Wednesday 20 April 2022

Laporan Praktikum TEKANAN dan GOLONGAN DARAH, UJI GLUKOSA, KOLESTEROL, dan ERITROSIT

 

Laporan Tetap Praktikum

 

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA
ACARA III

“TEKANAN DARAH, GOLONGAN DARAH, DAN UJI GLUKOSA, KOLESTEROL, ERITROSIT, DAN LEUKOSIT”

 


 


 

LABORATORIUM PRODI IPA BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM

2021

 

 


HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tetap Praktikum “Anatomi dan Fisiologi Manusia” Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.

 

 

 


 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Segala puji dan syukur atas ke hadirat Allah yang Maha Esa yang karena limpahan nikmat serta hidayahnya kita dapat berkumpul ditempat yang berbahagia ini. Semoga limpahan nikmatnya selalu menyertai kita sepanjang waktu Allahumma aamiin.

Kedua kalinya tak lupa pula kita haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi besar kita al imamul rasul wa khotimul anbiya’ Muhammad shallallah alaihi wasallam, yang dengan perjuangan, kerja keras serta semangat beliau akhirnya kita dapat merasakan manisnya Islam.

Saya haturkan banyak terima kasih kepada para dosen, staf laboratorium, serta kakak-kakak tingkat terlebih khusus lagi yang menjadi Co. Ass atas segala bimbingan dan pengajarannya sehingga akhirnya laporan tetap praktikum anatomi dan fisiologi manusia ini dapat diselesaikan. Kritik serta saran yang membangun sangatlah kami harapkan untuk menyempurnakan laporan ini menjadi lebih baik.

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

COVER

HALAMAN PENGESAHAN                                                                      ii

KATA PENGANTAR                                                                                  iii

DAFTAR ISI                                                                                                 iv

BAB I PENDAHULUAN                                                                             1

A.  Latar Belakang                                                                               1

B.  Rumusan Masalah                                                                          1

C.  Tujuan                                                                                             1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA                                                                 2

BAB III METODOLOGI                                                                             5

A.  Pelaksanaan                                                                                    5

B.  Alat dan Bahan                                                                               5

C.  Cara Kerja                                                                                      5

BAB IV PEMBAHASAN                                                                            8

A. Hasil Pengamatan                                                                           8

B.  Analisis Prosedur                                                                           10

C.  Analisis Hasil                                                                                 11

D. Evaluasi                                                                                          13

BAB V PENUTUP                                                                                        15

A.  Kesimpulan                                                                                     15       

B.  Saran                                                                                              15

DAFTAR PUSTAKA                                                                                              

LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang

Darah, glukosa, kolesterol dan hemoglobin memiliki ikatan yang kuat sebagai komponen-komponen yang menyusun tubuh manusia. Dalam darah terdapat kandungan berupa glukosa serta kolesterol yang dapat berikatan dengan hemoglobin (Hb) untuk nantinya digunakan oleh tubuh dalam menjalankan fungsinya. Tekanan darah, kadar glukosa, serta kolesterol yang melebihi batas wajar dapat menyebabkan penyakit pada seseorang. Bentuk penyakit yang dapat ditimbulkan karena masalah ini seperti penyakit diabetes militus, albuminuria, hipertensi, anemi, dan lain-lain.

Jenis kelamin dan umur yang semakin bertambah dapat meningkatkan serangan diabetes, hipertensi dan kolesterol yang tinggi. Pada umur dewasa dan tua biasanya orang cenderung tidak aktif bergerak seperti remaja dan anak-anak. Kemudian dengan bertambahnya umur seseorang, aktifitas fisik menurun, massa tubuh tanpa lemak menurun, sedangkan jaringan lemak bertambah. Hal-hal demikianlah nantinya yang dapat memberikan peluang besar untuk timbulnya berbagai penyakit sebagaimana yang dicontohkan di atas.

Menurut (Krinkie: 2002) perempuan mempunyai risiko kolesterol tinggi (≥200 mg/dl) 2,91 kali dibandingkan laki-laki. Hal ini terjadi karena hormon esterogen pada wanita dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Ketika wanita mengalami menopause kadar kolesterol darah dan lemak perut meningkat yang menyebabkan wanita lebih berisiko terkena penyakit jantung.

