B)

Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan, pembelahan dan diferensiasi, dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam sintetis RNA, bahan dasar pembentukan sel. Boron diangkut dari akar ke tajuk tanaman melalui pembuluh xylem. Di dalam tanah boron tersedia dalam jumlah terbatas dan mudah tercuci. Kekurangan boron paling sering dijumpai pada adenium, cirinya mirip daun variegeta. Kelebihan boron menyebabkan ujung daun kuning dan mengalami nekrosis.

2.      Tembaga (Cu)

Fungsi penting tembaga adalah aktivator dan membawa beberapa enzim. Dia juga berperan membantu kelancaran proses fotosintesis. Pembentuk klorofil, dan berperan dalam funsi reproduksi. Kelebihan tembaga (Cu) menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, percabangan terbatas, pembentukan akar terhambat, akar menebal dan berwarna gelap.

3.      Seng atau Zinc (Zn)

Hampir mirip dengan Mn dan Mg, sengat berperan dalam aktivator enzim, pembentukan klorofil dan membantu proses fotosintesis. Kekurangan biasanya terjadi pada media yang sudah lama digunakan. Kelebihan seng tidak menunjukkan dampak nyata.

4.      Besi (Fe)

Besi berperan dalam proses pembentukan protein, sebagai katalisator pembentukan klorofil. Besi berperan sebagai pembawa elektron pada proses fotosintetis dan respirasi, sekaligus menjadi aktivator beberapa enzim. Unsur ini tidak mudah bergerak sehigga bila terjadi kekurangan sulit diperbaiki. Fe paling sering bertentangan atau antagonis dengan unsur mikro lain. Untuk mengurangi efek itu, maka Fe sering dibungkus dengan Kelat (chelate) seperti EDTA (Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid). EDTA adalah suatu komponen organik yang bersifat menstabilkan ion metal. Adanya EDTA maka sifat antagonis Fe pada pH tinggi berkurang jauh. Di pasaran dijumpai dengan merek Fe-EDTA. Pemberian pupuk dengan kandungan Fe tinggi menyebabkan nekrosis yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada daun.

5.      Molibdenum (Mo)

Mo bertugas sebagai pembawa elektron untuk mengubah nitrat menjadi enzim. Unsur ini juga berperan dalam fiksasi nitrogen. Kelebihan tidak menunjukkan gejala yang nyata pada adenium.

6.      Mangan (Mn)

Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tumbuhan yang mengalami kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan mangan dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannya menjadi hidrogen dan oksigen. Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:

a.         Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C.

b.         Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua.

c.         Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim.

d.         Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi.

Mn diperlukan dalam kultur kotiledon selada untuk memacu pertumbuhan jumlah pucuk yang dihasilkan. Mn dalam level yang tinggi dapat mensubstitusikan Mo dalam kultur akar tomat. Mn dapat menggantikan fungsi Mg dalam beberapa sistem enzym tertentu seperti yang dibuktikan oleh Hewith pada tahun 1948.

7.      Klor (Cl)

Klor terlibat dalam osmosis (pergerakan air atau zat terlarut dalam sel), keseimbangan ion yang diperlukan bagi tanaman untuk mengambil elemen mineral dan dalam fotosintesis. Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga. Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat, gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.

8.      Natrium (Na)

Natrium terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion pada tumbuhan. Salah satu kelebihan efek negatif Na adalah bahwa dapat mengurangi ketersediaan K. Daun-daun tenaman bisa menjadi hijau tua dan tipis. Tanaman cepat menjadi layu.

9.      Cobalt (Co)

Cobalt jauh lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen daripada amonium gizi. Tingkat kekurangan nitrogen dapat mengakibatkan gejala defisiensi, diantaranya adalah mengurangi pembentukan hemoglobin dan fiksasi nitrogen.

10.  Silicone (Si)

Silikon dapat meningkatkan hasil melalui peningkatan efisiensi fotosintesis dan menginduksi ketahanan terhadap hama dan penyakit Ditemukan sebagai komponen dari dinding sel. Tanaman dengan pasokan silikon larut menghasilkan tanaman yang lebih kuat, meningkatkan panas dan kekeringan tanaman, toleransi silikon dapat disimpan oleh tanaman di tempat infeksi oleh jamur untuk memerangi penetrasi dinding sel oleh jamur menyerang. Adapun kekurangannya mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit.

