BAB I
PENDAHULUAN
A.
Pendahuluan
Nutrisi merupakan sesuatu
yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk tumbuh dan berkembang. Pada tanaman
nutrisi berdasarkan kebutuhannya dibedakan menjadi 2, yaitu makronutrien
merupakan jenis nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah yang besar oleh tanaman
seperti H2O dan CO2. Kemudian selanjutnya mikronutrien adalah jenis nutrisi
yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah kecil, seperti natrium, phosfor,
mangan dan lainnya. Tanaman dapat mengalami kematian juga rentan jikalau hal
ini tidak tercukupi, karenanya merupakan bentuk implikasi dari kurangnya
nutrient.
Penyakit pada tanaman
menjadi polemic yang lumrah pada masyarakat, terutama untuk jenis tumbuhan yang
dibudidayakan. Oleh karenanya kemudian mereka melakukan berbagai hal sebagai
langkah prefentif untuk menanggulanginya, baik dengan memberikan pupuk serta
nutrisi yang cukup dengan menyiraminya setiap saat dan pemberian pupuk. Dalam
hal ini, jadinya kita ketahui bahwasannya nutrisi merupakan sesuatu yang
memiliki sifat pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman itu
sendiri.
Diharapkan dengan adanya
makalah ini, penyusun dapat lebih mengetahui tentang nutrisi tanaman dan ikut membantu
dalam mengaplikasikan UUD 1945 tentang bagaimana mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga
nantinya tercipta kondisi yang aman dan sejahtera bagi kehidupan masyarakat dan
juga dapat menambah wawasan bagi para pembaca serta generasi berikutnya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah yang
dimaksud dengan nutrisi tanaman dan apa saja jenisnya?
2.
Bagaimana cara
tanaman mengambil nutrisinya?
3.
Apa dampak
kurangnya nutrisi pada tanaman?
4.
Bagaimana cara mencegah
penyakit pada tanaman?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
nutrisi tumbuhan dan jenisnya dibutuhkan oleh tanaman.
2.
Untuk mengetahui
cara tanaman dalam mengambil nutrisinya.
3.
Untuk mengetahui
dampak kurangnya nutrisi pada tanaman.
4.
Untuk mengetahui
cara mencegah penyakit pada tanaman.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Nutrisi Tanaman dan Jenisnya
Semua mahluk hidup
membutuhkan makanan (nutrisi) sebagai sumber energy karenanya merupakan factor
eksternal yang mempengaruhi tumbuh dan kembangnya tanaman selain air, cahaya,
kelembapan, suhu, PH dan gravitasi. Nutrient yang dibutuhkan terdiri atas
elemen makro dan mikro. Elemen yang dibutuhkan dalam jumlah besar disebut
makronutrien. Makronutrien terdiri atas karbon, oksigen, hydrogen, nitrogen,
sulfur, fosfor, kalium dan magnesium. Sementara itu elemen yang dibutuhkan
dalam jumlah sedikit disebut mikronutrien, seperti besi, klor, tembaga,
magnesium, seng molibdonum, boron dan nikel.[1]
Dan berikut merupakan table unsure makro dan mikro yang dibutuhkan oleh
tumbuhan serta gejala defisiensinya:
Unsure |
Gejala Defesiensi |
Unsure Makro |
|
Karbon |
Sangat jarang mengalami defesiensi |
Oksigen dan Uap Air |
Sangat jarang dalam mengalami defesiensi |
Nitrogen |
Daun pucat, klorosis yang berubah
menjadi merah dan ungu, pertumbuhan terhenti |
Kalium |
Klorosis, pinggir daun coklat, akar dan
batang kerdil atau lemah |
Kalsium |
Menghambat pertumbuhan pada daerah
meristem |
Magnesium |
Klorosis daun pada daun tua, terdapat
bercak merah atau ungu |