B.       Rumusan Masalah

Bagaimanakah cara untuk mengetahui tekanan darah, golongan darah, kadar glukosa, kolesterol, dan hemoglobin darah pada manusia?

C.      Tujuan

Untuk mengetahui tekanan darah, golongan darah, kadar glukosa, kolesterol, dan hemoglobin darah pada manusia.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

Darah merupakan cairan jaringan tubuh yang berperan dalam mengangkut oksigen, karbondioksida dan metabolit, serta mengatur keseimbangan asam, basa, suhu, dan hormone. Didalam darah terdapat cairan darah yang disebut plasma darah sebesar 55% dan terdapat bagian padat darah yang disebut korpuskuler (sel darah) sebesar 45% yang membentuk bagian dari darah. Sel darah itu sendiri terdiri dari tiga jenis yaitu diantaranya eritrosit (sel darah merah), leokosit (sel darah putih), dan trombosit (keeping-keping darah). Diperkirakan volume total darah orang dewasa sekitar 7%-8% dari berat badan atau sekitar 5-6 liter (Maharani dan Ganjar, 2018: 84).

            Di dalam darah, sel darah merah (eritrosit) tersedia sekitar 90% yang mengandung hemoglobin dan berfungsi mengedarkan O2. Keping-keping darah (trombosit) tersedia sekitar 0,6% - 1,0% dari sel darah yang berperan dalam proses pembekuan darah. sel darah putih (leokosit) tersedia sekitar 0,25% dari sel darah yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh, memusnahkan bakteri dan virus yang dapat mengganggu jaringan tubuh. Kemudian plasma darah merupakan larutan yang mengandung 91% air, 8% protein, dan 1% mineral. Adapun protein yang terkandung didalamnya yaitu albumin, globulin, protombin, dan fibrinogen. Sedangkan mineral terdiri dari natrium bikarbonat, garam kalsium, natrium klorida, fosfor, magnesium, besi, dan lain-lain (Mallo dkk., Jurnal Teknik Elektro dan Komputer. 2012: 2).

             Eritrosit berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 8,6µm. bikonkavitas memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel dengan cepat, dengan adanya jarak yang pendek antara membran dan isi sel. Sel darah merah tidak memiliki nucleus. Eritrosit terdiri dari membrane luar, hemoglobin (Hb), protein yang mengandung besi, karbonik anhydrase, enzim yang terlibat dalam transport karbon dioksida. Kisaran jumlah normal eritrosit adalah pada laki-laki 4,5-6,5 x 1012/l, sedangkan pada wanita 3,9-5,8 x 1012/l. masa hidup eritrosit yaitu selama 74-154 hari (Gibson, 2002: 154).

            Sifat dan bentuk leoksit berlainan dengan eritrosit apabila kita lihat di bawah mikroskop maka akn terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantara kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam-macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna), banyknya dalam 1 mm3 darah kira-kira 6000-9000. Berfungsi sebagai serdadu tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit atau bakteri yang masuk kedalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat pembiakanya di dalam limpa dan kelenjar limfe, sebagi pengangkut yaitu mengangkut atau membawa zat lemak dari dinding usus melalui terus ke pembuluh darah. leukosit mempunyai sifat diapedesis, yaitu kemampuan untuk menembus pori-pori membrane kapiler dan masuk ke dalam jaringan. Semua leokosit adalah fagosistik, tetapi kemampuan ini lebih berkembang pada neurotrofil dan monosit. Rentang hidup leukosit yaitu 12-20 hari (Desmawati, 2013: 59).

            Golongan darah adalah klasifikasi yang menentukan darah yang dimiliki dengan melihat jenis antigen yang terdapat pada permukaan sel darah merah yang diturunkan dari orang tua. Sel darah merah manusia mengandung antigen dan antibodi. Antigen (aglutinogen) terdiri dari antigen A dan B. Antibodi (aglutinin) terdiri dari antibodi A dan B. Sistem golongan darah ABO adalah sistem pengelompokkan jenis darah berdasarkan keberadaan antigen pada permukaan sel darah merah. Antigen ini ditentukan secara genetik: sel golongan AB memiliki antigen A dan B, dan tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B, sel golongan A memiliki antigen A dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya., sel golongan B memiliki antigen B dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya., sel golongan O tidak memiliki antigen, namun memiliki antibodi terhadap antigen A dan B (Gibson, 2002: 154).

