Sunday 3 January 2021

L. Edwin Arwana: Laporan Praktikum Analisis Vegetasi Herba dan Semak

 

Laporan Tetap Praktikum

 

EKOLOGI TUMBUHAN
ACARA I

“ANALISIS VEGETASI HERBA DAN SEMAK”




                                            

 

 


KATA PENGANTAR

 

Segala puji dan syukur atas ke hadirat Allah yang Maha Esa yang karena limpahan nikmat serta hidayahnya kita dapat berkumpul ditempat yang berbahagia ini. Semoga limpahan nikmatnya selalu menyertai kita sepanjang waktu Allahumma aamiin.

Kedua kalinya tak lupa pula kita haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi besar kita al imamul rasul wa khotimul anbiya’ Muhammad shallallah alaihi wasallam.yang dengan perjuangan, kerja keras serta semangat beliau akhirnya kita dapat merasakan manisnya Islam.

Saya haturkan banyak terima kasih kepada para dosen, staf laboratorium, serta kakak-kakak tingkat terlebih khusus lagi yang menjadi Co. Ass atas segala bimbingan dan pengajarannya sehingga akhirnya laporan tetap hasil praktikum ini dapat diseleseikan. Kritik serta saran yang membangun sangatlah kami harapkan untuk menyempurnakan laporan ini menjadi lebih baik.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Ada dua faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Keanekaragaman hayati dapat terbentuk karena adanya keseragaman dan keanekaragaman untuk sifat atau ciri makhluk hidup. Bentuk keanekaragaman atau keseragaman mahluk hidup adalah klasifikasi tumbuhan jenis herba dan semak. Dimana herba merupakan tumbuhan pendek kecil, batang basah (herbasus) karena banyak mengandung air dan tidak mempunyai kayu, sedangkan semak adalah tumbuhan berkayu, banyak cabang, dan pendek, memiliki ukuran < 1 M.

Pengetahuan terkait keragaman serta keseragam merupakan hal yang pokok untuk mengidentifikasi mahluk hidup, hal ini nantinya juga dapat dimamfaatkan untuk meningkatkan produktivitas ekosistem di mana masing-masing spesies, keanekaragaman spesies yang besar menjamin keberlanjutan alam untuk mendukung semua bentuk kehidupan ekosistem, ekosistem hutan hujan Indonesia kaya akan keragaman spesies, terkelolalnya sumber daya alam dengan baik akan meningkatkan manfaat alam bagi kesehatan manusia dan keragaman hayati yang baik menyediakan sejumlah layanan jasa lingkungan alam bagi manusia.

Diharapkan dengan adanya laporan ini penyusun dapat mengatahui cara menganalisis vegetasi herba dan semak, yang nantinya dapat digunakan untuk mengukur tingkat biodiversitas spesies tersebut disuatu tempat. Mamfaat lain yang dapat diperoleh adalah mengetahui keanegaraman spesies tumbuhan dalam skala lebih besar berdasarkan habitat tempat tumbuhnya. Selain itu penyusun juga berharap dengan adanya laporan ini, penyusun dapat berpartisipasi untuk mengimplementasikan UUD 1945 tentang bagaimana cara mencerdaskan generasi bangsa.

B.       Rumusan Masalah

Bagaimana cara menganalisis vegetasi semak dan herba pada daerah terbuka dan daerah naungan (kanopi) dengan parameter-parameter vegetasi yang telah ditentukan?

C.      Tujuan

Untuk mengetahui cara menganalisis vegetasi semak dan herba pada daerah terbuka dan daerah naungan (kanopi) dengan parameter-parameter vegetasi yang telah ditentukan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

Vegetasi hutan tersusun  dalam beberapa strata. Strarifikasi yang terbentuk dalam vegetasi hutan tergantung pada tipe hutan. Strata atas biasanya didominasi oleh pohon, sedangkan strata di bawahnya diisi oleh tumbuhan semak, herba, maupun liana. Berdasarkan perawakan atau habitus, tumbuhan dikenali sebagai : pohon, semak (shrubs), herba (herbaceous), dan tumbuhan pemanjat (climbing plants). Pohon dan semak adalah tumbuhan berkayu; pohon mempunyai ciri memiliki batang utama, sedangkan semak lebih pendek dan tidak memiliki batang utama tetapi melainkan bercabang-cabang.  Herba kurang atau tidak memiliki jaringan berkayu.  Tumbuhan pemanjat dapat berupa liana (berkayu), atau vine (herbaceous), atau diantara keduanya (suffrutescent plants).  Ada juga pembagian habitus tumbuhan sebagai : pohon, perdu, semak, dan terna. (Eka & Erna, 2015: 404)

