Laporan Tetap Praktikum
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur
atas ke hadirat Allah yang Maha Esa yang karena limpahan nikmat serta hidayahnya
kita dapat berkumpul ditempat yang berbahagia ini. Semoga limpahan
nikmatnya selalu menyertai kita sepanjang waktu Allahumma aamiin.
Kedua kalinya tak lupa
pula kita haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi besar kita al imamul rasul wa khotimul anbiya’
Muhammad shallallah alaihi wasallam, yang
dengan perjuangan, kerja keras serta semangat beliau akhirnya kita dapat
merasakan manisnya Islam.
Saya haturkan banyak
terima kasih kepada para dosen, staf laboratorium, serta kakak-kakak tingkat
terlebih khusus lagi yang menjadi Co. Ass atas segala bimbingan dan
pengajarannya sehingga akhirnya laporan tetap praktikum perkembangan hewan ini
dapat diselesaikan. Kritik serta saran yang membangun sangatlah kami harapkan
untuk menyempurnakan laporan ini menjadi lebih baik.
DAFTAR
ISI
COVER
HALAMAN
PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar
Belakang 1
B. Rumusan
Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA 3
BAB
III METODOLOGI 6
A. Pelaksanaan 6
B. Alat
dan Bahan 6
C. Cara
Kerja 6
BAB
IV PEMBAHASAN 7
A. Hasil
Pengamatan 7
B. Analisis
Prosedur 8
C. Pembahasan 8
D. Evaluasi 12
BAB V PENUTUP 14
A. Kesimpulan 14
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gametogenesis
merupakan proses pembentukan sel kelamin pada mahluk hidup. Pada hewan, sel
kelamin jantan dikenal dengan istilah spermatozoa (sperma) dengan proses
pembentukannya disebut spermatogenesis, sedangkan pada sel kelaamin betina
dikenal dengan istilah ovum (sel telur) dengan proses pembentukannya disebut
oogenesis. Peristiwa spermatogenesis dan oogenesis sendiri melibatkan
pembelahan mitosis yang bersifat haploid dan pembelahan meosis yang bersifat
diploid, hal ini dikarenakan adanya reduksi pada jumlah kromosom. Dalam 1 kali
pembelahan spermatogenesis dapat dihasilkan 4 sel anakan (sel sperma),
sedangkan pada peristiwa oogenesis hanya dapat membentuk 1 sel anakan (sel
telur).
Pengetahuan
terkait proses pembentukan sel kelamin (gametogenesis) sangatlah diperlukan
untuk mengetahui bagaimana awal mula terbentuknya mahluk hidup, memajukan
peradaban umat manusia, memecahkan berbagai macam kasus serta penyakit terkait
dengan pembentukan gamet dan menemukan solusi-solusi dari masalah-masalah medis
modern terkait dengan kelainan gamet pada mahluk hidup. Oleh karena hal
tersebut maka praktikum perkembangan hewan ini dilaksanakan, selain itu
praktikum ini juga dilakukan untuk memenuhi kewajiban perkuliahan dari mata
kuliah terkait untuk memenuhi standar pendidikan yang diberikan oleh pemerintah
pusat melalui daerah.
Diharapkan dengan adanya laporan ini penyusun dan pembaca
dapat mengetahui terkait dengan struktur alat reproduksi jantan dan betina pada
hewan vertebrata serta perkembangan sel kelamin jantan dan betina pada hewan
vertebrata. Selain itu penyusun juga berharap dengan adanya laporan ini,
penyusun dapat berpartisipasi untuk mengimplementasikan UUD 1945 tentang
bagaimana cara mencerdaskan generasi bangsa sehingga dapat membangun negara
Indonesia menjadi lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana struktur alat
reproduksi jantan dan betina pada hewan vertebrata?
2.
Bagaimana perkembangan
sel kelamin jantan dan betina pada hewan vertebrata?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui struktur
reproduksi jantan dan betina pada hewan vertebrata.
2.
Untuk mengetahui
perkembangan sel kelamin jantan dan betina pada hewan vertebrata.
