FISIOLOGI CACING TANAH
Klasifikasi cacing tanah :
Kingdom :Animalia
Filum :annelida
Kelas : Oligochaeta
Subkelas :Haplotaxida
Ordo : Megadrilacea
Sub Ordo : Lumbricina +Moniligastrida[1]
Cacing tanah adalah cacing berbentuk tabung dan
tersegmentasi dalam filum annelida.Cacing tanah menggali tanah dan makan bahan
organikseperti dedaunan yang sudah membusuk Cacing tanah memiliki sistem
sirkulasi/peredaran darah tertutup, pembuluh darah dorsal berada diatas
elemntary canal dari anus ke pharinx. Pembuluh darahdorsal menerima darah dari
body wall dan memompa keanterior menuju kelima pasang aortic arches yang
mengatur tekanan darah menuju pembuluh darah ventral, yang mengirimkan darah
keseluruh tubuh. Penyerapan nutrisi cacing tanah dimulai dari mulut,cacing tidak
memiliki gigi dan mulutnya terdapat dibagian depan tubuhnya .Makanan yang sudah
membusuk ditelannya bersama-sama
tanah.Sebelum masuk kedalam ususnya makanan akan tersimpan kedalam Temboloknya.
Fungsi Tembolok sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan sementara dan untu
melunakan makanan. Makanan yang sudah lunak masuk kelambung berotot/Gizzard,
disini makanan digiling secara mekanis.Setelah itu makanan masuk kedalam usus
tengah,diusus tengah banyak enzim yang dihasilkan untuk mencerna makanan. Bahan
yang tidak diperlukan oleh cacing tanah berupa nitrogen dikeluarkan keluar
tubuh melalui proses ekskresi. Cacing tanah memiliki ginjal yang berfungsi membuang sisa nitrogenhasil hasil sisa
metabolisme protein dan alat yang untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh
Setiap neprhidium (didebut juga metanephridium) memiliki cilia berbentuk tabung
yang disebut neprhostome.Neprhosthom bermuara dirongga tubuh(pseudoselum) dan
berlanjut pada saluran berliku-liku(nefridioduc).Bagian akhir dari nefroduct
akhir membesar seperti gelembung gelembung ini akan bermuara kebagian luar
tubuh melalui pori yang merupakan tulang nefridiofor.Ujung nefridiofor
berbentuk bulbus berfungsi untuk mendorong sisa atau sampah keluar tubuh
.Sampai nitrogen dan sedikit air yang tersisa
dalam defridium akan diekskresikan keluar melalui nefridiofor. Cacing
tanah memiliki alat kelamin jantan dan betinapada satu tubuh (hermafrodit).
Tetapi hewan ini tidak dapat membuahi dirinya sendiri dari perkawinan
masing-masing cacing tanah akan menghasilkan satu kokon yang berisi
telur.Alat-alat reproduksinya terletak beberapa ruas dibelakang mulut.kliteum
biasanya berwarna putih dan menebal
seperti membentuk pita. Kiteum hanya dimiliki oeh cacing yang teah dewasa kelamin
dan nampak terlihat saat reproduksi. Klitelum ini merupakan tempat awal
pembentukan kokon (telur). Kokon mengandung albumin yang diproduksi oleh
keenjar kiteum,ovum, dan spermatozoa yang disaurkan kedaamnya ketika melewati
pembukaan spermateka. Kokon terus dibentuk sampai cairan sperma habis setiap kokon akan menghasikan cacing sebanyak
2-20ekor, dan rata-rata 4 ekor.[2]
a)
System gerak
Dinding tubuh cacing tanah mempunyai 2 lapis
otot, yaitu stratum circulare, adalah lapisan otot sebelah luar dan stratum
longitudinal, yaitu lapisan otot sebelah dalam. Jika musculi ini berkontraksi
akan menimbulkan gerakan menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia
bergerak. Dinding intestine juga mempunyai lapisan otot, yaitu stratum
longitudinal. Jika otot ini berkontraksi, akan menimbulkan gerak peristaltik
yang dapat mendorong makanan dalam saluran pencernaan dan mendorong keluar
sisa-sisa pencernaan. Ada juga musculi di dalam dinding-dinding pembuluh darah,
di dalam pipa-pipa muscular pada nephridia dan di bagian luar berkas saraf.
Pada faring juga ada musculi yaitu musculi yang melekatkan faring pada dinding
tubuh. Setae digerakkan oleh 2
berkas otot yaitu musculus protactor, yang mendorong setae keluar, dan musculus
retractor yang menarik kembali setae masuk ke dalam rongganya. Kedua berkas
musculi ini melekat pada ujung-ujung dalam dari setae. Jadi cacing tanah
bergerak dengan setae dan kontraksi otot-otot dinding tubuh.[3]
b) System respirasi dan
system pencernaan makanan.