Fosfor |
Menghambat pertumbuhan, daun tua
berwarna hijau tua |
Sulfur |
Klorosis, daun kering |
Unsure Mikro |
|
Klorin |
Tanaman layu, menghambat pertumbuhan
akar, produksi buah kurang, klorosis |
Besi |
Daun muda klorosis, batang pendek dan
ramping |
Boron |
Meristem apical batang dan akar mati, daun
menggulung |
Mangan |
Klorosis |
Seng |
Ukuran daun mengecil, klorosis,
pemendekan internodus |
Tembaga |
Daun hijau tua, ujungnya kering,
menggulung |
Molybdenum |
Klorosis, daun menggulung, dau muda mati |
Elemen-elemen penting didapat dari lingkungan dengan
jumlah dan bentuk yang berbeda-beda. Setelah diserap, zat-zat tersebut dapat
menjadi bagian struktur tumbuhan dan berfungsi dalam methabolisme. Zat-zat
tersebut juga dapat menjadi zat pemacu dan penghambat enzim serta mempengaruhi
tekanan osmosis sel.[2]
Pemupukan
merupakan salah satu cara penambahan nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan agar
tumbuhan tidak mengalami deferensiasi, yaitu keadaan tumbuhan yang kekurangan
makronutrien ataupun mikronutrien. Defesiensi yang terjadi pada tumbuhan akan
berpengaruh terhadap proses pertumbuhan. Contohnya, jika kekurangan Fe dan Mg,
daun akan menguning (Klorosis) karena Fe berfungsi sebagai biokatalisator dalam
pembentukan klorofil. Selain itu, Fe merupakan salah satu unsure yang diperlukan
pada pembentukan enzim-enzim respirasi yang mengoksidasi glukosa menjadi
karbondioksida dan air. Sementara itu, mangan merupakan unsure inti klorofil.
Dan pengaruh nutrisi dapat terlihat jika bercocok tanam menggunakan hidroponik.[3]
(Gambar
1.1 Pemberian pupuk)
Semua
unsure yang diperlukan oleh tumbuhan terkecuali karbon, didapatkan melalui
akar. Absorpsi ini dibantu oleh luas penampang akar dan adanya ion-ion pada
membrane sel. Dengan adanya pengetahuan tentang unsur-unsur yang dibutuhkan
oleh tumbuhan, manusia mulai mengembangkan cara pemupukan, hidroponik dan
kultur jaringan.
Hidroponik
adalah cara pembudidayaan tanaman tanpa tanah. Sebagai penggantinya, tumbuhan
ditanam pada air yang mengandung unsure-unsur yang diperlukannya. Diantara
jenis tumbuhan yang efektif menggunakan sitem penanaman hidroponik adalah sawi,
hasil penelitian sawi menunjukkan bahwa pertumbuhan sawi akan lebih baik jika
sistem hidroponik yang digunakan mengunakan pasir dengan nutrisi AB mix atau
nutrisi buatan sendiri.[4]
Selain air penanaman hidroponik dapat juga
dilakukan pada medium pasir dan kerikil. Adapun kultur jaringan merupakan
teknik mengembangbiakkan tanaman dalam medium bernutrisi dan dilakukan secara
aseptic. Hasil dari teknik ini berupa tanaman yang sama dengan induknya dan
dapat dihasilkan dalam jumlah yang banyak.[5]
Dan Allah berfirman tentang nutrisi dari tanaman, QS Al An’am: 9:
Artinya:
“Dan
Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air
itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu
tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir
yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan
kebun-kebun anggur, dan (Kami
keluarkan pula) zaitun dan delima
yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya
berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.”
B.
Mekanisme Pengambilan Nutrisi Tanaman
Seperti manusia,
tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman (plant nutrient).