            Tekanan darah adalah gaya (atau dorongan) darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Tekanan darah berperan penting, karena tanpanya darah tidak akan mengalir. Hasil pengukuran tekanan darah berupa dua angka, yang menunjukkan tekanan sistolik dan diastolic (misalnya 120/80, disebut seratus dua puluh per delapan puluh). Angka yang diatas menunjukkan tekanan sistolik, yaitu tekanan di arteri saat jantung memompa darah melalui pembuluh tersebut. Angka yang di bawah menunjukkan tekanan diastolic yaitu tekanan di arteri saat jantung berelaksasi di antara dua denyutan (kontraks). Angka-angka ini memiliki satuan millimeter merkuri (atau mmHg, Hg adalah symbol kimia untuk merkuri). Satuan ini menunjukkan cara pengukuran tekanan darah sejak pertama kali ditemukan (Palmer, 2005: 6-7).

            Glukos dalam darah berperan sebagai bahan bakar dalam proses metabolisme dan sebagai sumber energi otak. Glukosa dihasilkan dari makanan yang mengandung karbohidrat yang terdiri dari monosakarida, disakarida dan juga polisakarida. Karbohidrat akan konversikan menjadi glukosa di dalam hati dan seterusnya berguna untuk pembentukan energy dalam tubuh. Glukosa tersebut akan diserap oleh usus halus kemudian akan dibawa oleh aliran darah dan didistribusikan ke seluruh sel tubuh. Glukosa yang disimpan dalam tubuh dapat berupa glikogen yang disimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Fungsi glukosa dalam tubuh adalah sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme dan juga merupakan sember utama bagi otak. Glukosa darah dikatakan abnormal apabila kurang atau melebihi nilai rujukan. Nilai rujukan glukosa adalah pada rentang 60-110 mg/dl. Kadar gula darah yang terlalu tinggi dinamakan hiperglikemia. Kadar glukosa kurang dari normal dinamakan hipoglikomia. Dalam tubuh manusia glukosa yang telah diserap oleh usus halus kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah (Subiyono dkk., Jurnal Teknologi Laboratorium. 2016: 45).

            Suatu penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tekanan darah dengan kadar glukosa dalam darah manusia. Besar hubungan antara tekanan darah dengan kadar glukosa dalam darah adalah 0,379 yaitu hubungannya dikategorikan rendah. sehingga dengan menjaga kesehatan, terutama tekanan darah, Sebab tekanan darah mempengaruhi kadar glukosa dalam darah manusia, dengan menjaga nilai normal tekanan darah, kita dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Khususnya dalam menjaga kesetabilan kadar glukosa dalam darah, karena membutuhkan kondisi tubuh dan pola makan yang sehat (Huda, Jurnal Pendidikan Biologi. 2016: 150).

 

BAB III

METODOLOGI

 

A.      Pelaksanaan

Hari/Tanggal  : Selasa, 25 Mei 2021

Waktu            : 13:30 WITA-Selesai

Tempat           : Gedung Perkuliahan Prodi IPA Biologi

B.       Alat dan Bahan

1.      Alat

a.       Seperangkat alat uji glukosa, kolesterol dan hemoglobin

b.      Easy touch

c.       Kertas uji golongan darah

d.      Stetoskop

e.       Tensimeter

f.        Lancet pen

g.      Tisu

h.      Handphone

2.      Bahan

a.       Darah

b.      Alkohol

c.       Larutan turk

d.      Larutan hayem

C.      Cara Kerja

1.      Pengukuran Kadar Glukosa

a)      Mempersiapkan seperangkat perlengkapan yang dibutuhkan untuk pengukuran kadar glukosa.

b)      Melakukan pengambilan sample darah dengan menggunakan lancet pen di bagian ujung jari.

c)      Tetesan darah pertama dan kedua dibuang, tetesan darah selanjutnya didekatkan ke bagian pinggir strip glukosa.

d)      Mendiamkan sampai area uji glukosa menyerap darah dengan sempurna.

e)      Membacakan hasil uji glukosa yang tertera di layar.

