Monday 4 January 2021

L. Edwin Arwana: Makalah Nutrisi Tanaman

 



BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Pendahuluan

Nutrisi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk tumbuh dan berkembang. Pada tanaman nutrisi berdasarkan kebutuhannya dibedakan menjadi 2, yaitu makronutrien merupakan jenis nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah yang besar oleh tanaman seperti H2O dan CO2. Kemudian selanjutnya mikronutrien adalah jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah kecil, seperti natrium, phosfor, mangan dan lainnya. Tanaman dapat mengalami kematian juga rentan jikalau hal ini tidak tercukupi, karenanya merupakan bentuk implikasi dari kurangnya nutrient.

Penyakit pada tanaman menjadi polemic yang lumrah pada masyarakat, terutama untuk jenis tumbuhan yang dibudidayakan. Oleh karenanya kemudian mereka melakukan berbagai hal sebagai langkah prefentif untuk menanggulanginya, baik dengan memberikan pupuk serta nutrisi yang cukup dengan menyiraminya setiap saat dan pemberian pupuk. Dalam hal ini, jadinya kita ketahui bahwasannya nutrisi merupakan sesuatu yang memiliki sifat pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman itu sendiri.

Diharapkan dengan adanya makalah ini, penyusun dapat lebih mengetahui tentang nutrisi tanaman dan ikut membantu dalam mengaplikasikan UUD 1945 tentang bagaimana mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga nantinya tercipta kondisi yang aman dan sejahtera bagi kehidupan masyarakat dan juga dapat menambah wawasan bagi para pembaca serta generasi berikutnya.

B.       Rumusan Masalah

1.      Apakah yang dimaksud dengan nutrisi tanaman dan apa saja jenisnya?

2.      Bagaimana cara tanaman mengambil nutrisinya?

3.      Apa dampak kurangnya nutrisi pada tanaman?

4.      Bagaimana cara mencegah penyakit pada  tanaman?

 

 

C.      Tujuan

1.      Untuk mengetahui nutrisi tumbuhan dan jenisnya dibutuhkan oleh tanaman.

2.      Untuk mengetahui cara tanaman dalam mengambil nutrisinya.

3.      Untuk mengetahui dampak kurangnya nutrisi pada tanaman.

4.      Untuk mengetahui cara mencegah penyakit pada tanaman.

 

 

 

 

 

 

 

 

                            

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Pengertian Nutrisi Tanaman dan Jenisnya

Semua mahluk hidup membutuhkan makanan (nutrisi) sebagai sumber energy karenanya merupakan factor eksternal yang mempengaruhi tumbuh dan kembangnya tanaman selain air, cahaya, kelembapan, suhu, PH dan gravitasi. Nutrient yang dibutuhkan terdiri atas elemen makro dan mikro. Elemen yang dibutuhkan dalam jumlah besar disebut makronutrien. Makronutrien terdiri atas karbon, oksigen, hydrogen, nitrogen, sulfur, fosfor, kalium dan magnesium. Sementara itu elemen yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut mikronutrien, seperti besi, klor, tembaga, magnesium, seng molibdonum, boron dan nikel.[1] Dan berikut merupakan table unsure makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tumbuhan serta gejala defisiensinya:

Unsure

Gejala Defesiensi

Unsure Makro

Karbon

Sangat jarang mengalami defesiensi

Oksigen dan Uap Air

Sangat jarang dalam mengalami defesiensi

Nitrogen

Daun pucat, klorosis yang berubah menjadi merah dan ungu, pertumbuhan terhenti

Kalium

Klorosis, pinggir daun coklat, akar dan batang kerdil atau lemah

Kalsium

Menghambat pertumbuhan pada daerah meristem

Magnesium

Klorosis daun pada daun tua, terdapat bercak merah atau ungu

Fosfor

Menghambat pertumbuhan, daun tua berwarna hijau tua

Sulfur

Klorosis, daun kering

Unsure Mikro

Klorin

Tanaman layu, menghambat pertumbuhan akar, produksi buah kurang, klorosis

Besi

Daun muda klorosis, batang pendek dan ramping

Boron

Meristem apical batang dan akar mati, daun menggulung

Mangan

Klorosis

Seng

Ukuran daun mengecil, klorosis, pemendekan internodus

Tembaga

Daun hijau tua, ujungnya kering, menggulung

Molybdenum

Klorosis, daun menggulung, dau muda mati

Elemen-elemen penting didapat dari lingkungan dengan jumlah dan bentuk yang berbeda-beda. Setelah diserap, zat-zat tersebut dapat menjadi bagian struktur tumbuhan dan berfungsi dalam methabolisme. Zat-zat tersebut juga dapat menjadi zat pemacu dan penghambat enzim serta mempengaruhi tekanan osmosis sel.[2]