Berbeda dengan manusia yang menggunakan bahan organic, tanaman menggunakan
bahan anorganik untutk mendapatkan energy dan pertumbuhannya. Dengan
fotosintesis, tanaman mengumpulkan karbon yang ada di atmosfir yang kadarnya
sangat rendah, ditambah air diubah menjadi bahan organic oleh klorofil dengan
bantuan sinar matahari. Unsure yang diserap untuk pertumbuhan dan methabolisme
tanaman dinamakan hara tanaman. Mekanisme pengubahan unsure hara menjadi
senyawa organic atau energy disebut metabolism.[6]
Allat Ta’ala berfirman dalam al-qur’a surah An Naml ayat ke 60:
Artinya:
“Atau
siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu
dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan
indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang
(dari kebenaran)”.
Dengan
menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tanaman
tidak dapat digantikan oleh unsure lain dan apabila tidak terdapat hara
tanaman, maka kegiatan methabolisme akan terganggu akan terhenti sama sekali.
Di samping itu, umumnya tanaman yang kekurangan atau ketiadaan suatu hara akan
menampakkan suatu gejala pada organ tertentu yang spesifik yang biasa disebut
gejala kekahatan. Gejala ini akan hilang apabila hara tanaman ditambahkan
kedalam tanah atau diberikan lewat daun.[7]
Berdasarkan
sumber penyerapannya, unsure hara dipilahkan menjadi dua, yakni unsure hara
yang diserapkan dari udara dan unsure hara yang diserap dari tanah.[8]
1. Diserap dari Udara
Unsure hara yang diserap dari udara adalah C, O dan ,
yaitu berasal dari CO2, O2 dan SO2. Senyawa CO2 diasimilasikan dengan proses
karboksilasi oksidatif bersama-sama penyerapan O2 dan H2O. Unsur H diserap
dalam bentuk H2O dan direduksi menjadi H+.
(Gambar 1.2 Penyerapan dari Udara)
2. Diserap dari Tanah
Penyerapan unsure hara dilakukan oleh akar tanaman dan
diambil dari kompleks jerapan tanah ataupun dari larutan tanah berupa kation
atau anion. Adapula yang dapt diserap dalam bentuk khelat (chelation), yaitu
ikatan kation logam dengan senyawa organic. Dewasa ini kebanyakan unsure hara mikro
diberikan lewat daun (foliar application).
(Gambar 1.3 Penyerapan dari Tanah)
Organ yang berfungsi sebagai organ penyerapan unsure
hara dari media tanam adalah akar. Dan yang menyerap air dan unsure hara adalah
bulu-bulu akar. Karena akar merupakan organ penyerap air dan unsure hara, maka
kontak air dan unsure hara dengan permukaan sel bulu-bulu akar merupakan bagian
yang sangat penting dari proses penyerapan. Kontak antara air dan unsure hara
dengan permukaan sel bulu akar dapat terjadi melalui peristiwa aliran masa,
intersepsi akar dan difusi.[9]
1. Intersepsi dan Persinggungan
Pertumbuhan akar tanaman dan terbentuknya bulu akar
yang baru menyebabkan terjadinya persinggungan antara akar dan tanah yang di
dalamnya terkandung ion hara. Pertumbuhan akar dan bulu akar ini menembus pori
agregat tanah dan bersinggungan langsung dengan ion yang ada. Apabila ion
berada dalam bentuk tersedia (available), maka terjadi pertukaran ion dan
kemudian ion ini masuk kedalam akar.
(Gambar 1.4 Intersepsi Tumbuhan)
2. Aliran Massa
Aliran massa adalah gerakan unsure hara di dalam tanah
menuju permukaan tanaman bersamaan dengan gerakan massa air. Aliran massa pada
tanah disebut juga konveksi, meliputi pergerakan dalam fase lautan maupun gas.
Gerakan massa air di dalam tanah menuju permukaan akar tanaman berlangsung
secara terus menerus karena diserap oleh akar dan menguap melalui transpirasi.
(gambar 1.5 Aliran Massa)
3. Difusi
Kata difusi berarti suatu penyebaran yang disebabkan
oleh pergerakan panas secara acak, sebagai gerak brown dari partikel koloid.