Cacing tanah bernapas dengan kulinya, sebab kulitnya
bersifat lembab, tipis, dan banyak mengandung kapiler-kapiler darah. Sistem pencernaan makanan Saluran
pencernaan makanan (saluran pencernaan) cacing tanah sudah lengkap dan sudah
terpisah dari sistem cardiovaskulare. Saluran pencernaan ini terdiri atas
mulut, pharynx, esophagus, proventriculus, ventriculus, intestine, dan anus.[4]
c)
Pernapasan
Tubuh cacing
tertutup oleh selaput bening dan tipis yang disebut kutikula. Kutikula ini
selalu lembap dan basah. Melalui selaput inilah cacing bernapas. Kutikula
menyebabkan udara di dalam tanah dapat masuk ke pembuluh darah cacing. Setelah
masuk ke pembuluh darah, udara tersebut diedarkan ke seluruh tubuh.
d)
Pencernaan
Sistem
pencernaan makanan pada cacing sudah sempurna. Cacing memiliki alat-alat
pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Proses
pencernaan dibantu oleh enzim - enzim
yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Makanan cacing berupa
daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna
senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh
tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.
e)
Eksresi
Pada cacing
yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung
sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.
Metanefridium
memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di
bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan
bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai
sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang
berliku-liku pada segmen berikutnya.
Bagian akhir
dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian
gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan
lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong
nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh
mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air,
molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung.
Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah
nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.
Metanefridium
berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi
yang berguna ke sistem sirkulasi.
Cairan dalam
rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua
bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena
cacing hidup di dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa
amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.
f)
Peredaran Darah
Memiliki sistem peredaran darah tertutup, yang terdiri
dari pembuluh darah dorsal, pembuluh darah ventral dan lima pasang lengkung
aorta yang berfungsi sebagai jantung, misal pada cacing tanah (Pheretima).
Arah aliran darah :
Lengkung aorta > pembuluh ventral > kapiler
(seluruh jaringa tubuh) > pembuluh dorsal > lengkung aorta (pembuluh
jantung).
Oksigen
diabsorbsi melalui kulit dan dibawa pembuluh kapiler menuju ke pembuluh dorsal.
Pertukaran darah terjadi paad kapiler. Darah cacing tanah mengandung
haemoglobin yang terlarut dalam cairan darahnya.
g)
Reproduksi
Sistem
reproduksi Cacing bereproduksi secara seksual. Umumnya bersifat hermafrodit,
tetapi cacing ini tidak melakukan pembuahan sendiri, melainkan secara silang.
Dua cacing yang melakukan kawin silang menempelkan tubuhnya dengan ujung kepala
berlawanan. Alat kelamin jantan mengeluarkan sperma dan diterima oleh klitelium
cacing pasangannya. Pada saat bersamaan klitelium mengeluarkan mukosa kemudian
membentuk kokon. Sperma bergerak ke alat reproduksi betina dan disimpan di
reseptakel seminal. Ovum yang dikeluarkan dari ovarium akan dibuahi oleh
sperma. Selanjutnya, ovum yang telah dibuahi masuk ke dalam kokon. Telur
bersama kokon akan keluar dari tubuh cacing dan menjadi individu yang baru.
Telur menetas setelah tiga minggu dan dapat menghasilkan 2-20 lebih secara
sekaligus bayi cacing.
h)
Saraf
Pada cacing
sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang lebih maju yaitu telah
terbentuknya ganglia yang segmental sepanjang tubuhnya. Ganglion supraoesofagus
yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagai sebuah stasiun relay sensoris
dari reseptor yang peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia pada permukaan
tubuh disekitarnya (bagian muka). Hewan ini mempunyai ganglion pada tiap ruas
tubuhnya. Ganglia segmental tersebut dihubungkan dengan tali saraf ventral.
Tiap ganglion mempunyai fungsi sebagai pusat yang menerima impuls dari saraf
sensorik dari reseptor kulit yang ada disekitarnya. Selain itu terdapat serabut
saraf berukuran besar yang menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas
berkontraksi bersama-sama.
[1]Clevand P. Hikman Jr., Larry S. Roberts,Frances M Hickman.Integrated principles of zoloogi.1984.hal
344
[2]Lofti,Fisiologi cacing tanah,Pustaka
setia,Bandung,2009. Hal 32
[3] Alvianto,filum annelida,Pustaka setia,semarang,2010. Hal 37
[4] Barnes, invertebrate zoology. Ounder college,
new York,1987. Hal 32
0 comments:
Post a Comment