 

 

11.  Nikel

Kelebihan Nikel, diperlukan untuk enzim urease untuk menguraikan urea dalam membebaskan nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan untuk tanaman. Nikel diperlukan untuk penyerapan zat besi. Benih perlu nikel untuk berkecambah. Tanaman tumbuh tanpa tambahan nikel akan berangsur-angsur mencapai tingkat kekurangan saat mereka dewasa dan mulai pertumbuhan reproduksi. Kekurangan dari unsur Nikel pada tanaman akan menimbulkan kegagalan dalam menghasilkan benih yang layak.

E.       Aspek Umum Keseimbangan Nutrisi Tumbuhan

Dalam tanah mineral kimiawi dicirikan oleh kandungan alkali cations (misalnya K, Mg dan Ca) dan secara fisik ditentukan oleh tekstur (distribusi ukuran partikel), akar bertindak sebagai penukar ion sementara proses dalam tanah berada dalam keseimbangan antara mineral tanah liat, oksida, dan humus. Akar penyebab ketidakseimbangan karena proses transportasi mereka yang aktif, dan kemampuan untuk menerima konsensus menentang konsentrasi. Proses ini dapat juga terjadi secara selektif untuk percobaan tertentu. Sehubungan dengan tumbuh-tumbuhan yang tidak dikelola atau dipanen manusia, mineral ini dikembalikan dalam biomassa yang mati ke tanah sebagai sampah. Dalam pertanian, kations dihapus dari tanah dengan memanen, merumput atau penggunaan sampah dan kondisi kimiawi dalam tanah berubah.[8]

F.       Fungsi Penyerapan Nutrisi pada Tumbuhan

Tanaman membutuhkan dan mengkonsumsi nutrisi untuk:

1.      Pertumbuhan

2.      Katalis

3.      Pemindahan elekron

4.      Penimbunan pasif

5.      Penyimpanan dan cadangan

 

G.      Pencegahan Penyakit pada Tumbuhan

Hama dan penyakit adalah organisme yang menginfeksi tumbuhan dan merusaknya sehingga mengakibatkan penurunan hasil. Infeksi hama dan penyakit yang terjadi secara meluas dapat mebimbulkan kerugian yang besar. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya perlindungan, baik secara preventif maupun secara kuratif.[9]

(Gambar 1.6. Tanaman yang terserang penyakit)

Pengandalian hama dan penyakit secara preventif adalah tindakan pencegahan pertumbuhan hama dan penyakit supaya tanaman tidak terinfeksi penyakit tersebut. Pengendalian hama dan penyakit secara preventif dilakukan dengan pengolahan tanah secara intensif, pengaturan jarak tanaman secara tepat, penanaman tepat pada waktunya, pelaksanaan sistem pengairan teknis yang baik dengan menggunakan air yang sehat, penanaman jenis/varietas yang resisten, penyiangan, penggunaan benih yang sehat, pembuatan saluran drainase yang baik agar tidak menggenang, pengapuran tanah, pemupukan berimbang, pemangkasan cabang dan dau, penanaman tanaman perangkap dan pergiliran tanaman.[10]

Pengendalian secara kuratif adalah mengobati tanaman yang telah terinfeksi hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit secara kuratif dapat dilakukan dengan pemangkasan bagian tanaman yang terinfeksi, penyemprotan menggunakan obat-obatan kimia, penggenangan sesaat, penyebaran musuh-musuh alami hama, dan secara manual dengan memunguti/atau menagkap hama untuk dibunuh.[11]

Pelindungan tanaman terhadap hama dan penyakit akan berhasil baik apabila dilakukan dengan memperhatikan gejala-gejala yang terjadi. Selain itu serangan hama dan penyakit sering kali terjadi secara mendadak sehingga kewaspadaan hendaknya ditingkatkan. Hingga saat ini metode metode pengendalian hama dan penyakit yang dianggap sangat efektif adalah metode kimiawi. Walaupun disadari akan menimbulkan residu terhadap lingkungan hidup, namun metode tersebut yang paling diantara yang ada. Residu yang dapt ditimbulkan oleh pengendalian ham dan penyakit dengan metode kimiawi, adalah matinya hewan yang bukan sasaran, meracuni lingkungan dan pemakai, resistensi hama  yang dapat mengakibatkan penurunan kwalitas mahluk hidup. Untuk memperkecil atau mengurangi residu efek dari pengendalian hama dan penyakit secara kimiawi, dianjurkan pelaksanaan pengendalian dengan sistem terpadu, yakni penggabungan antara pengendalian secara mekanis, biologis dan kimiawi.[12]

Penyakit pada tumbuham merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, diantara hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah terhadap timbulnya penyakit pada tanaman adalah sebagai berikut[13]:

1.      Guna mencegah agar tanaman bebas dari penyakit dapat diusahakan dengan jalan merendam biji-biji yang akan ditanam dalam air panas pada suhu 49 – 50 ℃ selama 30 menit.