Dalam hal ini perpindahan terjadi oleh adanya perbedaan konsentrasi larutan
pada dua tempat yang berjarak tertentu dimana pergerakan terjadi dari
konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah. Tanaman menyerap ion dari bulu
akar sehingga disekitar bulu akar kadarnya rendah.
(Gambar 1.6 Difusi
pada Tumbuhan)
C.
Dampak
Kekurangan Nutrisi pada Tanaman
Kekurangan nutrient di tanah atau media tempat
tumbuh hidup menyebabkan tanaman mengalami defesiensi. Defesiensi menyebabkan tanaman
menjadi tumbuh dan berkembang dengan tidak sempurna. Dan berikut merupakan
fungsi nutrisi dan defesiensi yang timbul akibat kekurangan unsure makro dan
mikro pada tanaman.[10]
Unsur Makro |
Fungsi |
Penyakit Akibat Defesiensi |
Karbon Oksigen Hidrogen |
Bahan dasar untuk fotosintesis |
Pertumbuhan terhambat, methabolisme
terhambat, dan tumbuhan akan mati. |
Nitrogen |
Komponen protein, asam nukleat, koenzim
dan klorofil |
Pertumbuhan terhambat, daun yang muda
berwarna hijau pucat, dan daun yang tua berwarna kuning serta gugur
(klorosis). |
Sulfur |
Komponen sebagian kecil asam amino |
Daun berwarna hiaju pucat atau
kekuningan dan pertumbuhan lambat. |
Kalium |
Mengaktifkan enzim, mengatur
keseimbangan kelarutan air dan mempengaruhi osmosis |
Pertumbuhan lambat, daun-daun yang tua
menggulung, terdapat bercak-bercak, tepi daun hangus dan tumbuhan menjadi
lemah /mudah roboh. |
Kalsium |
Mengatur beberapa fungsi sel dan
menguatkan dinding sel |
Daun-daun tidak terbentuk, tunas ujung
mati, dan pertumbuhan akar terhambat. |
Fosfor |
Komponen asam nukleat, fosfolipid dan
ATP. |
Berkas pembuluh berwarna keunguan,
pertumbuhan terhambat, buah dan biji yang dihasilkan lebih sedikit. |
Magnesium |
Komponen klorofil dan mengaktifkan
beberapa enzim |
Klorosis dan daun-daun berguguran
pembelahan sel terganggu. |
Unsur Mikro |
Fungsi |
Penyakit Akibat Defesiensi |
Klor |
Mengatur pertumbuhan akar dari batang
serta mengatur fotosintesis |
Layu, klorosis dan beberapa daun mati. |
Besi |
Mengatur sintesis protein dan transport
elektron |
Klorosis, terbentuk jalur-jalur berwarna
kuning serta hijau pada rumput-rumputan. |
Boron |
Mengatur perkecambahan, pembungaan,
pembuahan, pembelahan sel dan methabolisme nitrogen |
Pertumbuhan tunas terhenti,
cabang-cabang lateral mati, daun menebal dan keriting serta menjadi rapuh. |
Mangan |
Sintesis klorofil dan pengaktifan
koenzim |
Berkas pembuluh berwarna gelap, tetapi
warna daun memutih dan gugur. |
Seng |
Mengatur pembentukan auksin, kloroplas,
dan amilum serta komponen enzim |
Klorosis, daun berwarna merah tua dan
akar abnormal. |
Tembaga |
Komponen beberapa enzim |
Klorosis, bintik-bintik pada daun yang
sudah mati dan pertumbuhan terhambat. |
Molibdenum |
Bagian dari enzim yang digunakan dalam
methabolisme nitrogen |
Daun hijau pucat dan menggulung. |
D.
Pencegahan
Penyakit pada Tanaman
Hama dan penyakit adalah organism yang
menginfeksi tanaman dan merusaknya sehingga mengakibatkan penurunan hasil.
