Monday 4 January 2021

L. Edwin Arwana: Makalah Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)

 Makalah Strategi Pembelajaran


"PROJECT BASED LEARNING (PBL)"






BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses dinyatakan bahwa karakteristik Pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai.

Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.Sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis proyek (Project Based Learning).

Sehubungan dengan itu, maka perlu pemahaman tentang konsep atau definisi model pembelajaran berbasis proyek, ciri-ciri atau karakteristik model pembelajaran berbasis proyek, langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek serta kelebihan dan penerapan model berbasis proyek.

B.     Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berbasis proyek atau project based learning ?

2. Apa saja karakteristik dari pembelajaran berbasis proyek ?

3. Apa saja hambatan dalam implementasi strategi pembelajaran berbasis proyek ?

4. Apa saja tahap- tahap dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek ?

5. Apa saja keuntungan dan kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek?

 

C.    Tujuan

1. Untuk mengetahui pemahaman dari pembelajaran berbasis proyek.

2. Untuk mengetahui karakteristik dari pembelajaran berbasis proyek.

3. Untuk mengetahui hambatan dalam implementasi dari pembelajaran berbasis proyek.

4. Untuk mengetahui tahap- tahap melaksanakan pembelajaran berbasis proyek.

5. Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamnnya dalam beraktivitas secara nyata.[1] Pendapat lain mengatakan bahwa “Project Based Learning adalah salah satu model pembelajaran yang menekankan pada peningkatan kemampuan skill analitis dan kemampuan berpikir siswa.[2]Berikut pengertian PBL menurut para ahli:

a.       Thomas Mergendoller dan Michaelson mengatakan PBL adalah metode pengajaran sistematik yang mengikutsertakan pelajar edalam pembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaan autentik dan perancang produk dan tugas.

b.      Baron B. mengatakan PBL adalah pendekatan cara pembelajaran secara konstruktif untuk pengalaman pembelajaran dengan pendekatana berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata relevan bagi kehidupannya.

c.       Blumenfeld menjelaskan bahwa PBL adalah pendekatan konprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar pelajaran melakukan riset terhadap permasalahan yang nyata.

d.      Bound dan Felleti mengemukakan PBL adalah cara yang konstriktif dalam pembeljaran menggunakan permasalahan sebagai stimulus dan berfokus aktivitas pelajar.

e.       Moeslichatoen dalam bukunya “metode pengajaran di taman kanak- kanak” mengatakan bahwa model pembelajaran berdasarkan proyek (PBL) adalah suatu metode pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar dengan persoalan sehari- hari yang harus dipecahkan secara berkelompok.[3]

B.     Karakteristik pembelajaran berbasis projek (Project Basid Learning)

Pada pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

1.      Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja;

2.      Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik;

3.      Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan;

4.      Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memcahkan permasalahan;

5.      Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu;

6.      Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan;

7.      Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif;

8.      Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.[4]

C.    Langkah- langkah Model Pembelajaran berbasis Proyek (PBL)

Langkah- langkah pada pembelajaran berbasis proyek dapat dikembangkan sesuai dengan kreativitas guru.Berikut adalah langkah- langkah pembelajaran berbasis proyek yang telah dikembangkan.

1.      Model pembelajaran berbasis proyek menurut Kaser dan Karagoca

a.       Penentuan proyek

b.      Perencanaan langkah- langkah penyelesaian

c.       Penyusunan jadwal perencanaan proyek

d.      Penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring guru

e.       Penyusunan laporan dan persentasi atau publik hasil proyek

f.        Evaluasi proyek dan hasil proses[5]

Adapun penjelasan dari poin- poin di atas akan dipaparkan di bawah ini:

a.       Penentuan proyek

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu kativitas.Mengambil topic yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.

b.      Perencanaan langkah- langkah penyelesaian

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subyek yang mungkin, serta memiliki alat dan bahan yang dapat diakses dalam pembuatan projek.

c.       Penyusunan jadwal perencanaan proyek

Pengajar dan peserta didik menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahaap ini antara lain: 1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, 2) membuat deadline penyelesaian proyek, 3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, 4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak dengan proyek, dan 5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan tentang pemilihan suatu cara.

d.      Penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring guru

Pengejar bertanggung jawab untuk melakukan monitor aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses.

e.       Penyusunan laporan dan persentasi atau publik hasil proyek

Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam melakukan evaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman, dan membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

f.        Evaluasi proyek dan hasil proses

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan penemuan baru untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

D.    Hambatan dalam Implementasi Pembelajaran berbasis projek (PBL)

Peran pendidik atau guru dalam pembelajaran berbasis proyek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa.