Pemupukan merupakan salah satu cara penambahan nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan agar tumbuhan tidak mengalami deferensiasi, yaitu keadaan tumbuhan yang kekurangan makronutrien ataupun mikronutrien. Defesiensi yang terjadi pada tumbuhan akan berpengaruh terhadap proses pertumbuhan. Contohnya, jika kekurangan Fe dan Mg, daun akan menguning (Klorosis) karena Fe berfungsi sebagai biokatalisator dalam pembentukan klorofil. Selain itu, Fe merupakan salah satu unsure yang diperlukan pada pembentukan enzim-enzim respirasi yang mengoksidasi glukosa menjadi karbondioksida dan air. Sementara itu, mangan merupakan unsure inti klorofil. Dan pengaruh nutrisi dapat terlihat jika bercocok tanam menggunakan hidroponik.[3]

(Gambar 1.1 Pemberian pupuk)

Semua unsure yang diperlukan oleh tumbuhan terkecuali karbon, didapatkan melalui akar. Absorpsi ini dibantu oleh luas penampang akar dan adanya ion-ion pada membrane sel. Dengan adanya pengetahuan tentang unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan, manusia mulai mengembangkan cara pemupukan, hidroponik dan kultur jaringan.

Hidroponik adalah cara pembudidayaan tanaman tanpa tanah. Sebagai penggantinya, tumbuhan ditanam pada air yang mengandung unsure-unsur yang diperlukannya. Diantara jenis tumbuhan yang efektif menggunakan sitem penanaman hidroponik adalah sawi, hasil penelitian sawi menunjukkan bahwa pertumbuhan sawi akan lebih baik jika sistem hidroponik yang digunakan mengunakan pasir dengan nutrisi AB mix atau nutrisi buatan sendiri.[4]

 Selain air penanaman hidroponik dapat juga dilakukan pada medium pasir dan kerikil. Adapun kultur jaringan merupakan teknik mengembangbiakkan tanaman dalam medium bernutrisi dan dilakukan secara aseptic. Hasil dari teknik ini berupa tanaman yang sama dengan induknya dan dapat dihasilkan dalam jumlah yang banyak.[5] Dan Allah berfirman tentang nutrisi dari tanaman, QS Al An’am: 9:

Artinya:

Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.”

B.       Mekanisme Pengambilan Nutrisi Tanaman

Seperti manusia, tanaman memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman (plant nutrient). Berbeda dengan manusia yang menggunakan bahan organic, tanaman menggunakan bahan anorganik untutk mendapatkan energy dan pertumbuhannya. Dengan fotosintesis, tanaman mengumpulkan karbon yang ada di atmosfir yang kadarnya sangat rendah, ditambah air diubah menjadi bahan organic oleh klorofil dengan bantuan sinar matahari. Unsure yang diserap untuk pertumbuhan dan methabolisme tanaman dinamakan hara tanaman. Mekanisme pengubahan unsure hara menjadi senyawa organic atau energy disebut metabolism.[6] Allat Ta’ala berfirman dalam al-qur’a surah An Naml ayat ke 60:

Artinya:

Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran)”.

Dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsure lain dan apabila tidak terdapat hara tanaman, maka kegiatan methabolisme akan terganggu akan terhenti sama sekali. Di samping itu, umumnya tanaman yang kekurangan atau ketiadaan suatu hara akan menampakkan suatu gejala pada organ tertentu yang spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan. Gejala ini akan hilang apabila hara tanaman ditambahkan kedalam tanah atau diberikan lewat daun.[7]

Berdasarkan sumber penyerapannya, unsure hara dipilahkan menjadi dua, yakni unsure hara yang diserapkan dari udara dan unsure hara yang diserap dari tanah.[8]

1.      Diserap dari Udara

Unsure hara yang diserap dari udara adalah C, O dan , yaitu berasal dari CO2, O2 dan SO2. Senyawa CO2 diasimilasikan dengan proses karboksilasi oksidatif bersama-sama penyerapan O2 dan H2O. Unsur H diserap dalam bentuk H2O dan direduksi menjadi H+.