Herba adalah tumbuhan pendek (0,3-2 meter) tidak mempunyai kayu dan berbatang basah karena banyak mengandung air. Menurut Syahbuddin, herba merupakan tumbuhan tidak berkayu yang tersebar dalam bentuk kelompok individu atau soliter pada berbagai kondisi habitat seperti tanah yang lembab atau berair, tanah yang kering, batu-batuan dan habitat dengan naungan yang rapat. Herba juga merupakan salah satu jenis tumbuhan penyusun hutan yang ukurannya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan semak ataupun pohon yang batangnya basah dan tidak berkayu. Herba juga memiliki daya saing yang kuat dan adaptasi yang tinggi terhadap tumbuhan disekitarnya (seperti semak, perdu, bahkan pohon) sehingga mampu tumbuh di tempat yang kosong. (Keanekaragaman Tumbuhan Herba di Cagar Alam Sibolangit. Jurnal Klorofil. Vol. 1;2 : 69-70)

Semak merupakan tumbuhan berkayu yang tidak memiliki batang tunggal tetapi bercabang-cabang dekat permukaan tanah, dan memiliki ketinggian kurang dari 8 m. Banyaknya vegetasi strata semak ini kurang mendapat perhatian dari masyarakat padahal dilihat dari segi manfaat kandungan kimia dalam tiap organnya yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. (Analisis Vegetasi Strata Semak Berdasarkan Cluster Lingkungan Abiotik di Sempadan Sungai Tepus Sleman, Yogyakarta sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X. Jurnal BIOEDUKATIKA. Vol. 2;1 : 31)

Pemanfaatan herba dalam dunia kesehatan dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu sebagai jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu adalah ramuan yang terbuat dari bahan-bahan alam yang dibuat untuk dikonsumsi dalam upaya meningkatkan vitalitas atau mengatasi permasalahan kesehatan. Jamu dipandang berkhasiat berdasarkan pengalaman dan penuturan dari generasi ke generasi, dan dapat dikatakan terkonservasi di 3 masyarakat berdasarkan pengalaman empirik masyarakat terhadap khasiat jamu. Dalam pembuatan jamu, bagian-bagian tertentu dari beberapa jenis tanaman (seperti daun atau rimpang digunakan) diolah secara bersama-sama tanpa adanya proses ekstraksi. Jamu adalah salah satu warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang saat ini keberadaannya menarik minat dan perhatian berbagai bangsa untuk mempelajari jamu lebih jauh. (Lucman, 2015: 2)

Tumbuhan herba memiliki batang yang lunak (batangnya tidak berkayu) atau hanya mengandung jaringan kayu sedikit sekali sehingga ketika tumbuhan tersebut mati tidak ada bagian batang yang tersisa di permukaan tanah. Tumbuhan herba umumnya berbunga indah dan biasa di tanam sebagai hiasan kebun atau pot. Tumbuhan ini berkhasiat untuk menyembuhkan atau bahkan berbahaya bagi tanaman lain (berupa hama atau gulma). Tumbuhan semacam ini dapat merupakan tumbuhan semusim, tumbuhan dwimusim, ataupun tumbuhan tahunan. (Yusra, 2017: 3)

Berdasarkan waktu tumbuhnya, tumbuhan herba dibagi menjadi 3 macam yaitu, tumbuhan tahunan (Annual) yang akan menggugurkan semua bagian tubuhnya setelah berbunga dan berbuah, lalu akan tumbuh kembali dengan cara menyemai benih, misalnya jagung dan bunga matahari. Tumbuhan yang hidupnya dua tahun sekali (Biennial), akan menggugurkan semua bagian bunga, daun dan batangnya di akhir musim tumbuhnya, tetapi ada sebagian tubuhnya di permukaan atau bawah tanah (bonggol, umbi, rimpang, akar, paragih) yang masih hidup sehingga dapat tumbuh kembali di musim berikutnya yang contohnya seperti sawi dan lobak. Tumbuhan abadi (Perennial) adalah tumbuhan yang menyisakan bagian tubuhnya di permukaan atau bawah tanah sehingga tumbuh abadi yang contohnya bunga bangkai dan keladi. (Seri, 2018: 14)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODOLOGI

 

A.    Pelaksanaan

Hari/Tanggal   : Minggu/18 Oktober 2020

Waktu             : 08:00 WITA-Selesei

Tempat            : Taman Wisata Alam Kerandangan, Lombok Barat, NTB

B.     Alat dan Bahan

1.      Alat

a.       Meteran

b.      Papan Tulis & Alat Tulis

c.       Tali Rafia

d.      Patok Kayu

e.       Kertas Label

f.        Plastik Spesimen

2.      Bahan

a.       Tumbuhan Semak

b.      Tumbuhan Herba

C.    Cara Kerja

1.      Menentukan areal/stasiun penelitian.

2.      Membagi stasiun menjadi dua, yaitu daerah terbuka dan daerah ternaung (kanopi).

3.      Membuat plot pada masing-masing lokasi baik area terbuka maupun area tertutup, dengan ukuran plot sebagai berikut:

a.    Untuk semak         :

b.   Untuk herba          :

4.      Menghitung jenis dan jumlah individu setiap jenis pada masing-masing plot dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

5.      Mendokumentasikan setiap individu atau jenis tumbuhan herba dan semak yang belum diketahui namanya di lapangan.

6.      Menganalisis data-data yang telah ditemukan kemudian menentukan parameter vegetasi dari masing-masing individu atau spesies.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

PEMBAHASAN

 

A.      Hasil Pengamatan

1.      Gambar Hasil Pengamatan

Spesies Herba

No.

Gambar Pengamatan

Keterangan

1.

Gadung

(Dioscorea hispida)

2.

Patikan Kebo

(Euphorbia hirta)

3.

Impatiens parviflora

4.

Paspalum dilatatum

5.

Azadirachta indica

6.

Singawalang

(Petiveria alliaceae)

7.

Rumput Minjangan (Chromolaena odorata)

8.

Sirih

(Piper battle)

 

 

 

 

 

 

 

Spesies Semak

No.

Gambar Pengamatan

Keterangan

1.

Daun Kaskado

(Senna alata)

2.

Ara

(Ficus recemosa)

3.

Dalbargia miscolobium

4.

Takebuya

(Handroanthus chrysotrichus)

5.

Sungkai

(Peronema canescens)

6.

Diplopterys cabrerana

7.

Beng

(Afzelia xylocarpa)

 

2.      Tabel Hasil Pengamatan

No. Plot

No

Spesies Herba

Jumlah Individu

Luas Tutupan

P x L

Nama Daerah

Nama Ilmiah

P

L

 

1.

1.

 

Azadirachta indica

3

60

55

3300

2.

 

Impatiens parviflora

3

60

58

3480

3.

Patikan Kebo

Euphorbia hirta

1

5

6

30

4.

Gadung

Dioscorea hispida

3

18

8

144

 

2.

1.

Singawalang

Petiveria alliaceae

30

20

10

200

2.

 

Azadirachta indica

1

40

30

1200

3.

 

Paspalum dilatatum

1

15

5

75

 

3.

1.

 

Paspalum dilatatum

1

8

6

48

2.

Gadung

Dioscorea hispida

1

20

14

280

3.

Rumput Minjangan

Chromolaena odorata

1

17

10

170

4.

Sirih

Piper battle

1

30

80

2400

Total

46

293

282

11327

 

No. Plot

No

Spesies Semak

Jumlah Individu

Luas Tutupan

P x L

Nama Daerah

Nama Ilmiah

P

L

 

1.

1.

Ara

Ficus recemosa

15

19

15

285

2.

Beng

Afzelia xylocarpa

1

12

7

84

3.

Daun Kaskado

Senna alata

1

15

10

150

4.

 

Diplopterys cabrerana

8

23

17

391

5.

Sungkai

Peronema canescens

2

27

50

1350

6.

 

Dalbargia miscolobium

2

80

67

5360

7.

Takebuya

Handroanthus chrysotrichus

1

62

38

2356

 

2.

1.

Ara

Ficus recemosa

25

22

10

220

2.

 

Diplopterys cabrerana

6

45

20

900

3.