Beberapa hambata dalam implementasi metode pembelajaran berbasis proyek antara lain sebagai berikut:

1.      Pembelajaran berbasis proyek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan permaslahan yang komplek.

2.      Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki sistem baru.

3.      Banyak instruktur merasa nyaman dengan kelas tradisyonal, dimana instruktur memegang peran utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi instruktur yang kurang atau tidak menguasai tekhnologi

4.      Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik bertambah.[6]

Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan lay-out ruang kelas seperti: traditional class (teori), discussing group (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi), atau buatlah susunan belajar menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di taman, artinya belajar tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas.

E.     Kelebihan dan Kekurangan pembelajaran berbasis projek (PBL)

Kelebihan pada penerapan pembelajarn Berbasis proyek antara lain sebagai berikut :

1.   Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai

2.   Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

3.   Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem yang komleks

4.   Meningkatkan kaloborasi

5.   Mendorong peserta didk untuk untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komonikasi

6.   Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber

7.   Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajarn dan praktik dalam mengargonisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sember – sumber lain seperti perlegkapan untuk menyelesikan tugas

8.   Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata

9.   Melibatkan peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukan pengetahuan yang diiliki, kemudian dimplementasik dengan dunia nyata

10.  Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran[7]

        Kekurangan pada penerapan pembelajaran Berbasis proyekantara lain sebagai berikut :

a.       Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah

b.      Membutuhkan biaya yang cukup banyak

c.       Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama dikelas

d.      Banyaknya peralatan yang harus disediakan

e.       Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan

f.        Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dala kerja kelompo

g.      Ketika topic yang diberikan kepada masing – masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik  tidak bias memahami topic secara keseluruhan[8]

Peran bagi Guru / Peserta Didik

1.      Peran Guru

a.       Merencanakan dan mendesain pembelajaran

b.      Membuat strategi pembelajaran

c.       Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa

d.      Mencari keunikan siswa

e.       Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian

f.        Membuat portofolio pekerjaan siswa[9]

2.      Peran Pesera Didik

a.       Menggunakan kemampuanbertanya dan berfikir

b.      Melakukan riset sederhana

c.       Mempelajari ide dan konsep baru

d.      Belajar mengatur waktu dengan baik

e.       Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok

f.        Mengaplikasikan hasil belajar lewat tindakan

g.      Melakukan interaksi sosial (wawancar, survey, observasi, dll)[10]

Penilaian Project Based Learning

Penilaian pembelajaran dengan metode project Based Learning harus

Dilakukan secara menyeluruh terhadap sikap, Pengetahuandan keterampilan yang diperoleh siswa dalammelaksanakan pembeljaran berbasis proyek dapat menggunakan tekhnik penilaian yang dikembangkan oleh pusat penilaian pendidikan kementerian pendidikan kebudayaan yaitu penilaian produk. Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.   Penilaian Proyek

a.    Pengertian

                 Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode / waktu tertentu.Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data[11]. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

                 Pada penilaian proyek ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu [12] :

1.      Kemampuan pengelolaan, yaitu kemampuan peserta didik dalammemilih topic, mencari dan mengelola waktupengumpulan data serta penulisan laporan

2.      Relevansi atau kesesuain dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran

3.      Keaslian maksudnya proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya. Dengan memprtimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik

b.      Tekhnik penilaian produk

                 Penilaian produk dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan.Sampai hasil akhir proyek[13] untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disai, pengumpulan data, analisis data, dan menyiapkan laporantertulis.laporan tugas atau hasilpenelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan dapat menggunaka alat/instrument penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.