(Gambar 1.2 Penyerapan dari Udara)

2.      Diserap dari Tanah

Penyerapan unsure hara dilakukan oleh akar tanaman dan diambil dari kompleks jerapan tanah ataupun dari larutan tanah berupa kation atau anion. Adapula yang dapt diserap dalam bentuk khelat (chelation), yaitu ikatan kation logam dengan senyawa organic. Dewasa ini kebanyakan unsure hara mikro diberikan lewat daun (foliar application).

(Gambar 1.3 Penyerapan dari Tanah)

Organ yang berfungsi sebagai organ penyerapan unsure hara dari media tanam adalah akar. Dan yang menyerap air dan unsure hara adalah bulu-bulu akar. Karena akar merupakan organ penyerap air dan unsure hara, maka kontak air dan unsure hara dengan permukaan sel bulu-bulu akar merupakan bagian yang sangat penting dari proses penyerapan. Kontak antara air dan unsure hara dengan permukaan sel bulu akar dapat terjadi melalui peristiwa aliran masa, intersepsi akar dan difusi.[9]

1.      Intersepsi dan Persinggungan

Pertumbuhan akar tanaman dan terbentuknya bulu akar yang baru menyebabkan terjadinya persinggungan antara akar dan tanah yang di dalamnya terkandung ion hara. Pertumbuhan akar dan bulu akar ini menembus pori agregat tanah dan bersinggungan langsung dengan ion yang ada. Apabila ion berada dalam bentuk tersedia (available), maka terjadi pertukaran ion dan kemudian ion ini masuk kedalam akar.

(Gambar 1.4 Intersepsi Tumbuhan)

2.      Aliran Massa

Aliran massa adalah gerakan unsure hara di dalam tanah menuju permukaan tanaman bersamaan dengan gerakan massa air. Aliran massa pada tanah disebut juga konveksi, meliputi pergerakan dalam fase lautan maupun gas. Gerakan massa air di dalam tanah menuju permukaan akar tanaman berlangsung secara terus menerus karena diserap oleh akar dan menguap melalui transpirasi.

(gambar 1.5 Aliran Massa)

3.      Difusi

Kata difusi berarti suatu penyebaran yang disebabkan oleh pergerakan panas secara acak, sebagai gerak brown dari partikel koloid. Dalam hal ini perpindahan terjadi oleh adanya perbedaan konsentrasi larutan pada dua tempat yang berjarak tertentu dimana pergerakan terjadi dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah. Tanaman menyerap ion dari bulu akar sehingga disekitar bulu akar kadarnya rendah.

(Gambar 1.6 Difusi pada Tumbuhan)

C.      Dampak Kekurangan Nutrisi pada Tanaman

Kekurangan nutrient di tanah atau media tempat tumbuh hidup menyebabkan tanaman mengalami defesiensi. Defesiensi menyebabkan tanaman menjadi tumbuh dan berkembang dengan tidak sempurna. Dan berikut merupakan fungsi nutrisi dan defesiensi yang timbul akibat kekurangan unsure makro dan mikro pada tanaman.[10]

Unsur Makro

Fungsi

Penyakit Akibat Defesiensi

 

Karbon

Oksigen

Hidrogen

Bahan dasar untuk fotosintesis

Pertumbuhan terhambat, methabolisme terhambat, dan tumbuhan akan mati.

Nitrogen

Komponen protein, asam nukleat, koenzim dan klorofil

Pertumbuhan terhambat, daun yang muda berwarna hijau pucat, dan daun yang tua berwarna kuning serta gugur (klorosis).

Sulfur

Komponen sebagian kecil asam amino

Daun berwarna hiaju pucat atau kekuningan dan pertumbuhan lambat.

Kalium

Mengaktifkan enzim, mengatur keseimbangan kelarutan air dan mempengaruhi osmosis

Pertumbuhan lambat, daun-daun yang tua menggulung, terdapat bercak-bercak, tepi daun hangus dan tumbuhan menjadi lemah /mudah roboh.

Kalsium

Mengatur beberapa fungsi sel dan menguatkan dinding sel

Daun-daun tidak terbentuk, tunas ujung mati, dan pertumbuhan akar terhambat.

Fosfor

Komponen asam nukleat, fosfolipid dan ATP.

Berkas pembuluh berwarna keunguan, pertumbuhan terhambat, buah dan biji yang dihasilkan lebih sedikit.

Magnesium

Komponen klorofil dan mengaktifkan beberapa enzim

Klorosis dan daun-daun berguguran pembelahan sel terganggu.

 

Unsur Mikro

Fungsi

Penyakit Akibat Defesiensi

 

Klor

Mengatur pertumbuhan akar dari batang serta mengatur fotosintesis

Layu, klorosis dan beberapa daun mati.