2.      Tata air diatur dengan sebaik-baiknya.

3.      Mencegah aliran air dari daerah terserang ke daerah bebas penyakit.

Selain itu untuk pencegahan penyakit pada perkebunan yang telah diserang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut[14]:

1.      Mengisolir daerah-daerah yang terserang agar tidak dilalui oleh manusia atau hewan.

2.      Tempat-tempat yang terserang diusahakan menjadi kering atau tidak diairi, oleh karena jamur mudah tumbuh pada tempat-tempat yang berair.

3.      Menanam tanam-tanaman yang tahan terhadap serangan penyakit busuk akar, antara lain dengan semua jenis tanaman bunga-bungaan (rotasi tanaman).

H.      Pengertian Karbon

Karbon atau zat arang merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol C dan nomor atom 6 pada tabel periodik. Sebagai unsur golongan 14 pada tabel periodik, karbon merupakan unsur non-logam dan bervalensi 4 (tetravalen), yang berarti bahwa terdapat empat elektron yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan kovalen. Terdapat tiga macam isotop karbon yang ditemukan secara alami, yakni 12C dan 13C yang stabil, dan 14C yang bersifat radioaktif dengan waktu paruh peluruhannya sekitar 5730 tahun. Karbon merupakan salah satu dari di antara beberapa unsur yang diketahui keberadaannya sejak zaman kuno. Istilah “karbon” berasal dari bahasa Latin carbo, yang berarti batu bara.

Karbon memiliki beberapa jenis alotrop, yang paling terkenal adalah grafitintan, dan karbon amorf. Sifat-sifat fisika karbon bervariasi bergantung pada jenis alotropnya. Sebagai contohnya, intan berwarna transparan, manakala grafit berwarna hitam dan kusam. Intan merupakan salah satu materi terkeras di dunia, manakala grafit cukup lunak untuk meninggalkan bekasnya pada kertas. Intan memiliki konduktivitas listik yang sangat rendah, sedangkan grafit adalah konduktor listrik yang sangat baik. Di bawah kondisi normal, intan memiliki konduktivitas termal yang tertinggi di antara materi-materi lain yang diketahui. Semua alotrop karbon berbentuk padat dalam kondisi normal, tetapi grafit merupakan alotrop yang paling stabil secara termodinamik di antara alotrop-alotrop lainnya.

Semua alotrop karbon sangat stabil dan memerlukan suhu yang sangat tinggi untuk bereaksi, bahkan dengan oksigen. Keadaan oksidasi karbon yang paling umumnya ditemukan adalah +4, manakala +2 dijumpai pada karbon monoksida dan senyawa kompleks logam transisi lainnya. Sumber karbon anorganik terbesar terdapat pada batu kapurdolomit, dan karbon dioksida, sedangkan sumber organik terdapat pada batu bara, tanah gambutminyak bumi, dan klatrat metana. Karbon dapat membentuk lebih banyak senyawa daripada unsur-unsur lainnya, dengan hampir 10 juta senyawa organik murni yang telah dideskripsikan sampai sekarang.

Karbon adalah unsur paling berlimpah ke-15 di kerak Bumi dan ke-4 di alam semesta. Karbon terdapat pada semua jenis makhluk hidup, dan pada manusia, karbon merupakan unsur paling berlimpah kedua (sekitar 18,5%) setelah oksigen. Keberlimpahan karbon ini, bersamaan dengan keanekaragaman senyawa organik dan kemampuannya membentuk polimer membuat karbon sebagai unsur dasar kimiawi kehidupan. Unsur ini adalah unsur yang paling stabil di antara unsur-unsur yang lain, sehingga dijadikan patokan dalam mengukur satuan massa atom.

I.         Bentuk Karbon

Karbon ditemukan di alam dalam tiga bentuk alotropik: amorphous, grafit dan berlian. Ceraphite (serafit) merupakan bahan terlunak, sedangkan belian bahan yang terkeras. Grafit ditemukan dalam dua bentuk: alfa dan beta. Mereka memiliki sifat identik, kecuali struktur kristal mereka. Grafit alami dilaporkan mengandung sebanyak 30% bentuk beta, sedangkan bahan sintesis memiliki bentuk alfa. Bentuk alfa hexagonal dapat dikonversi ke beta melalui proses mekanikal, dan bentuk beta kembali menjadi bentuk alfa dengan cara memanaskannya pada suhu di atas 1000 derajat Celcius.