BAB II
LANDASAN TEORI
Gametogenesis
adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet terdiri dari gamet
jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina (ovum) yang
dihasilkan di ovarium. Terdapat dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis
dan meiosis. Mitosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan tetapi
tidak terjadi reduksi kromosom contoh apabila ada sel tubuh kita yang rusak
maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan
mitosis, sedangkan pembelahan meiosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2
anakan dengan adanya reduksi kromosom, contohnya pembelahan sel kelamin atau
gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia. Pada pembelahan
mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel
induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/46 kromosom, sedangkan pada
meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23
kromosom. Gametogenesis terdiri 4 tahap: perbanyakan, pertumbuhan, pematangan
dan perubahan bentuk. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan
oogenesis. (Ketut, 2008: 1)
Spermatogenesis
merupakan proses yang fundamental di dalam sistem reproduksi pria yang
melibatkan serangkaian peristiwa genetik dan epigenetik tingkat tinggi di dalam
sel-sel germinal yang berperan penting merubah spermatogonia menjadi
spermatozoa dan dikendalikan oleh hormon gonadotropin, yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Spermatogenesis
terdiri atas tiga tahap utama, yaitu proliferasi spermatogonia, meiosis
spermatosit, dan spermiogenesis spermatid haploid. Selama proses
spermiogenesis, round haploid memasuki fase elongasi, sel-sel germinal mengalami
transformasi dan sejumlah besar histon somatik mengalami penggantian, yaitu
penggantian histon oleh protein transisi dan akhirnya oleh protamine untuk
penyusunan DNA ke dalam inti spermatozoa. Spermiogenesis merupakan proses yang
kompleks yang terdiri dari tiga tahap utama, yaitu tahap round spermatid,
pemanjangan spermatid (elongating
spermatid), dan spermatid yang memanjang (elongated spermatid). (Inhibin B Menghambat Ekspresi Molekul
Protamine P2 di dalam Kepala Spermatozoa Tikus (Rattus norvegicus). Jurnal
Kedokteran Hewan. Vol. 5:2 : 78-79)
Pembelahan
mitosis pada gametogenensis menghasilkan baru yang jumlah kromosomnya sama
persis dengan jumlah sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang atau
46 kromosom, sedangkan pada pembelahan meosis jumlah kromosom pada sel yang
baru terbentuk sudah bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis
terdiri dari 4 tahap: perbanyakan, pertumbuhan, pematangan dan perubahan
bentuk. Gametogenesis terbagi atas 2 berdasarkan jenis kelamin yaitu
spermatogenesis (jantan) dan oogenesis (betina). Gametogenesis melibatkan sel mitosis
dan meosis. Adapun factor penting dalam proses gametogenesis, yaitu:
1.
Sel benih (sel
gamet), sel-sel yang berperan pada peristiwa reproduksi menjadi bakal keturunan
selanjutnya. Disebut juga sel benih atau sel kelamin, pada pria sel sperma
sedangkan wanita sel ovum.
2.
Organogenesis pria
adalah testis (epitel tubulus seminiferus) dan wanita; ovarium (folikel).
3.
