Makalah Strategi Pembelajaran
"PROJECT BASED LEARNING (PBL)"
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar
Proses dinyatakan bahwa karakteristik Pembelajaran pada setiap satuan
pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi.
Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran
pembelajaran yang harus dicapai.
Standar Isi memberikan
kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan
dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.Sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan.Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk
menghasilkan karya kontekstual baik individual maupun kelompok maka sangat
disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
proyek (Project Based Learning).
Sehubungan
dengan itu, maka perlu pemahaman tentang konsep atau definisi model
pembelajaran berbasis proyek, ciri-ciri atau karakteristik model pembelajaran
berbasis proyek, langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek serta kelebihan
dan penerapan model berbasis proyek.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan
pembelajaran berbasis proyek atau project based learning ?
2. Apa
saja karakteristik dari pembelajaran berbasis proyek ?
3. Apa saja hambatan dalam
implementasi strategi pembelajaran berbasis proyek ?
4. Apa saja tahap- tahap dalam
melaksanakan pembelajaran berbasis proyek ?
5. Apa saja keuntungan dan kelemahan
dari pembelajaran berbasis proyek?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pemahaman dari pembelajaran berbasis proyek.
2.
Untuk mengetahui karakteristik dari pembelajaran berbasis proyek.
3. Untuk mengetahui hambatan dalam
implementasi dari pembelajaran berbasis proyek.
4. Untuk mengetahui tahap- tahap melaksanakan
pembelajaran berbasis proyek.
5. Untuk mengetahui keuntungan dan
kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Pembelajaran
berbasis proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamnnya dalam beraktivitas secara nyata.[1] Pendapat lain mengatakan
bahwa “Project Based Learning adalah salah satu model pembelajaran yang
menekankan pada peningkatan kemampuan skill analitis dan kemampuan berpikir
siswa.[2]Berikut pengertian PBL
menurut para ahli:
a.
Thomas Mergendoller dan Michaelson
mengatakan PBL adalah metode pengajaran sistematik yang mengikutsertakan
pelajar edalam pembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaan
autentik dan perancang produk dan tugas.
b.
Baron B. mengatakan PBL adalah pendekatan
cara pembelajaran secara konstruktif untuk pengalaman pembelajaran dengan
pendekatana berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot,
nyata relevan bagi kehidupannya.
c.
Blumenfeld menjelaskan bahwa PBL adalah
pendekatan konprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar
pelajaran melakukan riset terhadap permasalahan yang nyata.
d.
Bound dan Felleti mengemukakan PBL adalah
cara yang konstriktif dalam pembeljaran menggunakan permasalahan sebagai
stimulus dan berfokus aktivitas pelajar.
e.
Moeslichatoen dalam bukunya “metode
pengajaran di taman kanak- kanak” mengatakan bahwa model pembelajaran
berdasarkan proyek (PBL) adalah suatu metode pembelajaran yang memberikan
pengalaman belajar dengan persoalan sehari- hari yang harus dipecahkan secara
berkelompok.[3]
B.
Karakteristik
pembelajaran berbasis projek (Project Basid Learning)
Pada
pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
1.
Peserta didik membuat keputusan tentang
sebuah kerangka kerja;
2.
Adanya permasalahan atau tantangan yang
diajukan kepada peserta didik;
3.
Peserta didik mendesain proses untuk
menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan;
4.
Peserta didik secara kolaboratif
bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memcahkan
permasalahan;
5.
Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;
6.
Peserta didik secara berkala melakukan
refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;
7.
Produk akhir aktivitas belajar akan
dievaluasi secara kualitatif;
8.
Situasi pembelajaran sangat toleran
terhadap kesalahan dan perubahan.[4]
C.
Langkah-
langkah Model Pembelajaran berbasis Proyek (PBL)
Langkah-
langkah pada pembelajaran berbasis proyek dapat dikembangkan sesuai dengan
kreativitas guru.Berikut adalah langkah- langkah pembelajaran berbasis proyek
yang telah dikembangkan.
1.