2.      Pengukuran Kadar Kolesterol

a)      Menyiapkan seperangkat perlengkapan yang dibutuhkan untuk pengukuran kadar kolesterol.

b)      Melakukan pengambilan sample darah dengan menggunakan lancet pen di bagian ujung jari.

c)      Tetesan darah pertama dan kedua dibuang, tetesan darah selanjutnya didekatkan ke bagian pinggir strip kolesterol.

d)      Mendiamkan sampai area uji kolesterol menyerap darah dengan sempurna.

e)      Membacakan hasil uji kolesterol yang tertera di layar.

3.      Pengukuran Kadar Hemoglobin

a)      Menyiapkan seperangkat perlengkapan yang dibutuhkan untuk pengukuran kadar hemoglobin.

b)      Melakukan pengambilan sample darah dengan menggunakan lancet pen di bagian ujung jari.

c)      Tetesan darah pertama dan kedua dibuang, tetesan darah selanjutnya didekatkan ke bagian pinggir strip hemoglobin.

d)      Mendiamkan sampai area uji hemoglobin menyerap darah dengan sempurna.

e)      Membacakan hasil uji hemoglobin yang tertera di layar.

4.      Pengukuran Tekanan Darah

a)      Menyiapkan seperangkat perlengkapan yang dibutuhkan untuk pengukuran tekanan darah baik alat manual maupun digital (stetoskop dan tensimeter)

b)      Membandingkan tekanan darah ketika melakukan aktivitas fisik dengan tidak melakukan berdasarkan jenis kelamin yang ada dalam bentuk tabulasi data.

c)      Menganalisis perbedaan tensi berdasarkan factor-faktor yang telah disebutkan.

5.      Penentuan Golongan Darah

a)      Menyiapkan seperangkat perlengkapan yang dibutuhkan untuk penentuan golongan darah baik system ABO maupun Rhesus.

b)      Melakukan pengambilan sample darah dengan menggunakan lancet pen di bagian ujung jari.

c)      Tetesan darah pertama dan kedua dibuang, tetesan darah selanjutnya diteteskan di dalam lingkaran yang sudah ditandai pada kertas uji golongan darah.

d)      Mengamati peristiwa aglutinasi yang terjadi kemudian menentukan golongan darah berdasarkan system ABO dan Rhesus.

6.      Pengamatan Morfologi Eritrosit

a)      Menyiapkan seperangkat perlengkapan yang dibutuhkan untuk pengamatan morfologi eritrosit.

b)      Melakukan pengambilan sample darah dengan menggunakan lancet pen di bagian ujung jari.

c)      Tetesan darah pertama dan kedua dibuang, tetesan darah selanjutnya diteteskan di bagian tengah kaca benda.

d)      Meneteskan larutan hayem.

e)      Mengamati morfologi eritrosit di bawah mikroskop.

7.      Pengamatan Morfologi Leukosit

a)      Menyiapkan seperangkat perlengkapan yang dibutuhkan untuk pengamatan morfologi leukosit.

b)      Melakukan pengambilan sample darah dengan menggunakan lancet pen di bagian ujung jari.

c)      Tetesan darah pertama dan kedua dibuang, tetesan darah selanjutnya diteteskan di bagian tengah kaca benda.

d)      Meneteskan larutan hayem.

e)      Mengamati morfologi leukosit di bawah mikroskop.

 

BAB IV

PEMBAHASAN

 

A.      Hasil Pengamatan

1.      Gambar Hasil Pengamatan

No.

Gambar Pengamatan

Keterangan

1.

Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter.

2.

Penentuan golongan darah dengan kertas uji golongan darah.

3.

Pengukuran kandungan glukosa darah dengan menggunakan easy touch.

4.

Pengukuran kandungan kolesterol darah dengan menggunakan easy touch.

5.

Morfologi Eritrosit :

a.       Berbentuk bulat kecil kecil

b.      Berwarna merah transparan

c.       Tidak berbintik

6.

Morfologi Leukosit :

a.       Berbintik

b.      Berbentuk oval

c.       Relatif besar

 

2.      Tabel Hasil Pengamatan

No.

Nama

Sistol/Diastol (mmHg)

Kolestrol (mg/dl)

Glukosa

(mg/dl)

1.

Arafani

127/74

120

57

2.

Hadia

125/74

-

-

3.

Defi

124/74

-

-

4.