 

Dalbargia miscolobium

5

65

43

2795

4.

Sungkai

Peronema canescens

3

30

20

600

5.

Beng

Afzelia xylocarpa

4

36

17

612

6.

Daun Kaskado

Senna alata

2

28

17

476

 

3.

1.

Takebuya

Handroanthus chrysotrichus

5

48

30

1440

2.

Sungkai

Peronema canescens

9

40

35

1400

3.

Ara

Ficus recemosa

1

30

24

720

4.

 

Diplopterys cabrerana

1

50

35

1750

5.

Daun Kaskado

Senna alata

1

30

25

750

Total

92

662

480

21639

 

No.

Spesies Herba

Jumla plot ditemukannya spesies

Jumlah Individu

Luas Tutupan (cm2)

Frekuensi

Densitas/

Kepadatan

Dominansi

FR

(%)

DenR

(%)

DomR

(%)

NP

(%)

ID

Daerah

Ilmiah

1.

Gadung

Dioscorea hispida

2

4

424

0.66

4

144.33

18.18

8.69

3.81

30.68

0.23

2.

Patikan Kebo

 

Euphorbia hirta

1

1

30

0.33

1

10

9.09

2.17

0.26

11.52

0.12

3.

 

Impatiens parviflora

1

3

3480

0.33

3

1160

9.09

6.52

30.69

46.3

0.28

4.

 

Paspalum dilatatum

2

2

123

0.66

2

41

18.18

4.34

1.08

23.6

0.20

5.

 

Azadirachta indica

2

4

4500

0.66

4

1500

18.18

8.69

39.69

66.56

0.33

6.

Singawalang

Petiveria alliaceae

1

30

200

0.33

30

66,66

9.09

65.21

1.76

76.06

0.34

7.

Rumput Minjangan

Chromolaena odorata

1

1

170

0.33

1

56.66

9.09

2.17

1.49

12.75

0.13

8.

Sirih

Piper battle

1

1

2400

0.33

1

800

9.09

2.17

21.17

32.43

0.24

Total

11

46

11327

3.63

46

3778.65

100

100

100

299.9

1.90

 

 

 

No.

Spesies Semak

Jumla plot ditemukannya spesies

Jumlah Individu

Luas Tutupan (cm2)

Frekuensi

Densitas/

Kepadatan

Dominansi

FR

(%)

DenR

(%)

DomR

(%)

NP

(%)

ID

Daerah

Ilmiah

1.

Daun Kaskado

Senna alata

3

4

1336

1

0.16

17.81

18.79

4.34

6.18

29.31

0.22

2.

Ara

Ficus recemosa

3

41

1225

1

1.64

16.33

18.79

44.56

5.67

69.02

0.33

3.

 

Dalbargia miscolobium

2

7

8155

0.66

0.28

108.73

12.40

7.60

37.75

57.75

0.31

4.

Takebuya

Handroanthus chrysotrichus

2

6

3796

0.66

0.24

50.61

12.40

6.52

17.57

36.49

0.25

5.

 

Peronema canescens

3

14

3350

1

0.56

44.66

18.79

15.21

15.50

49.5

0.29

6.

 

Diplopterys cabrerana

3

15

3041

1

0.6

40.54

18.79

16.30

14.07

49.16

0.29

7.

Beng

Afzelia xylocarpa

2

5

696

0.66

0.2

9.28

12.40

5.43

3.22

21.05

0.18

Total

18

92

21599

5.32

3.68

287.96

112.40

100

100

312.28

1.88


Dan berikut merupakan kunci determinasi analisis vegetasi semak dan herba berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan:

No.

Karakter

Sirih

(Piper battle)

Takebuya (Handroanthus crysotrichus)

Gadung

(Dioscorea hispida)

Dalbargia miscolobium

Ara (Ficus recemosa)

R.  Minjangan (Chromolaena odorata)

1.

Sitem Perakaran Serabut

ü   

ü   

 

ü   

 

 

2.

System Perakaran Tunggang

 

 

ü   

 

ü   

ü   

3.

Batang Berkayu (Lignosus)

 

 

 

 

 

 

4

Batang Basah (Herbasus)

ü   

 

 

 

 

 

5.

Habitus Herba

ü   

 

 

 

 

 

6.

