Monday 4 January 2021

L. Edwin Arwana: Fisiologi Cacing Tanah (Lumbricina)

 



FISIOLOGI CACING TANAH


Klasifikasi cacing tanah :

Kingdom :Animalia

Filum :annelida

Kelas : Oligochaeta

Subkelas :Haplotaxida

Ordo : Megadrilacea

Sub Ordo : Lumbricina +Moniligastrida[1]

Cacing tanah adalah cacing berbentuk tabung dan tersegmentasi dalam filum annelida.Cacing tanah menggali tanah dan makan bahan organikseperti dedaunan yang sudah membusuk Cacing tanah memiliki sistem sirkulasi/peredaran darah tertutup, pembuluh darah dorsal berada diatas elemntary canal dari anus ke pharinx. Pembuluh darahdorsal menerima darah dari body wall dan memompa keanterior menuju kelima pasang aortic arches yang mengatur tekanan darah menuju pembuluh darah ventral, yang mengirimkan darah keseluruh tubuh. Penyerapan nutrisi cacing tanah dimulai dari mulut,cacing tidak memiliki gigi dan mulutnya terdapat dibagian depan tubuhnya .Makanan yang sudah membusuk ditelannya  bersama-sama tanah.Sebelum masuk kedalam ususnya makanan akan tersimpan kedalam Temboloknya. Fungsi Tembolok sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan sementara dan untu melunakan makanan. Makanan yang sudah lunak masuk kelambung berotot/Gizzard, disini makanan digiling secara mekanis.Setelah itu makanan masuk kedalam usus tengah,diusus tengah banyak enzim yang dihasilkan untuk mencerna makanan. Bahan yang tidak diperlukan oleh cacing tanah berupa nitrogen dikeluarkan keluar tubuh melalui proses ekskresi. Cacing tanah memiliki ginjal yang berfungsi  membuang sisa nitrogenhasil hasil sisa metabolisme protein dan alat yang untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh Setiap neprhidium (didebut juga metanephridium) memiliki cilia berbentuk tabung yang disebut neprhostome.Neprhosthom bermuara dirongga tubuh(pseudoselum) dan berlanjut pada saluran berliku-liku(nefridioduc).Bagian akhir dari nefroduct akhir membesar seperti gelembung gelembung ini akan bermuara kebagian luar tubuh melalui pori yang merupakan tulang nefridiofor.Ujung nefridiofor berbentuk bulbus berfungsi untuk mendorong sisa atau sampah keluar tubuh .Sampai nitrogen dan sedikit air yang tersisa  dalam defridium akan diekskresikan keluar melalui nefridiofor. Cacing tanah memiliki alat kelamin jantan dan betinapada satu tubuh (hermafrodit). Tetapi hewan ini tidak dapat membuahi dirinya sendiri dari perkawinan masing-masing cacing tanah akan menghasilkan satu kokon yang berisi telur.Alat-alat reproduksinya terletak beberapa ruas dibelakang mulut.kliteum biasanya  berwarna putih dan menebal seperti membentuk pita. Kiteum hanya dimiliki oeh cacing yang teah dewasa kelamin dan nampak terlihat saat reproduksi. Klitelum ini merupakan tempat awal pembentukan kokon (telur). Kokon mengandung albumin yang diproduksi oleh keenjar kiteum,ovum, dan spermatozoa yang disaurkan kedaamnya ketika melewati pembukaan spermateka. Kokon terus dibentuk sampai cairan sperma habis  setiap kokon akan menghasikan cacing sebanyak 2-20ekor, dan rata-rata 4 ekor.[2]

a)    System gerak

    Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis otot, yaitu stratum circulare, adalah lapisan otot sebelah luar dan stratum longitudinal, yaitu lapisan otot sebelah dalam. Jika musculi ini berkontraksi akan menimbulkan gerakan menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak. Dinding intestine juga mempunyai lapisan otot, yaitu stratum longitudinal. Jika otot ini berkontraksi, akan menimbulkan gerak peristaltik yang dapat mendorong makanan dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar sisa-sisa pencernaan. Ada juga musculi di dalam dinding-dinding pembuluh darah, di dalam pipa-pipa muscular pada nephridia dan di bagian luar berkas saraf. Pada faring juga ada musculi yaitu musculi yang melekatkan faring pada dinding tubuh. Setae digerakkan oleh 2 berkas otot yaitu musculus protactor, yang mendorong setae keluar, dan musculus retractor yang menarik kembali setae masuk ke dalam rongganya. Kedua berkas musculi ini melekat pada ujung-ujung dalam dari setae. Jadi cacing tanah bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot dinding tubuh.[3]

b)    System respirasi dan system pencernaan makanan.