Besi

Mengatur sintesis protein dan transport elektron

Klorosis, terbentuk jalur-jalur berwarna kuning serta hijau pada rumput-rumputan.

Boron

Mengatur perkecambahan, pembungaan, pembuahan, pembelahan sel dan methabolisme nitrogen

Pertumbuhan tunas terhenti, cabang-cabang lateral mati, daun menebal dan keriting serta menjadi rapuh.

Mangan

Sintesis klorofil dan pengaktifan koenzim

Berkas pembuluh berwarna gelap, tetapi warna daun memutih dan gugur.

Seng

Mengatur pembentukan auksin, kloroplas, dan amilum serta komponen enzim

Klorosis, daun berwarna merah tua dan akar abnormal.

Tembaga

Komponen beberapa enzim

Klorosis, bintik-bintik pada daun yang sudah mati dan pertumbuhan terhambat.

Molibdenum

Bagian dari enzim yang digunakan dalam methabolisme nitrogen

Daun hijau pucat dan menggulung.

D.      Pencegahan Penyakit pada Tanaman

Hama dan penyakit adalah organism yang menginfeksi tanaman dan merusaknya sehingga mengakibatkan penurunan hasil. Infeksi hama dan penyakit yang terjadi secara meluas dapat mebimbulkan kerugian yang besar. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya perlindungan, baik secara preventif maupun secara kuratif.[11]

(Gambar 1.7 Tanaman yang Terserang Penyakit)

Pengandalian hama dan penyakit secara preventif adalah tindakan pencegahan pertumbuhan hama dan penyakit supaya tanaman tidak terinfeksi penyakit tersebut. Pengendalian hama dan penyakit secara preventif dilakukan dengan pengolahan tanah secara intensif, pengaturan jarak tanaman secara tepat, penanaman tepat pada waktunya, pelaksanaan sistem pengairan teknis yang baik dengan menggunakan air yang sehat, penanaman jenis/varietas yang resisten, penyiangan, penggunaan benih yang sehat, pembuatan saluran drainase yang baik agar tidak menggenang, pengapuran tanah, pemupukan berimbang, pemangkasan cabang dan dau, penanaman tanaman perangkap dan pergiliran tanaman.[12]

Pengendalian secara kuratif adalah mengobati tanaman yang telah terinfeksi hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit secara kuratif dapat dilakukan dengan pemangkasan bagian tanaman yang terinfeksi, penyemprotan menggunakan obat-obatan kimia, penggenangan sesaat, penyebaran musuh-musuh alami hama, dan secara manual dengan memunguti/atau menagkap hama untuk dibunuh.[13]

Pelindungan tanaman terhadap hama dan penyakit akan berhasil baik apabila dilakukan dengan memperhatikan gejala-gejala yang terjadi. Selain itu serangan hama dan penyakit sering kali terjadi secara mendadak sehingga kewaspadaan hendaknya ditingkatkan. Hingga saat ini metode metode pengendalian hama dan penyakit yang dianggap sangat efektif adalah metode kimiawi. Walaupun disadari akan menimbulkan residu terhadap lingkungan hidup, namun metode tersebut yang paling diantara yang ada. Residu yang dapt ditimbulkan oleh pengendalian ham dan penyakit dengan metode kimiawi, adalah matinya hewan yang bukan sasaran, meracuni lingkungan dan pemakai, resistensi hama  yang dapat mengakibatkan penurunan kwalitas mahluk hidup. Untuk memperkecil atau mengurangi residu efek dari pengendalian hama dan penyakit secara kimiawi, dianjurkan pelaksanaan pengendalian dengan sistem terpadu, yakni penggabungan antara pengendalian secara mekanis, biologis dan kimiawi.[14]

Penyakit pada tumbuham merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, diantara hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah terhadap timbulnya penyakit pada tanaman adalah sebagai berikut[15]:

1.      Guna mencegah agar tanaman bebas dari penyakit dapat diusahakan dengan jalan merendam biji-biji yang akan ditanam dalam air panas pada suhu 49 – 50 ℃ selama 30 menit.

2.      Tata air diatur dengan sebaik-baiknya.

3.      Mencegah aliran air dari daerah terserang ke daerah bebas penyakit.

Selain itu untuk pencegahan penyakit pada perkebunan yang telah diserang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut[16]:

1.      Mengisolir daerah-daerah yang terserang agar tidak dilalui oleh manusia atau hewan.

2.      Tempat-tempat yang terserang diusahakan menjadi kering atau tidak diairi, oleh karena jamur mudah tumbuh pada tempat-tempat yang berair.