Proses pembelahan
sel-sel gamet. (Ramadhan, 2016: 14-15)
Fertilisasi
adalah proses penyatuan ovum (sel telur) dengan spermatozoa, dimana proses ini merupakan
tahap awal pembentukan embrio. Fertilisasi merupakan suatu proses yang sangat
penting dan merupakan titik puncak dari serangkaian proses yang terjadi
sebelumnya. Fertilisasi juga mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau
fusi dari dua sel gamet yang berbeda, yaitu sel gamet jantan dan betina, yang
akan membentuk zygote yang mengandung satu sel. Secara embriologi, fertilisasi
merupakan pemasukan faktor-faktor hereditas pejantan ke ovum, dan melibatkan
penggabungan sitoplasma dan bahan nukleus. Fertilisasi diawali dengan proses
pembentukan gamet yang disebut dengan gametogenesis, yaitu proses pembentukan
spermatozoa (spermatogenesis) pada jantan dan pembentukan ovum (oogenesis) pada
betina. Spermatogenensis berlangsung di dalam testis pada bagian tubulus
seminiferus, sedangkan oogenesis berlangsung di dalam ovarium. Fertilisasi
mempunyai peran dalam penggabungan bahan genetik yang berasal dari spermatozoa
dan ovum. Selain itu fertilisasi juga berperan untuk merangsang perkembangan
dari hasil fertilisasi. Setelah proses fertilisasi berlangsung, dilanjutkan
dengan proses embryogenesis yang meliputi pembelahan zigot, blastulasi,
gastrulasi, dan neurolasi, dan proses akhir adalah organogenesis yaitu proses
pembentukan organ-organ tubuh. (Susari
& Setiasih, 2016: 1)
Pola
gametogenesis polychaeta dapat dibedakan berdasarkan tempat pembentukan dan
diferensiasinya. Pola pertama gamet dihasilkan dan berdiferensiasi dalam gonad,
pola kedua gamet dihasilkan oleh sel-sel proliferasi yang kemudian akan dilepas
dan berdiferensiasi dalam selom (tanpa gonad) dan pola ketiga adalah gabungan
keduanya. (Gametogenesis Cacing Nipah Namalycastis rhodochorde (Polychaeta:
Nereididae). Jurnal Ilmu Dasar. Vol. 11:1 : 39)
BAB III
METODOLOGI
A.
Pelaksanaan
Hari/Tanggal :
Senin/23 November 2020
Waktu : 09:00 WITA-Selesai
Tempat : Laboratorium Prodi IPA Biologi
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Mikroskop Cahaya Monokuler
b.
Mikroskop Cahaya Binokuler
c.
Hp
d.
Alat Tulis
2.
Bahan
a.
Preparat Awetan Spermatozoa
b.
Preparat Awetan Testis Epididimis
c.
Preparat Awetan Ovarium
C.
Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan praktikum.
2. Mengambil preparat awetan spermatozoa dan mengamatinya
di bawah mikroskop dengan perbesar lemah dan kuat.
3. Menggambar sel spermatozoa yang diamati.
4. Mengambil preparat awetan testis epididimis dan
mengamatinya di bawah mikroskop dengan perbesar lemah dan kuat.
5. Menggambar preparat testis epididimis yang diamati.
6. Mengambil preparat awetan ovum dan mengamatinya di bawah
mikroskop dengan perbesar lemah dan kuat.
7. Menggambar sel ovum dan folikel yang diamati.
8. Mendiskusikan hasil pengamatan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1. Gambar Hasil Pengamatan
No. |
Gambar LAB |
Gambar Literatur |
Keterangan |
1. |
|
|
Spermatozoa |
2. |
|
|
Ovum |
3. |
|
|
Testis Epididimis |
2. Table Hasil Pengamatan
No. |
Keterangan |
Spermatozoa |
Ovum |
1. |
Jenis Kelamin |
Laki-laki |
Perempuan |
2. |
Bentuk |
Lonjong Panjang |
Oval |
3. |
Tempat Dibentuk |
Testis |
Ovarium |
4. |
Sifat |
Haploid |
Haploid |
5. |
Kromosom |
XY |
XX |
B.
Analisis Prosedur
Procedural
pertama dalam melakukan praktikum pengamatan bagian-bagian gamet pada hewan
adalah menyiapkan alat dan bahan untuk
melakukan praktikum, agar nantinya dapat langsung melakukan apa yang
diinstruksikan tanpa harus mencari kekurangan alat dan bahan, hal ini juga
untuk meminimalisir waktu. Selanjutnya adalah mengambil preparat awetan
spermatozoa dan mengamatinya dibawah mikroskop dengan perbesar lemah dan kuat,
untuk perbesaran 100 kali (perbesaran kuat) usahakan menggunakan minyak imersi
jika ada agar lensa tidak mengalami kerusakan. Langkah berikutnya adalah menggambar
sel spermatozoa yang diamati, baik itu kepala, leher dan ekor sperma. Kemudian
langkah keempat mengambil preparat awetan testis epididimis dan mengamatinya di
bawah mikroskop dengan perbesar lemah dan kuat. Sebagaimana spermatozoa,
setelah mengamati testis epididimis praktikan diinsturksikan untuk mengambil
gambar ataupun menggambar bagian-bagian dari testis epididimis.