Fatma

118/77

-

-

 

Penentuan Peristiwa Aglutinasi

Golongan Darah

Antigen

Antibodi

Aglutinasi

A

A

B

Jika ditambahkan antibody A

B

B

A

Jika ditambahkan antibody B

AB

A dan B

Tidak ada

Jika ditambahkan antibody A dan B

O

Tidak ada

A dan B

Jika ditambahkan antigen A dan B

Rhesus (+)

Rh

Tidak Ada

Jika ditambahkan antibody Rh

Rhesus (-)

Tidak ada

Rh

Jika ditambahkan antigen Rh

 

B.       Analisis Prosedur

Langkah pertama dalam pelaksanaan praktikum ini adalah menyiapkan seperangkat perlengkapan yang dibutuhkan untuk pengukuran kadar kolesterol, glukosa dan darah (komposisinya dalam tubuh). Kemudian melakukan pengambilan sample darah dengan menggunakan lancet pen di bagian ujung jari, hal ini dilakukan setelah pemberian perlakuan berupa pengukuran tekanan darah pada probandus. Tetesan darah pertama dan kedua dibuang, tetesan darah selanjutnya didekatkan ke bagian pinggir strip glukosa untuk mengukur kadar glukosa, didekatkan ke bagian pinggir strip kolesterol untuk mengukur kadar kolesterol, didekatkan ke bagian pinggir strip hemoglobin untuk mengukur kadar hemoglobin darah, diteteskan di dalam lingkaran yang sudah ditandai pada kertas uji golongan darah untuk menentukan golongan darah, dan diteteskan di bagian tengah kaca benda untuk pengamatan morfologi eritrosit serta leukosit.

Darah yang sudah diukur tekanannya serta diketahui komposisi di dalamnya, kemudian akan didiskusikan dengan teman kelompoknya masing-masing. Pada pengamatan morfologi eritrosit darah terlebih dahulu diberikan larutan turk sebelum akhirnya diamati di bawah mikroskop, sedangkan untuk pengamatan morfologi leukosit darah, darah terlebih dahulu diberikan larutan jenis hayem dan kemudian dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop. Adapun untuk penambahan perlakuan pada saat mengukur tekanan darah seseorang dengan cara memberikan stimulus pada tubuh terlebih dahulu melalui suatu aktivitas yang dapat mengeluarkan keringat dan aktivitas yang tidak mengeluarkan keringat, sehingga akhirnya dapat dibandingkan tekanan darah dalam kondisi tenang dengan ketika melakukan suatu aktivitas. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk perbandingan kondisi tekanan darah dalam tubuh ketika tenang dengan kondisi tekanan darah dalam tubuh ketika melakukan suatu aktivitas.

C.      Analisis Hasil

Darah adalah cairan tubuh yang terbuat dari jaringan hidup, mengalir di seluruh bagian tubuh melalui kumpulan jaringan pembuluh darah. Darah terdiri dari atas dua komponen utama yaitu plasma darah sebesar 55% dan komponen padatan (korpuskuli) sebesar 45%. Plasma darah terdiri atas 91% air, 8% protein terlarut, 1 % asam organik dan 1 % garam. Komponen padat (korpuskuli) terdiri atas sel – sel darah. Terdapat tiga jenis sel darah yaitu: sel darah merah, (Eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). (Guyton Arthur L, 2002).

Darah memiliki karakteristik berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul – molekul oksigen.

Pada praktikum terkait dengan darah serta komposisi yang terkandung di dalamnya, tahap awal yang dilakukan adalah pengukuran tekanan darah dari masing-masing praktikan dan penentukan golongan darah dari salah praktikan. Setelah dilakukannya kegiatan tersebut didapatkan ukuran masing-masing praktikan sebagai berikut : Arafani memiliki tekanan sistol serta diastol sebesar 127/74 (mmHg), Hadia 125/74 (mmHg), Fatma 118/77 (mmHg), dan Defi 124/74 (mmHg). Tekanan sistol adalah tekanan pada saat ventrikel berkontraksi, sedangkan tekanan diastole adalah tekanan darah ketika ventrikel berelaksasi. Angka normal suatu tekanan darah adalah untuk angka atas (sistolik) lebih rendah dari 120, dan untuk angka bawah (diastolik) yang lebih rendah dari 80. Jadi, angka normal tekanan darah adalah di bawah 120/80.

