Laporan Tetap Praktikum
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur
atas ke hadirat Allah yang Maha Esa yang karena limpahan nikmat serta hidayahnya
kita dapat berkumpul ditempat yang berbahagia ini. Semoga limpahan
nikmatnya selalu menyertai kita sepanjang waktu Allahumma aamiin.
Kedua kalinya tak lupa
pula kita haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi besar kita al imamul rasul wa khotimul anbiya’
Muhammad shallallah alaihi wasallam, yang
dengan perjuangan, kerja keras serta semangat beliau akhirnya kita dapat
merasakan manisnya Islam.
Saya haturkan banyak
terima kasih kepada para dosen, staf laboratorium, serta kakak-kakak tingkat
terlebih khusus lagi yang menjadi Co. Ass atas segala bimbingan dan
pengajarannya sehingga akhirnya laporan tetap praktikum perkembangan hewan ini
dapat diselesaikan. Kritik serta saran yang membangun sangatlah kami harapkan
untuk menyempurnakan laporan ini menjadi lebih baik.
DAFTAR
ISI
COVER
HALAMAN
PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar
Belakang 1
B. Rumusan
Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA 3
BAB
III METODOLOGI 6
A. Pelaksanaan 6
B. Alat
dan Bahan 6
C. Cara
Kerja 6
BAB
IV PEMBAHASAN 8
A. Hasil
Pengamatan 8
B. Analisis
Prosedur 9
C. Pembahasan 10
BAB V PENUTUP 13
A. Kesimpulan 13
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metamorfosis adalah
suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan
penampilan fisik dan/atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan
fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan diferensiasi sel yang secara
radikal berbeda. Terdapat dua jenis metamorfosis pada hewan, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Dikatakan
sempurna dikarenakan bentuk larva sangat jauh berbeda dengan bentuk imagonya.
tahapan yang dilalui metamorfosis sempurna ada 4 tahap yaitu, telur - larva -
pupa/nimfa - imago. Contoh metamorfosis sempurna diantaranya, katak, nyamuk, lalat, kupu-kupu. Dan metamorfosis tidak sempurna pada
serangga hanya melalui tiga tahapan yaitu, telur - nimfa - imago (hewan
dewasa). Hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurnya mempunyai bentuk
tubuh sama ketika kecil sampai dewasa. yang membedakan adalah pertumbuhan sebagian
tubuh hewan tersebut. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna
walang, kepik, whitefly, rayap, kutu daun, jangkrik, capung
dan lain-lain. Berikut tahapan metamorfosis pada hewan.
Metamorphosis
pada hewan memiliki mamfaat yang beragam bagi kehidupan manusia, misalnya pada
hewan kupu-kupu. Metamorphosis kupu-kupu memiliki mamfaat diantaranya membantu penyerbukan bunga, menjaga kelangsungan
ekosistem, membantu para ilmuwan memantau perubahan iklim, menyediakan
antibiotic, membantu menyingkirkan serangan pengganggu dan membersihkan
lingkungan dari limbah. Oleh karenanya kemudian untuk mengetahui mamfaat dari
peristiwa metamorphosis pada hewan lainnya, penelitian serta pembelajaran
metamorfosis sangatlah diperlukan oleh umat manusia.
Diharapkan dengan adanya laporan ini penyusun dapat
mengatahui bagaimana tahapan metamorfosis lalat buah (Drosophilla melanogaster) dan pengawetan pada masing-massing
tahapan. Selain itu penyusun juga berharap dengan adanya laporan ini, penyusun
dapat berpartisipasi untuk mengimplementasikan UUD 1945 tentang bagaimana cara
mencerdaskan generasi bangsa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana tahapan dalam metamorfosis lalat buah (Drosophilla melanogaster)?
C. Tujuan
Untuk mengetahui tahapan dalam metamorfosis lalat buah (Drosophilla melanogaster).