Pada tahun 1969, ada bentuk alotropik baru karbon yang diproduksi pada saat sublimasi grafit pirolotik (pyrolytic graphite) pada tekanan rendah. Di bawah kondisi free-vaporization (vaporisasi bebas) di atas 2550 K, karbon terbentuk sebagai kristal-kristal tranparan kecil pada tepian grafit.

 

J.        Sifat Karbon

Karbon dioksida ditemuka di atmosfir bumi dan terlarut dalam air. Karbon juga merupakan bahan batu besar dalam bentuk karbonat unsur-unsur berikut: kalsium, magnesium, dan besi. Batubara, minyak dan gas bumi adalah hidrokarbon. Karbon sangat unik karena dapat membentuk banyak senyawa dengan hidrogen, oksigen, nitrogen dan unsur-unsur lainnya. Dalam banyak senyawa ini atom karbon sering terikat dengan atom karbon lainnya. Ada sekitar sepuluh juta senyawa karbon, ribuan di antaranya sangat vital bagi kehidupan. Tanpa karbon, basis kehidupan menjadi mustahil. Walau silikon pernah diperkirakan dapat menggantikan karbon dalam membentuk beberapa senyawa, sekarang ini diketahui sangat sukar membentuk senyawa yang stabil dengan untaian atom-atom silikon. Atmosfir planet Mars mengandung 96,2% CO2. Beberapa senyawa-senyawa penting karbon adalah karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), karbon disulfida (CS2), kloroform (CHCl3), karbon tetraklorida (CCl4), metana (CH4), etilen (C2H4), asetilen (C2H2), benzena (C6H6), asam cuka(CH3COOH) dan turunan-turunan mereka.

K.      Proses Pengaturan Karbon pada Tumbuhan

Proses pemamfaatan CO2 di udara dalam ekosistem untuk keperluan fotosintesis tumbuhan dan pembentukan CO2 kembali sebagai hasil dari proses respirasi mahluk hidup. CO2 merupakan gabungan satu molekul karbon dan 2 molekul oksigen. Dan digunakan sebagai baghan baku fotosintesis (gambar 1.1.). Gas ini di atmosfer ditemukan dalam jumlah sedikit yaitu 0,03%. Kadar CO2 di atmosfer berbanding terbalik dengan banyaknya tumbuhan hijau di sekitarnya. Hal ini disebabkan CO2 merupakan komponen utama dalam proses fotosintesis tumbuhan.[15]

(Gambar 1.8. Siklus karbon)

Proses timbal balik fotosintesis dan respirasi mahluk hidup merupakan sumber utama CO2. Tinggi rendahnya kadar CO2 dan O2 di atmosfer secara berkala disebabkan oleh penurunan aktivitas fotosintesis. Semakin banyak populasi manusia dan hewan, maka kadar CO2 dalam udara semakin meningkat. Untuk menjaga keseimbangan kadar CO2 dan O2 maka harus diimbangi dengan penanaman tumbuh-tumbuhan sebagai penghasil O2.[16]

Siklus karbon sangat dipengaruhi oleh oksigen dan fotosintesis. Daur karbon di alam berada di empat tempat yaitu: geosfer atau di dalam bumi, hidrosfer atau di air, atmosfer atau di udara, dan biosfer atau di dalam mahluk hidup. Pencermaan udara pada zaman era globalisasi ini berdampak pada peningkatan CO2 yang masuk ke atmosfer.[17]

Tumbuhan menyerap gas karbondioksida (CO2) dari udara melalui proses fotosintesis, yang selanjutnya diubah menjadi karbohidrat, dan disebarkan ke seluruh tubuh tanaman, dan akhirnya ditimbun di dalam tubuh tanaman. Proses penimbunan karbon (C) dalam tubuh tanaman hidup dinamakan proses penyerapan (Csequestration). Oleh karena itu, mengukur jumlah karbon yang disimpan dalam tubuh tanaman hidup (biomassa) dapat menggambarkan banyaknya CO2 di atmosfer yang diserap oleh tanaman tersebut. Pengukuran cadangan karbon yang masih tersimpan dalam bagian tumbuhan yang telah mati (nekromassa) secara tidak langsung menggambarkan CO2 yang tidak dilepaskan ke udara.[18]