Model pembelajaran berbasis proyek menurut
Kaser dan Karagoca
a.
Penentuan proyek
b.
Perencanaan langkah- langkah penyelesaian
c.
Penyusunan jadwal perencanaan proyek
d.
Penyelesaian proyek dengan fasilitas dan
monitoring guru
e.
Penyusunan laporan dan persentasi atau
publik hasil proyek
f.
Evaluasi proyek dan hasil proses[5]
Adapun penjelasan dari poin- poin di atas
akan dipaparkan di bawah ini:
a.
Penentuan proyek
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan
esensial yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam
melakukan suatu kativitas.Mengambil topic yang sesuai dengan realitas dunia
nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
b.
Perencanaan langkah- langkah penyelesaian
Pengajar dan peserta didik secara
kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik
diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi
tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subyek yang mungkin,
serta memiliki alat dan bahan yang dapat diakses dalam pembuatan projek.
c.
Penyusunan jadwal perencanaan proyek
Pengajar dan peserta didik menyusun jadwal
aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahaap ini antara lain: 1)
membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, 2) membuat deadline penyelesaian
proyek, 3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, 4)
membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak dengan proyek,
dan 5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan tentang pemilihan suatu
cara.
d.
Penyelesaian proyek dengan fasilitas dan
monitoring guru
Pengejar bertanggung jawab untuk melakukan
monitor aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring
dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses.
e.
Penyusunan laporan dan persentasi atau
publik hasil proyek
Penilaian dilakukan untuk membantu
pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam melakukan evaluasi
kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat
pemahaman, dan membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.
f.
Evaluasi proyek dan hasil proses
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar
dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang
sudah dijalankan. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik
mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses
pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan penemuan baru untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
D.
Hambatan
dalam Implementasi Pembelajaran berbasis projek (PBL)
Peran
pendidik atau guru dalam pembelajaran berbasis proyek sebaiknya sebagai
fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang
optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.
Beberapa
hambata dalam implementasi metode pembelajaran berbasis proyek antara lain
sebagai berikut:
1.
Pembelajaran berbasis proyek memerlukan
banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan permaslahan yang
komplek.
2.
Banyak orang tua peserta didik yang merasa
dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki sistem baru.
3.
Banyak instruktur merasa nyaman dengan
kelas tradisyonal, dimana instruktur memegang peran utama di kelas. Ini
merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau
tidak menguasai tekhnologi
4.
Banyaknya peralatan yang harus disediakan,
sehingga kebutuhan listrik bertambah.[6]
Untuk itu disarankan menggunakan team
teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana
ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan lay-out ruang kelas
seperti: traditional class (teori), discussing group (pembuatan konsep dan
pembagian tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle
(presentasi), atau buatlah susunan belajar menyenangkan, bahkan saat diskusi
dapat dilakukan di taman, artinya belajar tidak harus dilakukan di dalam ruang
kelas.
E.
Kelebihan
dan Kekurangan pembelajaran berbasis projek (PBL)
Kelebihan
pada penerapan pembelajarn Berbasis proyek antara lain sebagai berikut :
1. Meningkatkan motivasi belajar peserta
didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan
penting, dan mereka perlu untuk dihargai
2.
Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
3. Membuat
peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem yang komleks
4. Meningkatkan
kaloborasi
5. Mendorong
peserta didk untuk untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komonikasi
6. Meningkatkan
keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber
7. Memberikan
pengalaman kepada peserta didik pembelajarn dan praktik dalam mengargonisasi
proyek, dan membuat alokasi waktu dan sember – sumber lain seperti perlegkapan
untuk menyelesikan tugas
8. Menyediakan
pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang
untuk berkembang sesuai dunia nyata
9.
Melibatkan peserta didik untuk belajar
mengambil informasi dan
menunjukan pengetahuan yang diiliki, kemudian dimplementasik
dengan dunia nyata
10.