BAB II
LANDASAN TEORI
Daur
hidup hewan adalah tahapan perkembangan hewan dari telur hingga dewasa. Setiap
makhluk hidup dapat bertambah jumlahnya karena berkembang biak. Ada yang berkembang
biak dengan bertelur ada pula yang melahirkan. Telur hewan ada yang langsung
menetas menjadi anak yang mirip seperti induknya, contohnya ayam. Ada juga
telur hewan yang menetas menjadi anak tetapi tidak mirip dengan induknya,
contohnya kupu-kupu. Hewan-hewan ini akan menyerupai induknya melalui perubahan
bentuk secara bertahap. Perubahan bentuk hewan tersebut dinamakan metamorfosis.
Metamorfosis ada yang sempurna dan ada yang tidak sempurna. (Windawati, 2016: 36)
Lalat
buah termasuk serangga yang bermetamorfosis sempurna yaitu terdiri dari empat
fase pertumbuhan: telur, larva, pupa dan imago. Telur, berbentuk seperti
noda/titik hitam yang tidak terlalu jelas dan hal ini merupakan gejala awal
serangan lalat buah. Larva, berwarna putih keruh atau putih kekuningan,
berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Pupa (kepompong),
berbentuk oval, warna kecoklatan, dan panjangnya 5 mm. Masa pupa adalah 4 – 10
hari dan setelah itu keluarlah serangga dewasa (imago) lalat buah. Imago, Imago
lalat buah rata-rata berukuran 0,70,3 mm dan terdiri atas kepala, toraks dada, dan
abdomen. Dalam perkembang biakannya, induk lalat akan menempatkan
telur-telurnya pada jaringan buah dalam posisi agak miring, kedua helai benang
halusnya itu tetap menjulur keluar. Telur menetas dalam waktu 2 atau 3 hari,
larvanya langsung merusak dan memakan jaringan buah. Siklus hidupnya dapat
dikatakan demikian singkat, sekitar 14 – 21 hari. (Rosten, 2018: 36-37)
Lalat
buah (Drosophila melanogaster)
tergolong serangga, pada umumnya ringan dan memiliki eksoskeleton atau
integumen yang kuat. Jaringan otot dan organ-organ terdapat di dalamnya. Di
seluruh permukaan tubuhnya, integumen serangga memiliki berbagai syaraf
penerima rangsang cahaya, tekanan, bunyi, temperatur, angin dan bau. Pada
umumnya serangga memiliki 3 bagian tubuh yaitu kepala, toraks dan abdomen.
Kepala berfungsi sebagai tempat dan alat masukan makanan dan rangsangan syaraf,
serta untuk memproses informasi (otak). Lalat memiliki tipe mulut spons
pengisap. Toraks yang terdiri atas tiga ruas memberikan tumpuan bagi tiga
pasang kaki (sepasang pada setiap ruas), dan jika terdapat sayap, dua pasang
pada ruas kedua dan ketiga. Fungsi utama abdomen adalah untuk menampung saluran
pencernaan dan alat reproduksi. Saluran pencernaan serangga terbagi menjadi
tiga wilayah yaitu stomodaeum, proctodaeum dan mesenteron. Saluran pencernaan
tersebut terbentuk pada saat embrio. Stomodeum terdiri dari pharing, esophagus,
crop, proventrikulus dan kelenjar ludah. Mesenteron terdiri dari gastric kaeka,
ventrikulus, membrane peritropik. Proktodeum terdiri dari tabung malphigi,
ileum, colon, rektum dan anus. (Ekstrak Daun Kirinyuh (Eupatorium
odoratum) dan Lalat Buah (Drosophila
melanogaster). Jurnal Serambi Akademica. Vol. 3:2 : 338)
Metamorphosis
lalat buah tergantung pada faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban dan
faktor makanan yang tersedia. Ketersediaan Sumber makanan sangat berpengaruh
terhadap perkembangan populasi serangga. Waktu yang diperlukan dalam
metamorphosis lalat buah dari periode ke periode tidak sama antara telur
menetas menjadi larva, larva menjadi pupa, dan pupa menjadi imago. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa tidak semua lalat buah mengalami perkembangan
secara sempurna dengan waktu yang sesuai untuk metamorphosis lalat buah pada
umumnya mulai dari fase telur sampai dewasa. Perbedaan ini disebabkan beberapa
factor antara lain perbedaan kandungan nutrisi dan air pada media biakan satu
dengan yang lainnya serta kondisi buah, buah yang berjamur akan mempengaruhi
proses penetasan pada lalat buah. (Perkembangan Metamorphosis Lalat Buah
(Drosophilla melanogaster) pada Media
Biakan Alami sebagai Referensi Pembelajaran pada Matakuliah Perkembangan Hewan.