Infeksi hama dan penyakit yang terjadi secara meluas dapat mebimbulkan kerugian
yang besar. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya perlindungan, baik secara
preventif maupun secara kuratif.[11]
(Gambar
1.7 Tanaman yang Terserang Penyakit)
Pengandalian hama dan penyakit secara preventif
adalah tindakan pencegahan pertumbuhan hama dan penyakit supaya tanaman tidak
terinfeksi penyakit tersebut. Pengendalian hama dan penyakit secara preventif
dilakukan dengan pengolahan tanah secara intensif, pengaturan jarak tanaman
secara tepat, penanaman tepat pada waktunya, pelaksanaan sistem pengairan
teknis yang baik dengan menggunakan air yang sehat, penanaman jenis/varietas
yang resisten, penyiangan, penggunaan benih yang sehat, pembuatan saluran
drainase yang baik agar tidak menggenang, pengapuran tanah, pemupukan
berimbang, pemangkasan cabang dan dau, penanaman tanaman perangkap dan
pergiliran tanaman.[12]
Pengendalian secara kuratif adalah mengobati
tanaman yang telah terinfeksi hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit
secara kuratif dapat dilakukan dengan pemangkasan bagian tanaman yang
terinfeksi, penyemprotan menggunakan obat-obatan kimia, penggenangan sesaat,
penyebaran musuh-musuh alami hama, dan secara manual dengan memunguti/atau
menagkap hama untuk dibunuh.[13]
Pelindungan tanaman terhadap hama dan penyakit
akan berhasil baik apabila dilakukan dengan memperhatikan gejala-gejala yang
terjadi. Selain itu serangan hama dan penyakit sering kali terjadi secara
mendadak sehingga kewaspadaan hendaknya ditingkatkan. Hingga saat ini metode
metode pengendalian hama dan penyakit yang dianggap sangat efektif adalah
metode kimiawi. Walaupun disadari akan menimbulkan residu terhadap lingkungan
hidup, namun metode tersebut yang paling diantara yang ada. Residu yang dapt
ditimbulkan oleh pengendalian ham dan penyakit dengan metode kimiawi, adalah
matinya hewan yang bukan sasaran, meracuni lingkungan dan pemakai, resistensi
hama yang dapat mengakibatkan penurunan
kwalitas mahluk hidup. Untuk memperkecil atau mengurangi residu efek dari
pengendalian hama dan penyakit secara kimiawi, dianjurkan pelaksanaan
pengendalian dengan sistem terpadu, yakni penggabungan antara pengendalian
secara mekanis, biologis dan kimiawi.[14]
Penyakit pada tumbuham merupakan sesuatu yang
tidak dapat dihindari, diantara hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah
terhadap timbulnya penyakit pada tanaman adalah sebagai berikut[15]:
1. Guna mencegah agar tanaman bebas dari penyakit dapat
diusahakan dengan jalan merendam biji-biji yang akan ditanam dalam air panas
pada suhu 49 – 50 ℃ selama 30 menit.
2. Tata air diatur dengan sebaik-baiknya.
3. Mencegah aliran air dari daerah terserang ke daerah
bebas penyakit.
Selain itu untuk pencegahan penyakit pada perkebunan
yang telah diserang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut[16]:
1. Mengisolir daerah-daerah yang terserang agar tidak
dilalui oleh manusia atau hewan.
2. Tempat-tempat yang terserang diusahakan menjadi kering
atau tidak diairi, oleh karena jamur mudah tumbuh pada tempat-tempat yang
berair.
3. Menanam tanam-tanaman yang tahan terhadap serangan
penyakit busuk akar, antara lain dengan semua jenis tanaman bunga-bungaan
(rotasi tanaman).
Allah Ta’ala
berfirman terkait dengan penyakit tumbuhan dalam surah Al Qolam Ayat 19-20:
فَطَافَ عَلَيْهَا طَائِفٌ مِنْ رَبِّكَ
وَهُمْ نَائِمُونَ
Artinya:
“Lalu kebun itu
diliputi malapetaka (yang datang)
dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur”.