Membuat suasana belajar menjadi
menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses
pembelajaran[7]
Kekurangan pada penerapan pembelajaran
Berbasis proyekantara lain sebagai berikut :
a. Memerlukan
banyak waktu untuk menyelesaikan masalah
b. Membutuhkan
biaya yang cukup banyak
c. Banyak
instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur
memegang peran utama dikelas
d. Banyaknya
peralatan yang harus disediakan
e. Peserta
didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan
mengalami kesulitan
f.
Ada kemungkinan peserta didik yang kurang
aktif dala kerja kelompo
g. Ketika
topic yang diberikan kepada masing – masing kelompok berbeda, dikhawatirkan
peserta didik tidak bias memahami topic
secara keseluruhan[8]
Peran bagi Guru / Peserta Didik
1. Peran
Guru
a. Merencanakan
dan mendesain pembelajaran
b. Membuat
strategi pembelajaran
c. Membayangkan
interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa
d. Mencari
keunikan siswa
e. Menilai
siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian
f.
Membuat portofolio pekerjaan siswa[9]
2. Peran
Pesera Didik
a. Menggunakan
kemampuanbertanya dan berfikir
b. Melakukan
riset sederhana
c. Mempelajari
ide dan konsep baru
d. Belajar
mengatur waktu dengan baik
e. Melakukan
kegiatan belajar sendiri/kelompok
f.
Mengaplikasikan hasil belajar lewat
tindakan
g. Melakukan
interaksi sosial (wawancar, survey, observasi, dll)[10]
Penilaian
Project Based Learning
Penilaian pembelajaran dengan metode
project Based Learning harus
Dilakukan
secara menyeluruh terhadap sikap, Pengetahuandan keterampilan yang diperoleh
siswa dalammelaksanakan pembeljaran berbasis proyek dapat menggunakan tekhnik
penilaian yang dikembangkan oleh pusat penilaian pendidikan kementerian
pendidikan kebudayaan yaitu penilaian produk. Penilaian tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Penilaian
Proyek
a. Pengertian
Penilaian
proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode / waktu tertentu.Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, dan penyajian data[11]. Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran
tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu [12] :
1. Kemampuan
pengelolaan, yaitu kemampuan peserta didik dalammemilih topic, mencari dan mengelola
waktupengumpulan data serta penulisan laporan
2. Relevansi
atau kesesuain dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan
dan keterampilan dalam pembelajaran
3. Keaslian
maksudnya proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya.
Dengan memprtimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap
proyek peserta didik
b. Tekhnik
penilaian produk
Penilaian produk dilakukan mulai dari perencanaan,
proses pengerjaan.Sampai hasil akhir proyek[13] untuk itu, guru perlu menetapkan
hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disai, pengumpulan
data, analisis data, dan menyiapkan laporantertulis.laporan tugas atau
hasilpenelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan dapat menggunaka
alat/instrument penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
2. Penilaian
produk
a. Pengertian
Penilaian produk adalah
penilain terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.[14] Penilaian produk meliputi
penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk tekhnologi dan seni,
seperti : makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar),
barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastic, dan loga. Pengembangan
produk meliputi 3 tahap dan setiaptahap perlu diadakan penilaian yaitu :
1. Tahap
persiapan, meliputi : penilain kemampuan peserta didik dan mendeain produk
2. Tahap
pembuatan produk (proses), meliputi : penilain kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat dan tekhnik
3.Tahap penilaian produk (apparaisal), meliputi :
penilain produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan[15]
b. Tekhnik
penilaian produk
Penilain produk biasanya
menggunakan cara holistic atau analitik
1. Cara
holistik, yaitu berdasarkan kesan keselurruhan dari produk biasanya dilakukan
pada tahap apparaisal
2. Cara
analitik yaitu, berdasarkan aspek-aspek produk biasanya dilakukan terhadap
semua kriteria yang terdapat pada semua tahap prose pengembangan[16]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pembelajaran
Berbasis Proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.
Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki beberapa
karakteristik diantaranya yaitu peserta didik membuat keputusan tentang sebuah
kerangka kerja, adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta
didik, dan sebagainya.