Jurnal Biotik. Vol. 1:1 : 14-15)
Lalat buah memerlukam nutrisi untuk proses pematangan telurnya. Beberapa
nutrisi yang diperlukan terdapat di alam antara lain nektar dan madu. Lalat
betina merupakan penyebab terjadinya kerusakan pada buah-buahan karena lalat
inilah yang meletakkan telur-telurnya ke dalam buah dengan alat peletak
telurnya (ovopositor). Telur-telur
tersebut menetas menjadi larva atau belatung yang menyebabkan pembusukan dan
rusaknya jaringan buah-buahan. Larva dewasa akan menjatuhkan diri ke tanah dan
selanjutnya akan berubah menjadi pupa. Selama masa ini, pupa berpuasa dan hanya terdiam
diri untuk mempersiapkan diri menjadi lalat buah dewasa. (Khusnul, 2009: 11)
BAB III
METODOLOGI
A.
Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Senin/23 November 2020
Waktu : 09:00 WITA-Selesai
Tempat : Laboratorium Prodi IPA Biologi
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Mikroskop Cahaya Monokuler
b.
Mikroskop Cahaya Binokuler
c.
Kaos Stoking
d.
Karet Gelang/Tali
e.
Toples Transparan
f.
Hp
g.
Alat Tulis
2.
Bahan
a.
Buah Pisang
b.
Agar-Agar Putih
c.
Tepung Sariti
d.
Air 500 ml
e.
Telur Lalat Buah
f.
Larva Lalat Buah
g.
Pupa Lalat Buah
h.
Imago Lalat Buah
C.
Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Membuat medium perkembangan lalat buah dengan
mencampurkan bahan-bahan yang sudah disiapkan.
3. Meletakkan media perkembangbiakan dalam media yang
telah disiapkan.
4. Mengambil lalat buah yang telah didapatkan untuk
melakukan persilangan.
5. Mengawetkan setiap fase perkembangan lalat buah yang
telah terjadi mulai dari telur, larva, pupa dan imago lalat buah.
6. Mengamati ciri-ciri dari masing-masing tahap
perkembangan lalat buah menggunakan mikroskop dengan perbesaran kecil dan
besar.
7. Mendiskusikan hasil pengamatan dan mencatatnya pada
buku catatan masing-masing.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1. Gambar Hasil Pengamatan
No. |
Gambar LAB |
Gambar Literatur |
Keterangan |
1. |
|
|
Telur |
2. |
|
|
Larva |
3. |
|
|
Pupa |
4. |
|
|
Imago |
2. Tabel Hasil Pengamatan
No. |
Tahapan Metamorfosis Lalat Buah |
Keterangan |
1. |
Telur |
Telur lalat buah berwarna putih dan
memiliki bakal anthena seperti tanduk serta berbentuk bulat dan lonjong. |
2. |
Larva |
Larva lalat buah berwarna putih dan
memiliki bentuk yang lonjong. |
3. |
Pupa |
Pupa lalat buah berwarna kecoklatan dan
berbentuk lonjong. |
4. |
Imago |
Imago lalat buah menyerupai lalat
dewasa, memiliki sayap, alat indra dan kaki untuk bergerak serta system
regulasi yang kompleks. |
5. |
Lalat Buah Dewasa |
Lalat buah dewasa telah mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sempurna pada segala bagian anggota tubuh
dan system regulasinya. |
B.