Kondisi dengan tekanan darah dibawah dari 80 (mmHg), maka seseorang dapat dikatakan mengidap penyakit hipotensi. Hipotensi umumnya tidak berbahaya dan dapat dialami oleh siapa saja. Namun pada beberapa orang, hipotensi dapat menyebabkan pusing dan lemas. Dan untuk kondisi tekanan darah di atas 120 (mmHg), maka seseorang dapat dikatakan mengidap penyakit hipertensi. Kondisi ini dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa apabila tidak ditangani dengan baik. Kemudian untuk kegiatan uji golongan darah pada praktikum tersebut dilakukan oleh saudari Nuning dengan golongan darah yang didapatkan adalah AB, hal ini dikarenakan adanya antigen A dan B yang terkandung di dalam darahnya.

Pengamatan kandungan atau komposisi darah, kami hanya menggunakan satu orang sebagai perwakilan kelompok untuk menguji kandungan glukosa, kolesterol dan hemoglobinnya. Diketahui kandungan glukosa salah satu teman kami yang berperan sebagai probandus adalah 57 mg/dl dengan kolesterol 120 mg/dl dan tekanan darah diastole serta sistolnya 127/74 (mmHg).

Secara umum, kadar gula darah normal adalah 80-120 mg/dL atau 4.4-6.6 mmol/L, jika tes dilakukan sebelum makan atau setelah bangun tidur. Sedangkan jika tes dilakukan sebelum tidur, batasan normalnya adalah 100-140 mg/dL atau 5.5-7.7 mmol/L. Kemudian untuk kadar kolesterol darah yang ideal adalah 200 mg/dL atau kurang. Sementara, kadar kolesterol darah sedang atau ambang batas tinggi (borderline high) adalah 200-239 mg/dL. Sedangkan kadar kolesterol tinggi, yakni lebih dari 240 mg/dL.

Darah memiliki fungsi utama dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengatur suhu dan pemelihara keseimbangan cairan, asam dan basa. Eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam darah. Sel-sel ini mampu mengangkut oksigen secara efektif tanpa meninggalkan pembuluh darah serta cabang- cabangnya. Sebaliknya leukosit melaksanakan fungsinya di dalam jaringan, sedangkan keberadaannya dalam darah hanya melintas saja. Trombosit melakukan fungsinya pada dinding pembuluh darah, sedangkan trombosit yang ada dalam sirkulasi tidak mempunyai fungsi khusus (Frances, K. Widmann, 2003).

Pengamatan terakhir adalah terkait dengan morfologi leukosit dan eritrosit. Pada praktikum ini tidak terlihat begitu jelas untuk diamati dibawah mikroskop akan bagian-bagian dari kedua jenis darah tersebut, akan tetapi perbedaan antara eritrosit dan leukosit bisa diiketahui dengan baik yaitu eritrosit berbentuk bulatan bening dengan warna merah transparan yang tidak berbintik bintik, sedangkan leukosit adalah kebalikan dari eritrosit yang berbentuk kepingan atau bulan seperti sel namun berbintik bintik.

D.      Evaluasi

1.      Tentukanlah apakah darah yang saudara uji memiliki kandungan glukosa, kolesterol dan hemoglobin normal?

Jawaban:

Pada pengamatan ini, kami hanya menggunakan satu orang sebagai perwakilan kelompok untuk menguji kandungan glukosa, kolesterol dan hemoglobinnya. Diketahui kandungan glukosa salah satu teman kami yang berperan sebagai probandus adalah 57 mg/dl dengan kolesterol 120 mg/dl dan tekanan darah 127/74 (mmHg).

2.      Apakah yang terjadi jika kadar glukosa, kolesterol dan hemoglobin berada di luar kiasaran normal?

Jawaban:

Kadar glukosa, kolesterol dan hemoglobin berada di luar kiasaran normal dapat mengakibatkan penyakit pada tubuh manusia. Misalnya apabila seseorang memiliki kadar glukosa yang melebihi batas normal, maka hal ini akan menyebabkannya terkena penyakit diabetes militus. Kemudian apabila seseorang memiliki kolesterol dengan jumlah yang abnormal, maka hal ini dapat menyebabkan seseorang beresiko tinggi terkena penyakit jantung. Dan apabila pada diri seseorang memiliki tingkat hemoglobin yang rendah tentunya dia akan mengalami anemia serta kurang dapat beraktivitas dengan baik dalam kesehariannya karena rasa lelah yang ditimbulkan.