Pengamatan
ketiga adalah preparat awetan ovum, setelah meletakkannya di bawah mikroskop
dan mengamatinya dengan perbesar lemah dan kuat, maka langkah selanjutnya
adalah menggambar sel ovum dan folikel yang diamati. Terakhir adalah
mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan didampingi oleh Co.
Assisten yang mendampingi.
C.
Pembahasan
Gametogenesis
merupakan proses pembentukan gamet (sel kelamin) pada mahluk hidup, sedangkan
proses pembentukan organ pada mahluk hidup disebut dengan istilah
organogenesis. Sel kelamin pada mahluk hidup ada dua, yaitu sel kelamin
laki-laki yang disebut sebagai spermatozoa dan sel kelamin betina yang disebut
sebagai ovum. Spermatozoa terbentuk pada organ testis, lebih tepatnya di bagian
testis epididymis yang termasuk ke dalam struktur vas differen testis. Untuk
ovum sendiri terbentuk di dalam ovarium yang dekat dengan saluran tubafalopi.
Pada
praktikum tersebut kami mengamati preparat awetan dari spermatozoa, testis epididimis
dan ovum. Spermatozoa, berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan dengan
menggunakan perbesaran 10 kali, maka didapatkan bentuk spermatozoa yang panjang
seperti sebuah garis dengan panjang 155 cm dan warna hitam serta memiliki
bentuk seperti kecebong pada fase katak. Spermatozoa memiliki tiga bagian
secara umum, yaitu kepala, leher dan ekor. Kepala, bagian kepala spermatozoa
berbentuk lonjong agak gepeng berisi nucleus (di dalamnya terdapat kromosom)
dengan selaput akrosom yang melapisinya. Selaput akrosom berfungsi untuk
membantu spermatozoa masuk ke dalam ovum untuk melakukan fusi dengan dibantu
oleh enzim hyaluronidase,
enzim ini dikeluarkan dari bagian kepala spermatozoa dan berfungsi untuk
menghancurkan asam hialuronat pada sel telur, sehingga sperma bisa dengan mudah
masuk ke dalamnya.
Leher
spermatozoa berfungsi untuk menghubungkan bagian kepala dengan ekor karena
terletak diantara kedua bagian tersebut, pada leher terdapat mitokondria yang
berfungsi menghasilkan energy untuk sperma agar dapat bergerak dan melakukan
fertilisasi. Ekor spermatozoa atau disebut juga dengan istilah flagella
spermatozoa berfungsi membantu spermatozoa bergerak menuju ovum untuk melakukan
pembuahan dan fusi (peleburan) pada bagian tubafalopi, panjangnya sepuluh kali
dari bagian kepala.
Sperma
yang sehat adalah yang
memenuhi kriteria yang diperlukan untuk bisa membuahi sel telur. Kriteria ini
mengacu pada 3 hal, yakni jumlah, kecepatan gerak, dan bentuk sperma. Hal ini
dapat diketahui melalui analisis
sperma atau analisis air mani. Jumlah sperma normal adalah
antara 15–120 juta sperma per mililiter air mani yang Anda keluarkan saat
ejakulasi. Jika jumlah sperma berada di bawah rentang ini (oligospermia), peluang terjadinya pembuahan akan
semakin kecil.
Morfologi,
atau ukuran dan bentuk spermatozoa, dapat memengaruhi tingkat keberhasilan
pembuahan. Semakin banyak sperma dengan bentuk normal pada air mani, semakin
mudah sperma-sperma tersebut berenang mencapai sel telur. Sebaliknya jika lebih
dari 50% sperma berbentuk tidak normal, tingkat kesuburan
seorang pria jadi berkurang. Selain kriteria-kriteria di atas,
kualitas air mani juga bisa menjadi tolok ukur kualitas spermatozoa. Hal ini
dilihat dari jumlah, kekentalan, pH, dan jumlah sel darah putih pada air mani.
