Laporan Tetap Praktikum
ANATOMI
DAN FISIOLOGI MANUSIA
ACARA III
“TEKANAN
DARAH, GOLONGAN DARAH, DAN UJI GLUKOSA, KOLESTEROL, ERITROSIT, DAN LEUKOSIT”
LABORATORIUM PRODI IPA BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2021
HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan Tetap Praktikum “Anatomi dan Fisiologi Manusia” Ini
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur
atas ke hadirat Allah yang Maha Esa yang karena limpahan nikmat serta
hidayahnya kita dapat berkumpul ditempat yang berbahagia ini. Semoga
limpahan nikmatnya selalu menyertai kita sepanjang waktu Allahumma aamiin.
Kedua kalinya tak lupa
pula kita haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi besar kita al imamul rasul wa khotimul anbiya’
Muhammad shallallah alaihi wasallam,
yang dengan perjuangan, kerja keras serta semangat beliau akhirnya kita dapat
merasakan manisnya Islam.
Saya haturkan banyak
terima kasih kepada para dosen, staf laboratorium, serta kakak-kakak tingkat
terlebih khusus lagi yang menjadi Co. Ass atas segala bimbingan dan
pengajarannya sehingga akhirnya laporan tetap praktikum anatomi dan fisiologi
manusia ini dapat diselesaikan. Kritik serta saran yang membangun sangatlah
kami harapkan untuk menyempurnakan laporan ini menjadi lebih baik.
DAFTAR
ISI
COVER
HALAMAN
PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar
Belakang 1
B. Rumusan
Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA 2
BAB
III METODOLOGI 5
A. Pelaksanaan 5
B. Alat
dan Bahan 5
C. Cara
Kerja 5
BAB
IV PEMBAHASAN 8
A. Hasil
Pengamatan 8
B. Analisis
Prosedur 10
C. Analisis
Hasil 11
D. Evaluasi 13
BAB V PENUTUP 15
A. Kesimpulan 15
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah, glukosa,
kolesterol dan hemoglobin memiliki ikatan yang kuat sebagai komponen-komponen
yang menyusun tubuh manusia. Dalam darah terdapat kandungan berupa glukosa
serta kolesterol yang dapat berikatan dengan hemoglobin (Hb) untuk nantinya digunakan
oleh tubuh dalam menjalankan fungsinya. Tekanan darah, kadar glukosa, serta
kolesterol yang melebihi batas wajar dapat menyebabkan penyakit pada seseorang.
Bentuk penyakit yang dapat ditimbulkan karena masalah ini seperti penyakit
diabetes militus, albuminuria, hipertensi, anemi, dan lain-lain.
Jenis
kelamin dan umur yang semakin bertambah dapat meningkatkan serangan diabetes,
hipertensi dan kolesterol yang tinggi. Pada umur dewasa dan tua biasanya orang
cenderung tidak aktif bergerak seperti remaja dan anak-anak. Kemudian dengan
bertambahnya umur seseorang, aktifitas fisik menurun, massa tubuh tanpa lemak
menurun, sedangkan jaringan lemak bertambah. Hal-hal demikianlah nantinya yang
dapat memberikan peluang besar untuk timbulnya berbagai penyakit sebagaimana
yang dicontohkan di atas.
Menurut
(Krinkie: 2002) perempuan mempunyai risiko kolesterol tinggi (≥200 mg/dl) 2,91
kali dibandingkan laki-laki. Hal ini terjadi karena hormon esterogen pada
wanita dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Ketika wanita mengalami
menopause kadar kolesterol darah dan lemak perut meningkat yang menyebabkan
wanita lebih berisiko terkena penyakit jantung.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah cara untuk mengetahui tekanan darah, golongan
darah, kadar glukosa, kolesterol, dan hemoglobin darah pada manusia?
C. Tujuan
Untuk mengetahui tekanan darah, golongan darah, kadar
glukosa, kolesterol, dan hemoglobin darah pada manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Darah merupakan cairan
jaringan tubuh yang berperan dalam mengangkut oksigen, karbondioksida dan
metabolit, serta mengatur keseimbangan asam, basa, suhu, dan hormone. Didalam
darah terdapat cairan darah yang disebut plasma darah sebesar 55% dan terdapat bagian
padat darah yang disebut korpuskuler (sel darah) sebesar 45% yang membentuk
bagian dari darah. Sel darah itu sendiri terdiri dari tiga jenis yaitu
diantaranya eritrosit (sel darah merah), leokosit (sel darah putih), dan
trombosit (keeping-keping darah). Diperkirakan volume total darah orang dewasa
sekitar 7%-8% dari berat badan atau sekitar 5-6 liter (Maharani dan Ganjar, 2018: 84).
Di
dalam darah, sel darah merah (eritrosit) tersedia sekitar 90% yang mengandung
hemoglobin dan berfungsi mengedarkan O2. Keping-keping darah (trombosit)
tersedia sekitar 0,6% - 1,0% dari sel darah yang berperan dalam proses
pembekuan darah. sel darah putih (leokosit) tersedia sekitar 0,25% dari sel
darah yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh, memusnahkan bakteri dan virus
yang dapat mengganggu jaringan tubuh. Kemudian plasma darah merupakan larutan
yang mengandung 91% air, 8% protein, dan 1% mineral. Adapun protein yang
terkandung didalamnya yaitu albumin, globulin, protombin, dan fibrinogen.
Sedangkan mineral terdiri dari natrium bikarbonat, garam kalsium, natrium
klorida, fosfor, magnesium, besi, dan lain-lain (Mallo dkk., Jurnal Teknik
Elektro dan Komputer. 2012: 2).
