Klasifikasi Cacing Tanah
Adapun klasifikasi dari
Cacing tanah adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Ordo : Haplotaxida
Famili : Lumbricidae
Class : Trematoda
Genus : Lumbricus
Spesies : Lumbricus terresteris
Anatomi Cacing Tanah
Anatomi cacing tanah sebagai berikut ini :
1. Sistem Pencernaan
Proses
pencernaan makanan yang terdapat pada cacing tanah terdiri dari rongga mulut,
faring berotot, esoffagus, tembolok, kemudian lambung otot usus maupun anus.
a. Mulut.
Yang ada dibawah prostomium
b. Faring.
Faring cacing berotot untuk dapat menarik dan menelan makanannya.
c. Esophagus (kerongkongan). Yaitu sebuah saluran sempit yang
menghubungkan faring dengan tembolok.
d. Tembolok.
Merupakan penyimpanan sementara bagi makanan.
e. Ampela
atau empedal. Untuk menggiling makanan dengan bantuan butiran-butiran tanah.
f.
Anus. Merupakan alat pelepasan sisa
makanan.
g. Kelenjar-kelenjar.
Ada tiga pasang yang duduk berhadapan disepanjang esophagus yang fungsinya
untuk menetralkan makanan yang mengandung asam.
h.
Usus. Disinilah pencernaan makanan
berlangsung dan penyerapan sari-sari makanan.
Cacing merupakan hewan pemakan
buangan sampah. Makanan ini masuk ke dalam mulut bersama dengan butiran-butiran
tanah. Butiran-butiran tanah ini membantu dalam proses pencernaan. Pencernaan
dan penyerapan sari makanan ini terjadi di dalam usus.
2.
Sistem
Sirkulasi
Sistem
sirkulasi pada cacing tanah terdiri dari pembuluh darah dorsal serta pembuluh
darah median. Fungsi pembuluh darah dorsal untuk mengalirkan darah pada arah
anterior. Sementara pembuluh darah median fungsinya mengalirkan darah pada arah
posterior. Di area esophagus ada 5 pasang cabang dari aorta dorsalis yang telah
membesar. Itu berfungsi layaknya cor pada hewan tingkat tinggi. Terdapat juga 2
pembuluh darah lateral dan satu pembuluh darah di sebelah ventral.
3.
Sistem
Nervosum
Pada cacing
tanah mempunyai sistem saraf terdiri dari:
• Ganglion cerebrale, disusun oleh 2
kelompok sel saraf dan commisura
• Saraf sentralis dan cabang-cabangnya
Otak
cacing merupakan pusat sel-sel saraf, yang merupakan coordinator segala
aktivitas. Otak cacing tanah dihubungkan dengan urat saraf ventral kembar. Otak
beserta saluran batang saraf
bercabang-cabang menjadi susunan saraf, menuju ke seluruh ruas-ruas
tubuh. Setiap rangsangan dari luar pada setiap ruas tubuh, akan diteruskan ke
ruas-ruas tubuh yang lain, kepada otot-otot dan satae. Inilah yang memungkinkan
cacing bergerak mundur dan bersembunyi ke dalam liangnya.
4. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi cacing tanah berbentuk
nefridium. Pada setiap segmen ada sepasang nefridia, kecuali 3 segmen yang
pertama atau terakhir. Masing masing nefridium terdiri atas nefrostoma dan
nefridiosphore. Seperti pada hewan lain, cacing juga mempunyai alat
pembuangan zaz-zat sisa yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat sisa
ini berupa benda padat, cair, dan gas. Zat sisa padat dikeluarkan melalui anus.
Zat sisa cair dan sebagian yang berupa gas dibuang melalui rongga tubuh atau selom.
Ini dilakukan oleh alat ekskrit berupa lingkar-lingkar pembuluh yang disebut
nefridium. Nefridium ini terdapat pada ruas-ruas tubuh, kecuali pada 3 ruas
yang terakhir, dan setiap ruas memiliki sepasang nefridium. Pada ruas-ruas
tubuh yang ada di bagian belakang, nefridium ini mudah dilihat.
5.
Sistem
Respirasi
Cacing tanah
punya sistem respirasi pada kulitnya. Karena kulit cacing yang tipis, maka
selalu lembab dan banyak terkandung pembuluh darah kapilernya.
6.
Sistem
Reproduksi
Untuk berkembang biak, cacing
memiliki alat-alat kelamin. Alat kelamin jantan menghasilkan sel-sel sperma,
sedangkan alat kelamin betina menghasilkan zigota, yang kelak akan melahirkan
hewan baru. Pada setiap ekor cacing kedua-dua alat kelamin itu, baik jantan
atau betina ada di dalam tubuh yang biasanya disebut hermaprodit. Oleh
karena itu cacing tanah
bersifat hermafrodit.
Beberapa bagian dari alat-alat
kelamin itu terletak tersembunyi di antara alat-alat tubuh lainya. Agak sukar
untuk melakukan penelitian dengan cara pembedahan biasa. Alat-alat kelamin ini
terletak di bagian tubuh antara ruas ke 9 hingga ruas ke 15. Alat kelamin
betina terdiri dari sepasang ovaria yang terletak pada ruas ke 8. Sepasang
oviduct yang berhubungan dengan suatu saluran terbuka bersilia pada ruas ke 15 kemudian oviduct membesar pada kantung telur
dan ruas ke 14 dan kemudian terbuka sebelah luar. Kecuali itu terdapat sepasang
receptaculum seminalis atau spermatheca pada ruas ke 9 dan ke 10. Alat jantan
terdiri atas dua testis yang berbentuk
menjari pada ruas ke 10 dan ke 11. Dan vasa diferensia sebagai kelanjutan
saluran yang bersilia dan menuju ke arah luar pada ruas ke 15. Sepasang
vesikula seminalis terdapat pada ruas ke 9-10 atau 11-12 dan dua pusat
reservoir. Pembuahan sendiri tak akan terjadi tetapi selalu bersilang, yakni
pada waktu dua hewan mengadakan kopulasi. Dua cacing tanah akan bersatu dengan
membuat sabuk coccon yang berasal dari zat perekat yang dikeluarkan oleh
kelenjar di daerah klitellium.
Alat
kelamin jantan :
a. Kantung
sperma
b. Kantung
testes, tempat membuat sel-sel sperma
c. Kantung
penyimpanan. Untuk menyimpan sel-sel sperma yang belum dikeluarkan
d. Saluran
sperma
e. Lubang
kutikula, melalui lubang kutikula ini sel-sel sperma mangalir keluar pada waktu
dua ekor cacing “kawin”
Alat
kelamin betina:
a. Ovarium,
tempat dihasilkan sel-sel telur
b. Corong
sel telur
c. Kantung
telur
d. Saluran
sel telur
e. Lubang
kutikula, melalui lubang ini sel telur mengalir keluar sewaktu dua ekor cacing
“kawin”
0 comments:
Post a Comment