Hal terpenting dari intervensi manusia dalam siklus karbon adalah deforestasi hutan primer (untuk mendapatkan serat dan kayu dan untuk menciptakan lahan yang dapat digunakan). Di daerah tropis hal ini biasanya dikaitkan dengan perubahan penggunaan lahan (pertanian tebang dan bakar). Di hutan boreal deforestasi biasanya diikuti oleh regenerasi. Meskipun demikian, panen awal pohon dikaitkan dengan peningkatan emisi karbon yang signifikan. Karena hutan primer memiliki biomassa yang lebih tinggi daripada hutan sekunder, dan sebagai akibat dari pemanenan terjadi kerusakan lapisan organik yang terakumulasi di hutan primer selama ribuan tahun.[19]

(Gambar 1.9. Batas antara hutan primer dan kawasan tebangan di Kanada)

Gambar di atas menunjukkan konsentrasi CO2 di atmosfer diukur pada mauna loa. Di sini, pengukuran kontinu telah menunjukkan tren peningkatan konsentrasi CO2, dan juga siklus tahunan dengan minimum selama fase dorman di musim dingin belahan bumi utara. Penurunan simultan konsentrasi O2 yang diukur di la jolla, California, juga menunjukkan osilasi tahunan yang berlawanan dengan CO2 (setelah heimann 1997). Sejak tahun 1960 nilai C (Karbon) mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya CO2.

Konsentrasi CO2 di atmosfer saat ini meningkat 0,59 % per tahun. Untuk sepenuhnya memahami implikasinya, tren jangka panjang dari CO2 di atmosfer perlu dipertimbangkan. Penting untuk mengetahui dari mana CO2 antropogenik berasal, sejak tahun 1959 peningkatan konsentrasi CO2 yang terus menerus telah diukur di mauna loa, Hawaii dengan minimum yang sesuai dengan musim tanam di musim panas di belahan bumi utara dan maksimum sesuai dengan fase tidak aktif di musim dingin, ketika produksi CO2 juga sangat tinggi. Penurunan konsentrasi oksigen diamati sejalan dengan peningkatan CO2 ini. Ini adalah bukti bahwa peningkatan CO2 disebabkan oleh pembakaran dan bukan akibat pelepasan CO2 sederhana, misalnya dari lautan. Pada tingkat konsumsi saat ini, oksigen akan habis dalam 50.000 tahun, tetapi potensi penggunaan oksigen juga bergantung pada ketersediaan bahan bakar fosil. Perkiraan bahan bakar fosil tidak pasti dan bergantung pada biaya ekstraksi, cadangan yang dapat diekstraksi sebesar 600-1200 Gt (pasokan 100-200 tahun pada penilai penggunaan saat ini) dihitung termasuk cadangan yang sulit diekstraksi, angkanya sekitar 4000-7000 Gt, dihitung sebagai campuran sumber, dengan minyak 13,6 g C / MJ dan batubara 27,3 g C / KJ (1 kg minyak = 1,44 unit batubara mineral)[20].

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

Tanaman membutuhkan nutrisi untuk metabolisme dan pertumbuhan mereka banyak unsur atau ion mereka yang utama diambil dari tanah. Materi ini dilepaskan ke tanah baik dengan weathering dari batuan asli, dan kemudian bebas tersedia, atau dari zat organik. Nutrient yang dibutuhkan terdiri atas elemen makro dan mikro. Elemen yang dibutuhkan dalam jumlah besar disebut makronutrien. Makronutrien terdiri atas karbon, oksigen, hydrogen, nitrogen, sulfur, fosfor, kalium dan magnesium. Sementara itu elemen yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut mikronutrien, seperti besi, klor, tembaga, magnesium, seng molibdonum, boron dan nikel.

Ketersedian nutrisi di dalam tanah dapat berasal dari nutrisi di dalam tanah yang berbeda, mineral sekunder, bebatuan dan silikat utama. Berdasarkan sumber penyerapannya, unsure hara dipilahkan menjadi dua, yakni unsure hara yang diserapkan dari udara dan unsure hara yang diserap dari tanah. Adapun kontak antara air dan unsure hara dengan permukaan sel bulu akar dapat terjadi melalui peristiwa aliran masa, intersepsi akar dan difusi. Kekurangan nutrient di tanah atau media tempat tumbuh hidup menyebabkan tanaman mengalami defesiensi.