3.      Menanam tanam-tanaman yang tahan terhadap serangan penyakit busuk akar, antara lain dengan semua jenis tanaman bunga-bungaan (rotasi tanaman).

Allah Ta’ala berfirman terkait dengan penyakit tumbuhan dalam surah Al Qolam Ayat 19-20:

فَطَافَ عَلَيْهَا طَائِفٌ مِنْ رَبِّكَ وَهُمْ نَائِمُونَ

Artinya:

Lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur”.

فَأَصْبَحَتْ كَالصَّرِيمِ

Artinya:

Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

Nutrisi merupakan factor eksternal yang mempengaruhi tumbuh dan kembangnya tanaman selain air, cahaya, kelembapan, suhu, PH dan gravitasi. Nutrient yang dibutuhkan terdiri atas elemen makro dan mikro. Elemen yang dibutuhkan dalam jumlah besar disebut makronutrien. Makronutrien terdiri atas karbon, oksigen, hydrogen dan lainnya. Sementara itu elemen yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut mikronutrien, seperti besi, klor, tembaga, magnesium, seng molibdonum, boron dan nikel.

Mekanisme pengambilan nutrisi pada tumbuhan dapat melalui tanah maupun udara, kontak antara air dan unsure hara dengan permukaan sel bulu akar dapat terjadi melalui peristiwa aliran masa, intersepsi akar dan difusi. Ini merupakan mekanisme transport atau pengambilan nutrisi melalui tanah adapun untuk udara melalui proses fotosintesis.

Kekurangan nutrient di tanah atau media tempat tumbuh hidup menyebabkan tanaman mengalami defesiensi. Defesiensi menyebabkan tanaman menjadi tumbuh dan berkembang dengan tidak sempurna. Misalnya tanaman kekurangan oksigen, air dan karbondiksida, maka implikasinya tanaman akan mengalami pertumbuhan dan methabolisme terhambat serta tumbuhan akan mati.

Hama dan penyakit adalah organism yang menginfeksi tanaman dan merusaknya sehingga mengakibatkan penurunan hasil. Infeksi hama dan penyakit yang terjadi secara meluas dapat mebimbulkan kerugian yang besar. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya perlindungan, baik secara preventif maupun secara kuratif. Dan juga dapat menggunakan pengendalian secara mekanis, biologis dan kimiawi.

B.       Saran

Kami mohon untuk menyempurnakan makalah yang jauh dari kata sempurna ini, kritik serta saran yang membangun sangat kami butuhkan.



[1] Oman Karmana, Biologi, Jakarta: GRAFINDO Media Utama, 2006, Hlm. 14

[2]  Rizky Firmansah dkk, Mudah dan Aktif Belajar Biologi, Bandung: PT Setia Purna Inves, 2007, Hlm. 13-15

[3] Oman Karmana, Biologi…..Hlm. 14

[4] Hidayati Mas’ud, Sistem Hidroponik dengan Nutrisi dan Media Tanam Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada, SULTENG: UNTAD, ISSN : 1979 – 5971, Vol. 2(2), 2009, Hlm. 131

[5] Rizky Firmansah dkk, Mudah dan Aktif Belajar Biologi……..

[6] Afandie dan Nasih, Ilmu Kesuburan Tanah, Yogyakarta: Kanisius, 2002, Hlm. 29 dan 32

[7] Ibid

[8] Ibid

[9] Suharjo, Sistem Pertanian Berkelanjutan (Model Pengelolaan Tanaman), Surabaya: Media Sahabat Cendekia, 2019, Hlm. 14-19

[10] Diah Aryulina dkk, Biologi 3, Jawa Timur: esis, 2006, Hlm. 14-15

[11] Bambang Cahyono, Cabai Rawit Teknik Budidaya dan Analisi Usaha Tani, Yogyakarta: Kanisius, 2003, Hlm. 73

[12] Ibid

[13] Ibid

[14] Bambang Cahyono, Cabai Rawit Teknik Budidaya dan Analisi Usaha Tani……Hlm. 74

[15] Ika Rochdjatun Sastrahidayat, Penyakit Tanaman Buah-Buahan, Malang: UB Press, 2014, Hlm. 53

[16] Ika Rochdjatun Sastrahidayat, Penyakit Tanaman Buah-Buahan…..Hlm. 54

0 comments:

Post a Comment