Analisis Prosedur
Procedural
dalam melakukan praktikum pengamatan metamorphosis serangga dimulai dengan menyiapkan
alat dan bahan yang diperlukan. Lanhkah kedua membuat medium perkembangan lalat
buah dengan mencampurkan bahan-bahan yang sudah disiapkan. Langkah ketiga meletakkan
media perkembangbiakan dalam media yang telah disiapkan. Langkah keempat mengambil
lalat buah yang telah didapatkan untuk melakukan persilangan. Langkah kelima mengawetkan
setiap fase perkembangan lalat buah yang telah terjadi mulai dari telur, larva,
pupa dan imago lalat buah. Langkah keenam mengamati ciri-ciri dari
masing-masing tahap perkembangan lalat buah menggunakan mikroskop dengan
perbesaran kecil dan besar. Dan langkah terakhir adalah mendiskusikan hasil
pengamatan dan mencatatnya pada buku catatan masing-masing.
C.
Pembahasan
Metamorfosis
merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan hewan setelah kelahiran atau
penetasan. Secara umum metamorphosis dibagi menjadi 2, yaitu metamorphosis
sempurna (holometabola) dan metamorphosis tidak (hemimetabola) sempurna.
Metamorphosis sempurna merupakan jenis metamorphosis yang perubahan pada tiap
fase individu tidaklah sama, sedangkan metamorphosis tidak sempurna merupakan
jenis metamorfosi yang sangat mirip antara fase nimfa dengan imagonya, hal ini
dapat kita lihat pada hewan jenis kecoak, belalang dan lain-lain.
Pada
pengamatan yang kami lakukan terhadap fase perkembangan lalat buah (Drosophilla melanogaster), kami hanya
mendapati fase pertama yaitu telur sampai dengan fase ketiga yaitu pupa.
Penyebabnya karena masalah waktu yang terbatas serta pengawinan objek
pengamatan yang terlambat. Fase pertama pada lalat buah ada telur, telur lalat
buah berwarna putih dengan bentuk bulat serta biasanya ditaruh secara
berkelompok dan menempel pada media yang dibuat seperti buah, kertas dan
lain-lain, selain itu telur lalat buah biasanya di letakkan di tempat yang
tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Seekor lalat buah betina dapat meletakkan telur 1–40
butir/hari, dengan jumlah 1.200 -1.500 butir. Telur lalat buah berukuran
sekitar 0,5 mm. pada ujuang anteriornya, terdapat sebuah lubang yang
disebut “micropyle” dan dibatasi oleh
dua sampai empat buah tonjolan yang memanjang berbetuk sendok. Telur tersebut
dibuahi di dalam tubuh dan sperma masuk melalui “micropyle”. Telur yang baru dikeluarkan, pada umumnya sudah
memasuki tahap blastula atau tahap lebih lanjut apabila proses peneluran
terganggu.
Fase
larva, larva pada lalat buah berdasarkan hasil pengmatan yang kami lakukan
dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10 x 10 berwarna putih telur dengan
bentuk lonjong serta memiliki bakal anthena pada ujungnya. Dari fase telur ke
larva membutuhkan waktu 3 hari. Lalat
buah melalui tiga tahapan larva, dimana larva makan, tumbuh, dan larva berganti
kulit (terkelupas lapisan luarnya yang keras).
Fase
pupa, pupa pada lalat buah berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan
dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10 x 10 berwarna coklat dengan
garis-garis segmen. Dari fase larva ke pupa membutuhkan waktu 6 – 7 hari, akan
tetapi pada media yang kami gunakan sesuatu yang menyerupai pupa ditemukan
dengan jangka waktu 4 hari dari mulai perubahan ke larva. Masa pupa adalah 4—10 hari dan setelah itu keluarlah serangga
dewasa (imago) lalat buah. Imago lalat buah rata-rata berukuran 0,7 mm x 0,3 mm
dan terdiri atas kepala, toraks dada, dan abdomen. Toraks terdiri atas 3 ruas;
berwarna oranye, merah kecoklatan, coklat, atau hitam dan memiliki sepasang
sayap.