Adapun beberapa hambatan dalam implementasi motode pembelajaran
Berbasis Proyek antara lain memerlukn banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang komples dan banyak orang tua peserta didik yang merasa
dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki system baru.
Kelebihan pada penerapan pembelajaran Berbasis Proyek
salah satunya dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan pentig, dan mereka perlu untuk
dihargai.
Dalam penilaian pembelajaran dengan metode Project
Based Learning harus dilakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan
dan keterampilan yang diperoleh siswa dalammelaksanakan pembelajarn berbasis
proyek.
B. Saran
Bagi
para guru dan calon guru, metode pembelajaran ini sangat cocok atau
sesuai dengan kurikulum 2013 sekarang. Diharapkan metode pembelajran ini dapatt diterapkan bagi para
pembaca terkhususnya para guru dan calon guru.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah Sani,Ridwan pembelajaran saintifik untuk implementasi
kurikulum.Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.
Basjaruddin, Noor Cholis Pembelajaran Mekatronika Berbasis Proyek.Yogyakarta:
CV Budi Utama, 2015.
Dirktorat Pembinaan
Sekolah Dasar, Paduan Tekhnis
Pembelajaran dan penilaian di sekolah dasar Jakarta, 2016
Ikhsanudin, Metode pembelajaran berbasis proyek (project
based learning). Online http://digilib.sunanampel.ac.id/files/disk1/151/hubptain-gdl-ellyikasus-7509-3-babii-pdf
(diakses 28 November 2016)
Maryani,Ika pendekatan scientific dalam pembelajaran di
sekolah dasar.Yogyakarta : CV BUDI UTAMA, 2015.
SKENARIO
PEMBELAJARAN
Materi : Pencemaran Lingkungan
Kelas : 1 SMP
Alokasi
waktu : 2 x 40 menit
Kegiatan |
Prosedur Pendekatan Saintific |
Deskripsi Kegiatan |
Alokasi Waktu |
Nama |
Pendahuluan |
|
1. Mengajak
semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk
mengawali kegiatan pembelajaran) 2. Melakukan
komunikasi tentang kehadiran siswa (Absensi kehadiran siswa) 3. Meminta
informasi dari siswa mengenai kegiatan piket yang dilaksanakan pada pagi hari
dan bertanya tentang hubungan antara kebersihan kelas dengan kegiatan
pembelajaran. 4. Menginformasikan
tema yang akan dibelajarkan atau diajarkan yaitu tentang “Pencemaran Lingkungan”. |
10 menit |
Wahyuni Arafani |
Inti |
Mengamati (Observing) |
1. Menayangkan
gambar tentang pencemaran lingkungan yang terjadi pada air, udara dan tanah
(eksplorasi, mengamati, menyimak dan mendengar). Pencemaran
Lingkungan (air, udara dan tanah) memiliki ciri-ciri : ·
Udara kotor dan berbau ·
Tidak tersedianya tempat sampah ·
Tidak ada saluran air ·
Tidak terdapat tumbuhan sehingga terlihat
gersang ·
Terdapat banyak hewan liar yang kelihatan
kotor ·
Air menjadi keruh berbau dan berwarna ·
Banyak masyarakat yang terkena penyakit
endemic ·
Banyak bintang dan tumbuhan yang mati |
15 menit |
Cantika Sukmayana |
|
Menanya (Questioning) |
1. Melakukan
tanya jawab tentang pengertian, ciri-ciri dan dampak pencemaran lingkungan
(ekspolari, menyimak, menannya, menalar), ·
Mendengarkan jawaban siswa tentang pencemaran
lingkungan. ·
Memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
menjawab. ·
Pemerataan siswa dalam menjawab pertanyaan
supaya tidak hanya di dominasi oleh satu siswa saja. ·
Memperhatikan siswa lain yang tidak berani
menjawab. ·
Mendorong keberanian siswa untuk menjawab dan
memberikan klarifikasi tentang benar dan tidaknya jawaban. |
10 menit |
|
|
Mengumpulkan Informasi |
1. Guru
menugaskan siswa untuk membaca buku tentang pencemaran lingkungan (membaca,
mendengarkan) 2. Mengajak
siswa menonton berita yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan (mengamati) Menalar/Mengasosiasikan 3. Bertanya
jawab tentang makna pencemaran lingkungan dari buku yang sudah dibaca siswa,
dan video yang sudah ditayangkan. 4. Dari
buku yang sudah dibaca dan video yang ditayangkan kita menyuruh siswa
membandingkan antara pencemaran lingkungan pada air, udara, tanah.