Habitus Semak

 

ü   

 

 

 

 

7.

Bentuk Daun Membulat

 

 

 

ü   

 

 

8.

Bentuk Daun Oval

 

 

 

 

 

 

9.

Pangkal Daun Membulat

 

 

ü   

 

ü   

 

10.

Pangkal Daun Meruncing

 

 

 

 

 

ü   

 

1.       A. Sitem Perakaran Serabut       ……………………...2

B. System Perakaran Tunggang ……………………...4

2.       A. Batang Basah (Herbasusu)    ……………………...3

B. Batang berkayu (lignosus)    ……………………...5

3.       A.  Habitus Herba                     ……………….……. Piper battle

B. Habitus Semak                     ………………….…. Handroanthus crysotrichus

4.       A. Bentuk Daun Membulat        ….…………………. Dalbargia miscolobium

B. Bentuk Daun Oval                .……………………. Ficus recemosa

5.       A. Pangkal Daun Membulat      …………………….. Dioscorea hispida

B. Pangkal Daun Meruncing      …………………….. Chromolaena odorata

C.      Analisis Hasil

Vegetasi semak dan herba merupakan vegetasi tumbuhan yang mengisi kenaekaragaman hayati suatu tempat. Kemampuan bertahan hidup yang dimiliki kedua jenis tumbuhan tersebut sangatlah baik, hal ini ditambah dengan kemampuan reproduksinya yang cepat sehingga keerlangsungan keduanya terjamin. Semak dan herba memiliki 2 mekanisme reproduksi, yaitu reproduksi seksual dan reproduksi aseksual. Reproduksi seksual dengan mempertemukan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina, sedangkan reproduksi aseksual merupakan reproduksi yang tidak mempertemukan antara kedua sel kelamin jantan maupun betina, bentuk repsoduksinya seperti setek, fragmentasi dan lain-lain.

Identifikasi keanekaragaman hayati dengan menggunakan analisis tumbuhan herba dan semak hendaknya memperhatikan parameter-parameter yang telah ditetapkan. Parameter-parameter tersebut dapat berupa frekuensi (kekerapan), densitas (kerapatan), dominansi, frekuensi relative, densitas relative, dominansi relative, nilai penting (importance value), dan indeks diversitas serta indeks similaritas. Berdasarkan jumlah spesies yang ditemukan di dalam 3 plot untuk spesies herba dan semak, didapatkan total 92 spesies tumbuhan herba dan 46 spesies tumbuhan semak.

Pada praktikum tersebut terdapat beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh kedua macam spesies tersebut. Tumbuhan semak memiliki batang yang berkayu (lignosus), memiliki cambium, berukuran kurang dari 1 M, umumnya merupakan tumbuhan dikotil, berakar tunggang, venasi daun penninervis dan paminervis, sircum scripto (bangun daun) ovatus, oblongus dan cordatus, dan banyak cabang dengan tipe daun majemuk serta berakar tunggang. Tumbuhan herba memiliki batang basah (herbasus), tidak berkambium, ukuran pendek dan kecil, umumnya merupakan tumbuhan monokotil, berakar serabut, bentuk venasi daun rectinervis dan curvinervis, memiliki sircum scripto oblongus, ovatus dan lain-lain.

Ciri-ciri dari masing-masing individu yang telah kita dapatkan nantinya dapat mempermudah kita dalam membentuk kunci determinasi dari spesies-spesies tersebut, hal ini guna mempermudah kita untuk lebih mengenal kedua jenis tumbuhan, yaitu tumbuhan herba dan semak. Pada kunci determinasi di atas, herba dan semak diklasifikasikan berdasarkan morfologi akar dan batang. Herba memiliki morfologi akar serabut dan semak memiliki sytem perakaran tunggang untuk menyerap air. Berdasarkan morfologi batang, semak memiliki batang lignosus yang terkandung cambium pada silinder pusatnya untuk tumbuh dan berkembang. Pada herba, memiliki morfologi batang basah (herbasus) yang kaya akan air sehingga bersifat lunak.