Fase
imago (lalat muda), fase ini merupakan fase yang menyerupai lalat dewasa,
dimana imago memiliki alat gerak berupa kaki dan sayap untuk terbang. Proses
organogenesis pada tahap imago telah sempurna, baik berupa system eksresi,
respirasi, regulasi dan lain-lain. Imago pada lalat buah berdasarkan pengamatan
yang telah kami lakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10 x 10
memiliki bitnik-bintik pada bagian abdomennya menandakan bahwasannya dia
merupakan lalat buah jantan.
Cara membedakan Drosophila
melanogaster yang jantan dan
betina. Hewan jantan ukuran tubuhnya lebih kecil dibandingkan hewan betina.
Ujung abdomen jantan runcing sedangkan ujung abdomen betina tumpul. Selain itu
juga dapat dilihat dari bintik hitam pada ujung abdomen yang dimiliki
Drosophila melanogaster jantan sedangkan pada betina tidak memiliki bintik
hitam pada ujung abdomennya.
Variable-variable
yang perlu diperhatikan dalam pengamatan metamorphosis serangga ini adalah
variable control berupak waktu sedangkan variable bebasnya dapat berupa alat
dan bahan yang kurang memadai sehingga hasil pengamatan kurang optimal.
Misalnya dalam pengamatan fase lalat buah tersebut kami hanya dapat menggunakan
1 buah mikroskop cahaya binokuler dan 2 buah mikroskop cahaya monokuler yang
hanya dapat menggunakan perbesaran 10 x 10, hal ini disebabkan kerusakan pada
lensa mikroskop dengan perbesaran yang lebih besar. Masalah lain juga yang kami
alami adalah tidak adanya salah satu bahan yang fundamental dalam fase
pertumbuhan dan perkembangan lalat buah, fase tersebut adalah fase telur.
Terlepas dari semua hal tersebut kami hanya bias bersyukur atas apa yang ada
dan semoga kedepannya menjadi lebih baik.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Lalat
buah termasuk kedalam kelas insect dengan filum anthropoda serta hewan dengan
metamorphosis sempurna. Metamorphosis sempurna adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan
penampilan fisik dan atau struktur setelah kelahiran atau penetasan yang tidak
menyerupai satu sama lain pada setiap fase. Berbeda dengan metamorphosis tdak
sempurna hanya yang memiliki 3 tahapan, yaitu telur – nimfa – imago, dimana
nimfa sangat mirip dengan imago. Pada lalat buah tahapan metamorphosisnya
berupa telur – larva – pupa – imago, dimana antar fase satu dengan yang lain
tidaklah sama. Selain itu metamorphosis sempurna tidak memiliki fase nimfa.
B.
Saran
Kepada
Co. Ass yang mendampingi kami serta yang lain, diharapkan untuk bersabar dalam
membimbing kami yang masih usil dan sering bertanya.
DAFTAR PUSTAKA
Armi., dkk. 2015. Ekstrak Daun Kirinyuh (Eupatorium
odoratum) dan Lalat Buah (Drosophila
melanogaster). Jurnal Serambi Akademica. Vol. 3:2 : 338.
Herdanawati., dkk. 2013. Perkembangan Metamorphosis Lalat Buah
(Drosophilla melanogaster) pada Media
Biakan Alami sebagai Referensi Pembelajaran pada Matakuliah Perkembangan Hewan.
Jurnal Biotik. Vol. 1:1 : 14-15.
Khotimah, Khusnul. 2009. Skripsi; Pengaruh Dosis Minyak Atsiri dari
Beberapa Jenis Ocimum Sebagai Attractant Lalat Buah (Bactrocera sp). Malang: UIN Malang.
Nawawi, Rosten. 2018.
Skripsi; Kelimpahan Lalat Buah (Diptera:
Tephritidae) pada Berbagai Jenis
Buah-Buahan yang Terdapat di Pasar Tugu Bandar Lampung. Lampung: UIN Raden
Intan Lampung.
Windawati. 2016. Skripsi; Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Daur Hidup Hewan Melalui Media
Audiovisual pada Siswa Kelas IV MI Asysyafi’iyyah, Jatirejo, Suruh, Kab.
Semarang, Tahun Ajaran 2016/2017. Semarang: IAIN Salatiga.
LAMPIRAN
0 comments:
Post a Comment