(eksplorasi dan elaborasi, menyimak, dan menalar) |
15 menit |
|
|
Mengkomunikasikan |
1. Guru
mengelompokkan siswa berdasarkan absen dimana 1 kelompok terdiri dari 6 orang
(dengan asumsi 1 kelas ada 18 siswa). 2. Siswa
berkelompk sesuai urutan absen, 1-6, 7-12 dan 13-18. 3. Guru
menayangkan video tentang pencemaran lingkungan pada air, udara dan tanah. 4. Dalam
1 kelompok setiap 2 orang akan mendapat tugas tentang pencemaran air, udara
dan tanah (mencatat pengertian ciri-ciri dan dampaknya) 5. Siswa
diminta untuk menceritakan hasilnya kepada anggota kelompok
(mengkomunikasikan). 6. Setelah
tercapai kesimpulan dengan anggota kelompok maka, setiap kelompok akan maju
untuk mempresentasikan hasilnya supaya kelompok lain memahami dan juga saling
melengkapi dengan kelompok lainnya. 7. Semua
kelompok mengamati, memikirkan dan menganalisis hasil dari kelompok yang maju
mempresentasikan hasilnya. |
20 menit |
|
Penutup |
|
1. Bersama-sama
siswa membuat kesimpulan atau rangkuman hasil belajar selama sehari. 2. Bertanya
tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian
materi) 3. Melakukan
penilaian hasil belajar 4. Mengajak
semua siswa berdo’a sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing (untuk
menutup kegiatan pembelajaran hari ini) ·
Mengamati sikap siswa dalam berdo’a, sikap
duduknya, cara membacanya, dsb) ·
Apabila ada siswa kurang benar dan
bermain-main ketika berdo’a, maka setelah berdo’a menasehati agar besok kalau
berdo’a harus benar dan sempurna. |
10 menit |
Devi |
[1]Abdullah sani, pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum (Jakarta. PT
Bumi Aksara, 2013), hal.56
[2]Basjaruddin, Pembelajaran Mekatronika Berbasis Proyek ( Yogyakarta: CV Budi
Utama, 2015), hal.34
[3]Abdullah sani, op,cit, hal 59
[4]Maryani, Pendekatan scientific dalam pembelajaran di sekolah dasar (Yogyakarta.
CV. Budi Utama), hal, 42-43
[5] Dirktorat Pembina sekolah dasar, Paduan Tekhnis Pembelajaran dan penilaian di
sekolah dasar (Jakarta, 2016), hal, 46
[6]Ikhsanudin, Metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning).
Online http://digilib.sunanampel.ac.id/files/disk1/151/hubptain-gdl-ellyikasus-7509-3-babii-pdf
(diakses 28 November 2016)
[7] Maryani, pendekatan scientific
dalam pembelajaran di sekolah dasar (Yogyakarta : CV BUDI UTAMA, 2015), hal
43-44
[8] Dirktorat Pembinaan Sekolah Dasar,
Panduan Tekhnis Pembelajaran dan
penilaian di Sekolah Dasar ( Jakarta, 2016) hal, 63-64
[9]Ikhsanudin, Metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning).
Online http://digilib.sunanampel.ac.id/files/disk1/151/hubptain-gdl-ellyikasus-7509-3-babii-pdf (diakses 28 November 2016)
[10]
ibid
[11]Dirktorat Pembinaan Sekolah Dasar,
op cit, hal 65
[12]Ibid
hal 66
[13]Ibid
hal 67
[14] Ibid,
[15] Ibid
[16]Ibid, hal 68
0 comments:
Post a Comment