2.      Penilaian produk

a.    Pengertian

Penilaian produk adalah penilain terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.[14] Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk tekhnologi dan seni, seperti : makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastic, dan loga. Pengembangan produk meliputi 3 tahap dan setiaptahap perlu diadakan penilaian yaitu :

1.      Tahap persiapan, meliputi : penilain kemampuan peserta didik dan mendeain produk

2.      Tahap pembuatan produk (proses), meliputi : penilain kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat dan tekhnik

3.Tahap  penilaian produk (apparaisal), meliputi : penilain produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan[15]

b.      Tekhnik penilaian produk

Penilain produk biasanya menggunakan cara holistic atau analitik

1.      Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keselurruhan dari produk biasanya dilakukan pada tahap apparaisal

2.      Cara analitik yaitu, berdasarkan aspek-aspek produk biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap prose pengembangan[16]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

              Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.

              Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki beberapa karakteristik diantaranya yaitu peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja, adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik, dan sebagainya.

              Adapun beberapa hambatan dalam implementasi motode pembelajaran Berbasis Proyek antara lain memerlukn banyak waktu yang harus disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komples dan banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk memasuki system baru.

              Kelebihan pada penerapan pembelajaran Berbasis Proyek salah satunya dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan pentig, dan mereka perlu untuk dihargai.

              Dalam penilaian pembelajaran dengan metode Project Based Learning harus dilakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dalammelaksanakan pembelajarn berbasis proyek.

B.     Saran

        Bagi  para guru dan calon guru, metode pembelajaran ini sangat cocok atau sesuai dengan kurikulum 2013 sekarang. Diharapkan metode  pembelajran ini dapatt diterapkan bagi para pembaca terkhususnya para guru dan calon guru.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Abdullah Sani,Ridwan pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum.Jakarta:  PT Bumi Aksara, 2013.

Basjaruddin, Noor Cholis Pembelajaran Mekatronika Berbasis Proyek.Yogyakarta: CV Budi Utama, 2015.

Dirktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Paduan Tekhnis Pembelajaran dan penilaian di sekolah dasar Jakarta, 2016

Ikhsanudin, Metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Online http://digilib.sunanampel.ac.id/files/disk1/151/hubptain-gdl-ellyikasus-7509-3-babii-pdf (diakses 28 November 2016)

Maryani,Ika  pendekatan scientific dalam pembelajaran di sekolah dasar.Yogyakarta : CV BUDI UTAMA, 2015.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SKENARIO PEMBELAJARAN

Materi              : Pencemaran Lingkungan

Kelas               : 1 SMP

Alokasi waktu : 2 x 40 menit

Kegiatan

Prosedur Pendekatan Saintific

Deskripsi Kegiatan

Alokasi Waktu

 

Nama

Pendahuluan

 

1.      Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)

2.      Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa (Absensi kehadiran siswa)

3.      Meminta informasi dari siswa mengenai kegiatan piket yang dilaksanakan pada pagi hari dan bertanya tentang hubungan antara kebersihan kelas dengan kegiatan pembelajaran.

4.      Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan atau diajarkan yaitu tentang “Pencemaran Lingkungan”.

10 menit

Wahyuni Arafani

Inti

Mengamati (Observing)

1.      Menayangkan gambar tentang pencemaran lingkungan yang terjadi pada air, udara dan tanah (eksplorasi, mengamati, menyimak dan mendengar).

Pencemaran Lingkungan (air, udara dan tanah) memiliki ciri-ciri :

·         Udara kotor dan berbau

·         Tidak tersedianya tempat sampah

·         Tidak ada saluran air

·         Tidak terdapat tumbuhan sehingga terlihat gersang

·         Terdapat banyak hewan liar yang kelihatan kotor

·         Air menjadi keruh berbau dan berwarna

·         Banyak masyarakat yang terkena penyakit endemic

·         Banyak bintang dan tumbuhan yang mati

15 menit

Cantika Sukmayana

 

Menanya (Questioning)

1.      Melakukan tanya jawab tentang pengertian, ciri-ciri dan dampak pencemaran lingkungan (ekspolari, menyimak, menannya, menalar),

·         Mendengarkan jawaban siswa tentang pencemaran lingkungan.

·         Memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab.

·         Pemerataan siswa dalam menjawab pertanyaan supaya tidak hanya di dominasi oleh satu siswa saja.

·         Memperhatikan siswa lain yang tidak berani menjawab.