Tumbuhan menyerap gas karbondioksida (CO2) dari udara melalui proses fotosintesis, yang selanjutnya diubah menjadi karbohidrat, dan disebarkan ke seluruh tubuh tanaman, dan akhirnya ditimbun di dalam tubuh tanaman. Proses penimbunan karbon (C) dalam tubuh tanaman hidup dinamakan proses penyerapan (Csequestration). Daur karbon di alam berada di empat tempat yaitu: geosfer atau di dalam bumi, hidrosfer atau di air, atmosfer atau di udara, dan biosfer atau di dalam mahluk hidup.

B.       Saran

Kritik serta saran yang membangun dari para pembaca sangatlah diharapkan guna menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

 

Afandie dan Nasih. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius.

Aryulina, Diah, dkk. 2006. Biologi 3. Jawa Timur: esis.

Cahyono, Bambang. 2003. Cabai Rawit Teknik Budidaya dan Analisi Usaha Tani. Yogyakarta: Kanisius.

Ernst-Detlf Schulze, Erwin beck & Klaus muller Hohenstein. 2005. Plant Ecology. Heidelberg: Springer Berlin.

Jayadi, Muhammad, Edi. 2016. Pengantar Ilmu Lingkungan. Mataram: IAIN Mataram.

Karmana, Oman. 2006. Biologi. Jakarta: GRAFINDO Media Utama.

Sastrahidayat, Rochdjatun, Ika. 2014. Penyakit Tanaman Buah-Buahan. Malang: UB Press.

Suharjo. 2019. Sistem Pertanian Berkelanjutan (Model Pengelolaan Tanaman). Surabaya: Media Sahabat Cendekia.

Togi, Charlos & Sahuri. 2014. Potensi Peningkatan Penyerapan Karbon di Perkebunan Karet Sembawa, Sumatera Selatan. Widyariset (Palembang: Balai Penelitian Sembawa. Vol. 17:3. hlm. 368

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



[1] Oman Karmana, Biologi, Jakarta: GRAFINDO Media Utama, 2006, hlm. 14

[2] Ernst-Detlf Schulze, Erwin beck & Klaus muller Hohenstein, Plant Ecology, Heidelberg: Springer Berlin, 2005, hlm. 132

[3] Afandie dan Nasih, Ilmu Kesuburan Tanah, Yogyakarta: Kanisius, 2002, hlm. 29 dan 32

[4] Ibid

[5] Ibid

[6] Suharjo, Sistem Pertanian Berkelanjutan (Model Pengelolaan Tanaman), Surabaya: Media Sahabat Cendekia, 2019, hlm. 14-19

[7] Diah Aryulina dkk, Biologi 3, Jawa Timur: esis, 2006, hlm. 14-15

[8] Ernst-Detlf Schulze, Erwin beck & Klaus muller Hohenstein, Plant Ecology, Heidelberg: Springer Berlin, 2005, hlm..

[9] Bambang Cahyono, Cabai Rawit Teknik Budidaya dan Analisi Usaha Tani, Yogyakarta: Kanisius, 2003, hlm. 73

[10] Ibid

[11] Ibid

[12] Bambang Cahyono, Cabai Rawit Teknik Budidaya dan Analisi Usaha Tani……hlm. 74

[13] Ika Rochdjatun Sastrahidayat, Penyakit Tanaman Buah-Buahan, Malang: UB Press, 2014, hlm. 53

[14] Ika Rochdjatun Sastrahidayat, Penyakit Tanaman Buah-Buahan…..Hlm. 54

[15] Edi Muhammad Jayadi, Pengantar Ilmu Lingkungan, (Mataram: IAIN Mataram), 2016, hlm. 58

[16] Ibid.

[17] Edi Muhammad Jayadi, Pengantar Ilmu Lingkungan……..hlm. 59

[18] Charlos Togi & Sahuri, Potensi Peningkatan Penyerapan Karbon di Perkebunan Karet Sembawa, Sumatera Selatan, Widyariset (Palembang: Balai Penelitian Sembawa), 2014, Vol. 17:3, hlm. 368

[19] Ernst-Detlf Schulze, Erwin beck & Klaus muller Hohenstein, Plant Ecology, Heidelberg: Springer Berlin, 2005, hlm. 643

[20] Ernst-Detlf Schulze, Erwin beck & Klaus muller Hohenstein, Plant Ecology, Heidelberg: Springer Berlin, 2005, hlm. 642

0 comments:

Post a Comment