فَأَصْبَحَتْ
كَالصَّرِيمِ
Artinya:
“Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam
yang gelap gulita”.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Nutrisi
merupakan factor eksternal yang mempengaruhi tumbuh dan kembangnya tanaman
selain air, cahaya, kelembapan, suhu, PH dan gravitasi. Nutrient yang
dibutuhkan terdiri atas elemen makro dan mikro. Elemen yang dibutuhkan dalam
jumlah besar disebut makronutrien. Makronutrien terdiri atas karbon, oksigen,
hydrogen dan lainnya. Sementara itu elemen yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit
disebut mikronutrien, seperti besi, klor, tembaga, magnesium, seng molibdonum,
boron dan nikel.
Mekanisme
pengambilan nutrisi pada tumbuhan dapat melalui tanah maupun udara, kontak
antara air dan unsure hara dengan permukaan sel bulu akar dapat terjadi melalui
peristiwa aliran masa, intersepsi akar dan difusi. Ini merupakan mekanisme
transport atau pengambilan nutrisi melalui tanah adapun untuk udara melalui
proses fotosintesis.
Kekurangan nutrient di tanah atau media tempat
tumbuh hidup menyebabkan tanaman mengalami defesiensi. Defesiensi menyebabkan
tanaman menjadi tumbuh dan berkembang dengan tidak sempurna. Misalnya tanaman
kekurangan oksigen, air dan karbondiksida, maka implikasinya tanaman akan
mengalami pertumbuhan dan
methabolisme terhambat serta tumbuhan akan mati.
Hama dan penyakit adalah organism yang
menginfeksi tanaman dan merusaknya sehingga mengakibatkan penurunan hasil.
Infeksi hama dan penyakit yang terjadi secara meluas dapat mebimbulkan kerugian
yang besar. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya perlindungan, baik secara
preventif maupun secara kuratif. Dan juga dapat menggunakan pengendalian secara
mekanis, biologis dan kimiawi.
B.
Saran
Kami mohon untuk
menyempurnakan makalah yang jauh dari kata sempurna ini, kritik serta saran
yang membangun sangat kami butuhkan.
[1] Oman Karmana, Biologi, Jakarta: GRAFINDO Media Utama, 2006, Hlm. 14
[2]
Rizky Firmansah dkk, Mudah dan
Aktif Belajar Biologi, Bandung: PT Setia Purna Inves, 2007, Hlm. 13-15
[3] Oman Karmana, Biologi…..Hlm. 14
[4] Hidayati Mas’ud, Sistem Hidroponik dengan Nutrisi dan Media
Tanam Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada, SULTENG: UNTAD, ISSN :
1979 – 5971, Vol. 2(2), 2009, Hlm. 131
[5] Rizky Firmansah dkk, Mudah dan Aktif Belajar Biologi……..
[6] Afandie dan Nasih, Ilmu Kesuburan Tanah, Yogyakarta:
Kanisius, 2002, Hlm. 29 dan 32
[7] Ibid
[8] Ibid
[9] Suharjo, Sistem Pertanian Berkelanjutan (Model
Pengelolaan Tanaman), Surabaya: Media Sahabat Cendekia, 2019, Hlm. 14-19
[10] Diah Aryulina dkk, Biologi 3, Jawa Timur: esis, 2006, Hlm.
14-15
[11] Bambang Cahyono, Cabai Rawit Teknik Budidaya dan Analisi
Usaha Tani, Yogyakarta: Kanisius, 2003, Hlm. 73
[12] Ibid
[13] Ibid
[14] Bambang Cahyono, Cabai Rawit Teknik Budidaya dan Analisi
Usaha Tani……Hlm. 74
[15] Ika Rochdjatun Sastrahidayat, Penyakit Tanaman Buah-Buahan, Malang: UB
Press, 2014, Hlm. 53
[16] Ika Rochdjatun Sastrahidayat, Penyakit Tanaman Buah-Buahan…..Hlm. 54
0 comments:
Post a Comment