·         Mendorong keberanian siswa untuk menjawab dan memberikan klarifikasi tentang benar dan tidaknya jawaban.

10 menit

 

 

Mengumpulkan Informasi

1.      Guru menugaskan siswa untuk membaca buku tentang pencemaran lingkungan (membaca, mendengarkan)

2.      Mengajak siswa menonton berita yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan (mengamati)

 

Menalar/Mengasosiasikan

3.      Bertanya jawab tentang makna pencemaran lingkungan dari buku yang sudah dibaca siswa, dan video yang sudah ditayangkan.

4.      Dari buku yang sudah dibaca dan video yang ditayangkan kita menyuruh siswa membandingkan antara pencemaran lingkungan pada air, udara, tanah. (eksplorasi dan elaborasi, menyimak, dan menalar)

15 menit

 

 

Mengkomunikasikan

1.      Guru mengelompokkan siswa berdasarkan absen dimana 1 kelompok terdiri dari 6 orang (dengan asumsi 1 kelas ada 18 siswa).

2.      Siswa berkelompk sesuai urutan absen, 1-6, 7-12 dan 13-18.

3.      Guru menayangkan video tentang pencemaran lingkungan pada air, udara dan tanah.

4.      Dalam 1 kelompok setiap 2 orang akan mendapat tugas tentang pencemaran air, udara dan tanah (mencatat pengertian ciri-ciri dan dampaknya)

5.      Siswa diminta untuk menceritakan hasilnya kepada anggota kelompok (mengkomunikasikan).

6.      Setelah tercapai kesimpulan dengan anggota kelompok maka, setiap kelompok akan maju untuk mempresentasikan hasilnya supaya kelompok lain memahami dan juga saling melengkapi dengan kelompok lainnya.

7.      Semua kelompok mengamati, memikirkan dan menganalisis hasil dari kelompok yang maju mempresentasikan hasilnya.

20 menit

 

Penutup

 

1.      Bersama-sama siswa membuat kesimpulan atau rangkuman hasil belajar selama sehari.

2.      Bertanya tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)

3.      Melakukan penilaian hasil belajar

4.      Mengajak semua siswa berdo’a sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing (untuk menutup kegiatan pembelajaran hari ini)

·         Mengamati sikap siswa dalam berdo’a, sikap duduknya, cara membacanya, dsb)

·         Apabila ada siswa kurang benar dan bermain-main ketika berdo’a, maka setelah berdo’a menasehati agar besok kalau berdo’a harus benar dan sempurna.

10 menit

Devi

 

 

 

 



[1]Abdullah sani, pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum (Jakarta. PT Bumi Aksara, 2013), hal.56

[2]Basjaruddin, Pembelajaran Mekatronika Berbasis Proyek ( Yogyakarta: CV Budi Utama, 2015), hal.34

[3]Abdullah sani, op,cit, hal 59

[4]Maryani, Pendekatan scientific dalam pembelajaran di sekolah dasar (Yogyakarta. CV. Budi Utama), hal, 42-43

[5] Dirktorat Pembina sekolah dasar, Paduan Tekhnis Pembelajaran dan penilaian di sekolah dasar (Jakarta, 2016), hal, 46

[6]Ikhsanudin, Metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Online http://digilib.sunanampel.ac.id/files/disk1/151/hubptain-gdl-ellyikasus-7509-3-babii-pdf (diakses 28 November 2016)

[7] Maryani, pendekatan scientific dalam pembelajaran di sekolah dasar (Yogyakarta : CV BUDI UTAMA, 2015), hal 43-44

[8] Dirktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Panduan Tekhnis Pembelajaran dan penilaian di Sekolah Dasar ( Jakarta, 2016) hal, 63-64

[9]Ikhsanudin, Metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Online http://digilib.sunanampel.ac.id/files/disk1/151/hubptain-gdl-ellyikasus-7509-3-babii-pdf (diakses 28 November 2016)

[10]  ibid

[11]Dirktorat Pembinaan Sekolah Dasar, op cit, hal 65

[12]Ibid hal 66

[13]Ibid hal 67

[14]  Ibid,

[15] Ibid

[16]Ibid, hal 68

0 comments:

Post a Comment