Pria
dengan hasil analisis sperma yang abnormal tetap memiliki kesempatan untuk
menjadi seorang ayah, meskipun mungkin akan membutuhkan waktu yang lebih lama.
Penurunan kualitas spermatozoa dan air mani bisa disebabkan oleh pola hidup
yang tidak baik, misalnya merokok dan mengonsumsi alkohol, serta paparan
radiasi yang berlebihan, misalnya dari memangku laptop yang menyala terlalu
lama. Selain itu, penyakit-penyakit seperti diabetes, gangguan hormon, dan
infeksi juga bisa memengaruhi kualitas spermatozoa. Oleh karena itu, perbaikan
gaya hidup bisa menjadi kunci untuk meningkatkan
kualitas sperma.
Pengamatan
preparat awetan testis epididymis, testis epididymis adalah saluran di dalam skrotum
(kantong pembungkus testis) yang menempel pada bagian belakang testis (buah
zakar). Organ ini berfungsi mengangkut dan menyimpan sperma yang diproduksi
oleh testis. Pada pengamatan dengan menggunakan mikrosko perbesar 10 kali,
testis epididymis tampak seperti irisan daging denga warna putih pada bagian
tengahnya membentuk garis-garis.
Testis epididimis
terdiri dari bagian caput (kepala), corpus (tubuh),
dan cauda (ekor). Setiap bagian tersebut memiliki fungsi
yang berbeda. Kepala epididimis berfungsi sebagai tempat menyimpan sperma. Tubuh epididimis berperan sebagai tempat
pematangan sperma. Proses pematangan sperma biasanya membutuhkan waktu sekitar
1 minggu. Sedangkan, ekor epididimis bertugas menyalurkan sperma ke saluran
ejakulasi. Namun, berbagai fungsi tersebut bisa terganggu jika epididimis
mengalami infeksi, peradangan, atau masalah kesehatan lainnya.
Pengamatan
preparat awetan ovum, ovum merupakan sel kelamin perempuan yang terbentuk di
dalam ovarium. Pada ovarium terdapat kantong cairan yang berisi oosit matang
untuk membentuk sebuah sel telur yang disebut sebagai folikel. Pada preparat
tersebut folikel masih dalam perkembangan untuk memasuki tahap folikel de
graaf. Folikel yang tampak dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10 kali
adalah berbentuk oval dengan warna merah serta ovum yang terletak pada bagian
tepi, folikel ini berada dalam fase folikel dalam pertumbuhan. Folikel juga
berfungsi untuk menghasilkan estrogen, suatu hormone yang diperlukan untuk
perkembangan sel telur.
Folikel
dalam pertumbuhan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: ukurannya lebih besar
dari folikel primer, bagian luar terdapat theca folikuli externa dan interna,
sel-sel folikel berlapis-lapis, mulai terbentuk anthrum folikuli, oosit
membesar, sitoplasma banyak, dan inti sentral dengan gambaran kromatin.
Folikel
matang/folikel de graaf merupakan tahap akhir dalam pembentukan folikel dan
telah sempurna. Ciri-ciri dari folikel matang atau folikel de graaf ini adalah
sebagai berikut: ukurannya besar maksimum, dekat dengan permukaan ovarium,
terdapat theca folikuli externa dan interna, sel-sel folikel menepi terdesak
oleh cairan di dalam anthrum folikuli, anthrum membesar, oosit dikelilingi oleh
sel-sel granulosa yang disebut corona radiate dan dihubungkan ke tepi oleh
suatu tangkai yang disebut cumulus oophorus.