3.      Factor apa yang mempengaruhi tekanan darah seseorang?

Jawaban:

Menurut (Yudi: 2012) dalam bukunya “Hidup Nyaman dengan Hipertensi.” Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan tekanan darah pada diri seseorang adalah faktor keturunan, usia, jenis kelamin, stres fisik dan psikis, kegemukan (obesitas), pola makan tidak sehat, konsumsi garam yang tinggi, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol, konsumsi kafein, penyakit lain, dan merokok.

4.      Mengapa peristiwa aglutinasi bisa terjadi?

Jawaban:

Menurut (Harry: 1994) dalam bukunya “Dasar – Dasar Genetika Biokemis Manusia. Edisis III.” Dikatakan bahwa peristiwa aglutinasi terjadi disebabkan karena adanya reaksi antigen antibodi yang sama karena di dalam antibodi terdapat paratop yaitu bagian dari antibodi yang dapat bereaksi dengan antigen sedangkan di dalam antigen terdapat epitop yang merupakan bagian dari antibodi yang dapat bereaksi dengan antibody. Hal ini dapat dibuktikan ketika sampel golongan darah A ditambahkan serum golongan darah B dan O diperoleh hasil aglutinasi, sedangkan ketika di tambahkan serum golongan darah A tidak terjadi aglutinasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

Tekanan darah pada manusia dapat diukur menggunakan alat yang disebut tensimeter. Angka normal suatu tekanan darah adalah untuk angka atas (sistolik) lebih rendah dari 120, dan untuk angka bawah (diastolik) yang lebih rendah dari 80. Jadi, angka normal tekanan darah adalah di bawah 120/80. Kemudian untuk golongan darah terdapat dua system yang dapat dipakai untuk menentukannya, yaitu system ABO dan system rhesus (Rh). Adapun untuk penentuan kadar glukosa dan kolesterol darah pada manusia dapat menggunakan alat yang disebut easy touch.

Secara umum, kadar gula darah normal adalah 80-120 mg/dL atau 4.4-6.6 mmol/L, jika tes dilakukan sebelum makan atau setelah bangun tidur. Sedangkan jika tes dilakukan sebelum tidur, batasan normalnya adalah 100-140 mg/dL atau 5.5-7.7 mmol/L. Kemudian untuk kadar kolesterol darah yang ideal adalah 200 mg/dL atau kurang. Sementara, kadar kolesterol darah sedang atau ambang batas tinggi (borderline high) adalah 200-239 mg/dL. Sedangkan kadar kolesterol tinggi, yakni lebih dari 240 mg/dL.

B.       Saran

Tetaplah tersenyum serta sabar kepada para COASS dalam menghadapi kami yang masih haus akan ilmu. Terimakasih J.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Desmawati. 2013. Sistem Hematologi dan Imunologi (Asuhan Keperawatan Umum dan Maternitas). Jakarta: In Media.

Gibson, Jhon. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC.

Huda, Syafaat Ariful. 2016. Hubungan Antara Kadar Glukosa Darah Dengan Tekanan Darah Manusia di RW 03 Kelurahan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Jurnal Pendidikan Biologi. 7(2): 144-152.

Maharani, Eva Ayu dan Ganjar Noviar. 2018. Imunohematologi dan Bank Darah. Jakarta: Pusat Pendidikan SDM Kesehatan.

Mallo, Pricilia Yelana, Sherwin Sompie, Benefir S Narasiang, dan Bahrun. 2012. Rancang Bangun Alat Ukur Kadar Hemoglobin dan Oksigen Dalam Darah Dengan Sensor Oximeter Secara Non-Invasive. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer. 1(1): 1-6.

Palmer, Anna. 2005. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga.

Subiyono, M. Atik Martasiningsih, dan Denni Gabrela. 2016. Gambaran Kadar Glukosa Darah Metode God-Pap (Glucose Oxsidase – Peroxidase Aminoantypirin) Sampel Serum dan Plasma Edta (Ethylen Diamin Terta Acetat). Jurnal Teknologi Laboratorium. 5(1): 45-48.

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

        

0 comments:

Post a Comment