A. Medis
Kata
medicine berasal dari bahasa Latin
medicus, yang berarti "dokter". Kedokteran meliputi
berbagai praktik perawatan kesehatan yang
berkembang untuk mempertahankan dan memulihkan kesehatan
dengan pencegahan dan pengobatan penyakit.
Kedokteran kontemporer menggunakan ilmu biomedis,
penelitian biomedis,
genetika,
dan teknologi medis
untuk mendiagnosis, mengobati, dan
mencegah cedera dan penyakit, biasanya melalui obat-obatan
atau bedah, tetapi juga melalui terapi yang beragam,
antara lain, psikoterapi, splint dan traksi eksternal,
peralatan medis, biologis,
dan radiasi pengionisasi.
Dan menurut KBBI medis adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan bidang
kedokteran. Dan Allah berfirman dalam surah al isro’ ayat 82:
وننَزِّلُ مِنَ القرآنِ مَا هُوَ
شفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ، وَلاَ يَزيْدُ الظالِمِيْنَ إلاَّ خَساراً
Artinya:
“Dan Kami
turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim
selain kerugian.” (QS. Al Isra’: 82)
B.
Fitoterapi
Fitoterapi adalah pengobatan dan
pencegahan penyakit menggunakan tanaman, bagian tanaman, dan sediaan yang
terbuat dari tanaman. Tumbuhan herbal atau obat adalah tanaman yang secara
tradisional digunakan untuk fitoterapi. Bagian penting dari fitoterapi adalah
tanaman atau bagian tanaman yang dapat berfungsi sebagai obat. Definisi isolasi
dan kimia dari konstituen tanaman menjadi batas wilayah definisi fitoterapi.
Madaus, salah satu industri farmasi dari Jerman menerbitkan definisi untuk
Fitoterapi, yaitu obat-obatan yang berasal dari bahan alami. Menurut komisi
para pendiri Kantor Kesehatan Federal Jerman yang membuat monograf tanaman, zat
kimia yang diisolasi dari tanaman tidak dapat didefinisikan sebagai obat herbal
(Fitoterapi). Di lain pihak Fritzz Weiss, menerima pendapat bahwa zat kimia
yang diisolasi dari tanaman dapat dikategorikan sebagai fitoterapi dan
mengklasifikasikan zat-zat kimia tersebut sebagai obta-obat herbal yang potent
(forte).
Zat kimia yang secara langsung diekstraksi dari tanaman seperti digoxin dan
digitoxin diisolasi dari spesies Digitalis lanata dan Digitalis
purpurea. Turunan dari senyawa tersebut yang diperoleh dengna cara
disintesa (contoh:asetildigoxin dan metildigoxin) tidak dapat dimasukkan ke
dalam golongan obat herbal. Senyawa turunan tersebut diproduksi secara
sintesis. Dan Allah berfirman dalam surah al An’am ayat 99, Artinya:
“Dan
Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air
itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu
tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir
yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan
kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan
yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan
(perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.”
C.
Thibbun Nabawi
Thibbun
Nabawi
merujuk pada tindakan dan perkataan (hadis) Nabi Islam Muhammad mengenai penyakit, pengobatan, dan
kebersihan, maupun genre tulisan oleh para sarjana non-medis untuk mengumpulkan
dan menjelaskan tradisi-tradisi tersebut.[1]
Istilah Thibbun Nabawi ini dimunculkan oleh para dokter muslim sekitar
abad ke-13 M untuk menunjukkan ilmu-ilmu kedokteran yang berada dalam bingkai
keimanan pada Allah, sehingga terjaga dari kesyirikan, takhayul dan khurafat.Terdapat beberapa pengertian
mengenai thibbun nabawi yang telah didefinisikan oleh ulama di antaranya:
- Thibbun nabawi adalah segala
sesuatu yang disebutkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah yang Shahih yang
berkaitan dengan kedokteran baik berupa pencegahan (penyakit) atau
pengobatan.
- Thibbun
nabawi adalah kumpulan apa shahih dari petunjuk Rasulullah Muhammad dalam
kedokteran yang dia berobat dengannya atau untuk mengobati orang lain.
- Definisi thibbun nabawi adalah
(metode) pengobatan Rasulullah yang dia ucapkan, dia tetapkan (akui), dia
amalkan, merupakan pengobatan yang pasti (bukan sangkaan), bisa mengobati
penyakit jasad, ruh dan indra.
Dan Allah berfirman dalam al qur’an:
يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ
فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya:
“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat
yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah ta’ala) bagi orang-orang yang
memikirkan.” (An-Nahl: 69)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
إِنَّ هَذِهِ الحَبَّةَ السَّوْدَاءَ
شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ، إِلَّا مِنَ السَّام
Artinya:
”Sesungguhnya pada habbatussauda’ terdapat obat untuk segala macam
penyakit, kecuali kematian”
0 comments:
Post a Comment