Ovum
secara umum memiliki struktur serta bagian-bagian seperti oosit, sitoplasma sel
telur, membrane dan zona pelusida. Oosit, memiliki ukuran besar, sebenarnya itu adalah satu-satunya sel yang
bisa kita lihat dengan mata telanjang. Sel telur itu berlapis-lapis, memiliki
sitoplasma dan nucleus yang mengandung kromosom haploid. Sitoplasma sel telur mengandung semua
bahan untuk membentuk individu baru, seperti protein, ribosom, tRNA, mRNA, dan
bahan lainnya. Sitoplasma sel telur sering disebut ooplasma. Ovum juga memiliki
membran yang disebut vitelline, sama seperti membran di sel lain. Membran ini
memiliki fungsi melindungi sel telur dan mengatur pertukaran zat antara sel
dengan lingkungan di luar sel. Lalu ada zona pelusida, yang merupakan bagian
pelindung dari sitoplasma sel dan melindungi sel telur. Zona pelusida juga
mencegah lebih dari satu sperma membuahi sel telur. Jadi jika ada sel sperma
yang membuahi sel telur, zona pellucida tidak akan membiarkan sel sperma
lainnya menyerang.
Variable-variable
yang dapat mempengaruhi pengamatan terhadap preparat yang digunakan adalah usia
dari preparat, kwalitas mikroskop yang digunakan dan kemampuan dalam
pengamatan. Pada praktikum tersebut preparat awetan yang digunakan sudah lama
sekali dan memiliki bentuk yang kurang jelas sehingga mengakibatkan pengamatan
menjadi kurang optimal. Selain dari pada itu kerusakan pada lensa mikroskop
yang ada mengakibatkan kita menjadi sulit untuk mengamati secara jelas dan baik
dari preparat yang ada, dimana perbesaran yang dapat kami gunakan hanya
perbesaran 10 x 10.
D.
Evaluasi
Pertanyaan:
1. Jelaskan mamfaat praktikum pada acara gametogenesis!
2. Bagaimana proses pembentukan sel kelamin jantan?
3. Bagaimana proses pembentukan sel kelamin betina?
Jawaban:
1. Mamfaat praktikum pada acara gametogenesis adalah agar
mahasiswa dapat mengetahui struktur alat reproduksi jantan yaitu testis dan
struktur alat reproduksi betina yaitu ovum. Selain itu praktikum ini memiliki
mamfaat agar nantinya mahasiswa ataupun mahasiswi mengetahui bagaimana proses
pembentukan dan perkembangan sel kelamin jantan (spermatozoa) dan sel kelamin
betina (ovum) menggunakan preparat awetan yang telah disediakan.
2. Proses pembentukan sel kelamin jantan disebut dengan
istilah spermatogenesis. Spermatogenesis diawali dengan sel sperma diproduksi pada tubulus seminiferus di dalam
testis. Di dalam dinding tubulus, banyak sel yang tersebar secara acak, yang
disebut sel sertoli. Sel ini berfungsi untuk memberikan makanan untuk sel
sperma yang belum matang. Ketika sel sperma telah matang (spermatogonia),
spermatogonium (sel induk sperma) memperbanyak diri dengan cara mitosis dan
meiosis. Dari spermatogonium, sel sperma akan berubah menjadi spermatosit
primer secara mitosis. Setelahnya, spermatosit primer membelah secara meiosis
menjadi spermatosit sekunder yang berukuran sama. Melalui tahap meiosis kedua,
spermatosit sekunder membelah diri lagi menjadi empat spermatid yang sama
bentuk dan ukuran. Spermatid merupakan tahap akhir sebelum akhirnya berubah
menjadi sel sperma yang matang (spermatozoa) dan siap dikeluarkan bersama
dengan air
mani ketika seorang pria mengalami ejakulasi. Satu sel benih
yang belum matang membutuhkan waktu hingga 74 hari untuk mencapai kematangan
akhir. Selama proses spermatogenesis, lebih dari 300 juta spermatozoa akan
diproduksi setiap hari. Sayangnya, dari sebanyak itu, hanya ada sekitar 100
juta sel sperma yang berhasil matang dengan sempurna pada proses akhir.
3. Proses pembentukan sel kelamin betina disebut dengan
oogenesis. Ovarium
yang ada di embrio memiliki sekitar 600 ribu sel oogonium atau sel induk telur.