Tumbuhan herba hidup membentuk vegetasi yang baik di tanah yang lembab, berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan tumbuhan herba banyak ditemukan di tanah dengan tingkat kelembapan yang tinggi dengan warna tanah coklat bercampur hitam, suhu pada tanah itu sendiri tergolong dingin yang menyebabkanya mudah untuk bereproduksi. Sedangkan semak membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk tumbuh dan berkembang dibandingkan dengan herba, oleh karenanya kemudian mengapa nilai indek diversitas yang dimilikinya tergolong sedang dengan skors 1.88, dimana jika 1.6 < H < 2.4 tergolong kategori sedang. Untuk herba yang memiliki nilai indeks diversitas 1.90 juga tergolong sedang, akan tetapi agregat nominal yang dimilikinya lebih tinggi.

Indeks diversitas tumbuhan herba dan semak didapatkan dari data nilai penting suatu spesies herba/semak (ni) dibagi nilai penting seluruh spesies herba/semak (N) kemudian dikalikan dengan nilai len (LN) antara nilai penting satu spesies herba/semak yang dibagi dengan nilai penting seluruh spesies herba/semak. Dimana jika H < 1.0 termasuk kategori sangat buruk, jika 1.1 < H < 1.5 tergolong kategori buruk, jika 1.6 < H < 2.4 tergolong kategori sedang, jika 2.5 < H < 3.5 tergolong kategori baik dan jika H > 3.5 tergolong kategori sangat baik.

Variable-variabel yang perlu diperhatikan dalam pengamatan untuk menganalisis vegetasi herba dan semak adalah waktu, keadaan lingkungan sekitar dan kesiapan alat yang digunakan. Pada pengamatan yang dilakukan oleh kelompok saya, selain peralatan yang kurang lengkap dan waktu yang sangat terbatas menyebabkan kurang optimalnya analisis vegetasi semak dan herba yang kami lakukan. Selain itu di beberapa kelompok yang lain bahkan hanya menggunakan satu plot karena terkendalanya waktu dan kurangnya peralatan yang mereka miliki, ditambah keadaan pandemic mengakibatkan kurang optimalnya analisis vegetasi tumbuhan herba dan semak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kita ambil dalam praktikum ini adalah untuk herba berdasarkan data yang telah kita dapatkan maka diketahui indek deversitas yang dimilikinya termasuk dalam kategori sedang dengan nilai 1.90, dimana jika 1.6 < H < 2.4 tergolong kategori sedang. Adapun untuk semak berdasarkan data yang diperoleh, tingkat indeks diversitas yang dimilikinya termasuk ke dalam kategori sedang juga dengan nilai 1.88, dimana jika 1.6 < H < 2.4 tergolong kategori sedang. Jadinya dapat kita ketahui bahwasannya sebaran vegetasi herba lebih luas dibandingkan dengan vegetasi semak berdasarkan agregat nominal data.

B.       Saran

Kritik serta saran yang membangun sangat kami harapkan guna menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Azrai, Putri, Eka & Heryanti, Erna. 2015. Biodiversitas Tumbuhan Semak di Hutan Tropis Dataran Rendah Cagar Alam Pangandaran, Jawa Barat. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Hakim, Lucman. 2015. Rempah & Herba. Yogyakarta: Diandra Creative.

Handayani, Trikinansih & Yustiah, Yusi. 2014. Analisis Vegetasi Strata Semak Berdasarkan Cluster Lingkungan Abiotik di Sempadan Sungai Tepus Sleman, Yogyakarta sebagai Sumber Belajar Biologi SMA Kelas X. Jurnal Bioedukatika (Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan). Vol. 2:1. hlm. 31

Hutasuhut, Aisyah, Melfa. 2018. Keanekaragaman Tumbuhan Herba di Cagar Alam Sibolangit. Jurnal Klorofil (Medan: UIN Sumatera Utara). Vol. 1:2. hlm. 69-70

Maryani, Seri. 2018. Keanekaragaman Tumbuhan Herba di Daerah Aliran Sungai Tapak Moge sebagai Referensi Pendukung Pembelajaran Keanekaragaman Hayati di SMAN 16 Takengon. Banda Aceh: UIN Ar-Raniry Darussalam.

Yusra. 2017. Struktur Komunitas Tumbuhan Herba di Bawah Tegakan Vegetasi Pinus (Pinus merkusii) di Tahura Pocut Meurah Intan Sebagai Referensi Praktikum Ekologi Tumbuhan. Banda Aceh: UIN Ar-Raniry Darussalam.

 

 

 

 

 


 

 

0 comments:

Post a Comment