     Cacing tanah bernapas dengan kulinya, sebab kulitnya bersifat lembab, tipis, dan banyak mengandung kapiler-kapiler darah. Sistem pencernaan makanan Saluran pencernaan makanan (saluran pencernaan) cacing tanah sudah lengkap dan sudah terpisah dari sistem cardiovaskulare. Saluran pencernaan ini terdiri atas mulut, pharynx, esophagus, proventriculus, ventriculus, intestine, dan anus.[4]

c)    Pernapasan

Tubuh cacing tertutup oleh selaput bening dan tipis yang disebut kutikula. Kutikula ini selalu lembap dan basah. Melalui selaput inilah cacing bernapas. Kutikula menyebabkan udara di dalam tanah dapat masuk ke pembuluh darah cacing. Setelah masuk ke pembuluh darah, udara tersebut diedarkan ke seluruh tubuh.

d)    Pencernaan

Sistem pencernaan makanan pada cacing sudah sempurna. Cacing memiliki alat-alat pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Proses pencernaan dibantu oleh enzim - enzim
yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Makanan cacing berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.

e)    Eksresi

Pada cacing yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.

Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.

Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.

Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.

Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing hidup di dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.

f)      Peredaran Darah

Memiliki sistem peredaran darah tertutup, yang terdiri dari pembuluh darah dorsal, pembuluh darah ventral dan lima pasang lengkung aorta yang berfungsi sebagai jantung, misal pada cacing tanah (Pheretima).

Arah aliran darah :

Lengkung aorta > pembuluh ventral > kapiler (seluruh jaringa tubuh) > pembuluh dorsal > lengkung aorta (pembuluh jantung).

Oksigen diabsorbsi melalui kulit dan dibawa pembuluh kapiler menuju ke pembuluh dorsal. Pertukaran darah terjadi paad kapiler. Darah cacing tanah mengandung haemoglobin yang terlarut dalam cairan darahnya.

g)    Reproduksi

Sistem reproduksi Cacing bereproduksi secara seksual. Umumnya bersifat hermafrodit, tetapi cacing ini tidak melakukan pembuahan sendiri, melainkan secara silang. Dua cacing yang melakukan kawin silang menempelkan tubuhnya dengan ujung kepala berlawanan. Alat kelamin jantan mengeluarkan sperma dan diterima oleh klitelium cacing pasangannya. Pada saat bersamaan klitelium mengeluarkan mukosa kemudian membentuk kokon. Sperma bergerak ke alat reproduksi betina dan disimpan di reseptakel seminal. Ovum yang dikeluarkan dari ovarium akan dibuahi oleh sperma. Selanjutnya, ovum yang telah dibuahi masuk ke dalam kokon. Telur bersama kokon akan keluar dari tubuh cacing dan menjadi individu yang baru. Telur menetas setelah tiga minggu dan dapat menghasilkan 2-20 lebih secara sekaligus bayi cacing.

h)    Saraf

Pada cacing sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang lebih maju yaitu telah terbentuknya ganglia yang segmental sepanjang tubuhnya. Ganglion supraoesofagus yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagai sebuah stasiun relay sensoris dari reseptor yang peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia pada permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka). Hewan ini mempunyai ganglion pada tiap ruas tubuhnya. Ganglia segmental tersebut dihubungkan dengan tali saraf ventral. Tiap ganglion mempunyai fungsi sebagai pusat yang menerima impuls dari saraf sensorik dari reseptor kulit yang ada disekitarnya. Selain itu terdapat serabut saraf berukuran besar yang menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas berkontraksi bersama-sama.

 

 



[1]Clevand P. Hikman Jr., Larry S. Roberts,Frances M Hickman.Integrated principles of zoloogi.1984.hal 344

 

[2]Lofti,Fisiologi cacing tanah,Pustaka setia,Bandung,2009. Hal 32

[3] Alvianto,filum annelida,Pustaka setia,semarang,2010. Hal 37

[4] Barnes, invertebrate zoology. Ounder college, new York,1987. Hal 32

0 comments:

Post a Comment