Oogenesis terjadi diawali dengan oogonium atau sel induk telur akan matang dan
bermitosis menjadi oosit primer. Oosit primer sendiri nantinya akan bermieosis
menjadi dua bagian menghasilkan oosit sekunder. Berbeda dengan proses
spermatogenesis, pembelahan meiosis pertama pada proses oogenesis mengalami
perkembangan sitoplasma (bagian sel) yang tidak seimbang. Akibatnya, ada satu
oosit yang memiliki banyak sitoplasma, sedangkan oosit lainnya tidak memiliki
sitoplasma. Oosit yang memiliki banyak sitoplasma berukuran lebih besar
daripada oosit yang tidak mempunyai sitoplasma. Nantinya oosit yang lebih kecil
inilah yang disebut dengan badan polar pertama. Setelah itu, oosit sekunder
yang berukuran lebih besar akan mengalami pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan
ootid. Badan polar pertama juga akan membelah menjadi dua badan polar kedua.
Ootid ini akan berkembang menjadi ovum apabila bertemu dengan spermatozoa alias
sel sperma. Proses ini nantinya akan mengalami degenerasi atau perubahan. Jika
setelah degenerasi ootid tidak bertemu dengan sel sperma dan pembuahan tidak
terjadi, maka siklus oogenesis terulang kembali dan akan terjadi menstruasi.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Alat
reproduksi jantan adalah testis sedangkan betina adalam ovarium. Struktur dari
testis adalah tubulus seminiferus, rete testis, ductus eferen dan tunica. Tubulus
seminiferus adalah jaringan berbentuk seperti pembuluh-pembuluh kecil yang
terkumpul, dan merupakan bagian terbanyak di testis. Rete testis berperan dalam
menjalankan salah satu fugsi testis, yaitu membantu sperma bergerak dengan
mikrovili yang dimilikinya. Duktus eferen adalah saluran serupa pipa, yang
menghubungkan rete testis dengan epididimis. Tunica berupa lapisan pelindung,
pembluh dan jaringan terluar testis yang bertugas untuk melindungi testis.
Ovarium
memiliki 3 lapisan, yaitu: bagian permukaan, merupakan
bagian telur dari ovarium yang disusun oleh epitel kuboid selapis atau yang
biasa disebut epitel germinal. Korteks,
korteks merupakan bagian yang terletak setelah bagian permukaan, sebagian besar
disusun oleh jaringan ikat. Korteks merupakan tempat ditemukannya sel folikel
dan oosit. Medulla, medulla
merupakan bagian terdalam dari ovarium yang disusun oleh jaringan
neurovaskular.
Proses
pembentukan sel kelamin jantan disebut dengan istilah spermatogenesis.
Spermatogenesis memiliki tahap sebagai berikut: spermatogonium, spermatosit
primer, spermatosit sekunder, spermatid dan spermatozoa. Adapun proses
pembentukan sel kelamin pada perempuan disebut oogenesis, oogenesis memiliki
tahap sebagai berikut: oogonium, oosit primer, oosit sekunder, badan polar
primer, ootid, badan polar sekunder, ovum dan badan polar.
B.
Saran
Kepada Co. Ass yang
mendampingi kami serta yang lain, diharapkan untuk bersabar dalam membimbing
kami yang masih usil dan sering bertanya.
DAFTAR PUSTAKA
Akmal, Muslim., dkk.
2011. Inhibin B Menghambat Ekspresi
Molekul Protamine P2 di dalam Kepala Spermatozoa Tikus (Rattus norvegicus).
Jurnal Kedokteran Hewan. Vol. 5:2 : 78-79.
Sukadana, Ketut. 2008. Gametogenesis, Oogenesis dan Spermatogenesis.
Bali: Universitas Udayana.
Sumarmin, Ramadhan. 2016.
Perkembangan Hewan. Jakarta: Kencana.
Susari, Werdi, Ni Nyoman
& Setiasih, Eka, Ni Luh. 2016. Fertilisasi
pada Hewan. Bali: Universitas Udayana.
Yuwono, Edy., dkk. 2010. Gametogenesis Cacing Nipah Namalycastis
rhodochorde (Polychaeta: Nereididae). Jurnal Ilmu Dasar. Vol. 11:1 : 39.
LAMPIRAN
0 comments:
Post a Comment