Eritrosit berbentuk cakram bikonkaf dengan
diameter sekitar 8,6µm. bikonkavitas memungkinkan gerakan oksigen masuk dan
keluar sel dengan cepat, dengan adanya jarak yang pendek antara membran dan isi
sel. Sel darah merah tidak memiliki nucleus. Eritrosit terdiri dari membrane
luar, hemoglobin (Hb), protein yang mengandung besi, karbonik anhydrase, enzim
yang terlibat dalam transport karbon dioksida. Kisaran jumlah normal eritrosit
adalah pada laki-laki 4,5-6,5 x 1012/l, sedangkan pada wanita
3,9-5,8 x 1012/l. masa hidup eritrosit yaitu selama 74-154 hari (Gibson, 2002: 154).
Sifat
dan bentuk leoksit berlainan dengan eritrosit apabila kita lihat di bawah
mikroskop maka akn terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat
bergerak dengan perantara kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam-macam
inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening
(tidak berwarna), banyknya dalam 1 mm3 darah kira-kira 6000-9000. Berfungsi
sebagai serdadu tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit atau bakteri
yang masuk kedalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat pembiakanya di
dalam limpa dan kelenjar limfe, sebagi pengangkut yaitu mengangkut atau membawa
zat lemak dari dinding usus melalui terus ke pembuluh darah. leukosit mempunyai
sifat diapedesis, yaitu kemampuan untuk menembus pori-pori membrane kapiler dan
masuk ke dalam jaringan. Semua leokosit adalah fagosistik, tetapi kemampuan ini
lebih berkembang pada neurotrofil dan monosit. Rentang hidup leukosit yaitu
12-20 hari (Desmawati, 2013: 59).
Golongan
darah adalah klasifikasi yang menentukan darah yang dimiliki dengan melihat
jenis antigen yang terdapat pada permukaan sel darah merah yang diturunkan dari
orang tua. Sel darah merah manusia mengandung antigen dan antibodi. Antigen
(aglutinogen) terdiri dari antigen A dan B. Antibodi (aglutinin) terdiri dari
antibodi A dan B. Sistem golongan darah ABO adalah sistem pengelompokkan jenis
darah berdasarkan keberadaan antigen pada permukaan sel darah merah. Antigen
ini ditentukan secara genetik: sel golongan AB memiliki antigen A dan B, dan
tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B, sel golongan A
memiliki antigen A dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum
darahnya., sel golongan B memiliki antigen B dan menghasilkan antibodi terhadap
antigen A dalam serum darahnya., sel golongan O tidak memiliki antigen, namun
memiliki antibodi terhadap antigen A dan B (Gibson,
2002: 154).
Tekanan
darah adalah gaya (atau dorongan) darah ke dinding arteri saat darah dipompa
keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Tekanan darah berperan penting, karena
tanpanya darah tidak akan mengalir. Hasil pengukuran tekanan darah berupa dua
angka, yang menunjukkan tekanan sistolik dan diastolic (misalnya 120/80,
disebut seratus dua puluh per delapan puluh). Angka yang diatas menunjukkan
tekanan sistolik, yaitu tekanan di arteri saat jantung memompa darah melalui
pembuluh tersebut. Angka yang di bawah menunjukkan tekanan diastolic yaitu
tekanan di arteri saat jantung berelaksasi di antara dua denyutan (kontraks).
Angka-angka ini memiliki satuan millimeter merkuri (atau mmHg, Hg adalah symbol
kimia untuk merkuri). Satuan ini menunjukkan cara pengukuran tekanan darah
sejak pertama kali ditemukan (Palmer,
2005: 6-7).
Glukos
dalam darah berperan sebagai bahan bakar dalam proses metabolisme dan sebagai
sumber energi otak. Glukosa dihasilkan dari makanan yang mengandung karbohidrat
yang terdiri dari monosakarida, disakarida dan juga polisakarida. Karbohidrat
akan konversikan menjadi glukosa di dalam hati dan seterusnya berguna untuk
pembentukan energy dalam tubuh. Glukosa tersebut akan diserap oleh usus halus
kemudian akan dibawa oleh aliran darah dan didistribusikan ke seluruh sel
tubuh. Glukosa yang disimpan dalam tubuh dapat berupa glikogen yang disimpan
pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Fungsi glukosa
dalam tubuh adalah sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme dan juga
merupakan sember utama bagi otak. Glukosa darah dikatakan abnormal apabila
kurang atau melebihi nilai rujukan. Nilai rujukan glukosa adalah pada rentang
60-110 mg/dl. Kadar gula darah yang terlalu tinggi dinamakan hiperglikemia.
Kadar glukosa kurang dari normal dinamakan hipoglikomia. Dalam tubuh manusia
glukosa yang telah diserap oleh usus halus kemudian akan terdistribusi ke dalam
semua sel tubuh melalui aliran darah (Subiyono
dkk., Jurnal Teknologi Laboratorium.
2016: 45).
Suatu
penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tekanan darah dengan kadar
glukosa dalam darah manusia. Besar hubungan antara tekanan darah dengan kadar
glukosa dalam darah adalah 0,379 yaitu hubungannya dikategorikan rendah.
sehingga dengan menjaga kesehatan, terutama tekanan darah, Sebab tekanan darah
mempengaruhi kadar glukosa dalam darah manusia, dengan menjaga nilai normal
tekanan darah, kita dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit yang
disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Khususnya dalam menjaga kesetabilan kadar
glukosa dalam darah, karena membutuhkan kondisi tubuh dan pola makan yang sehat
(Huda, Jurnal Pendidikan Biologi. 2016: 150).
BAB
III
METODOLOGI
A. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa, 25
Mei 2021
Waktu : 13:30 WITA-Selesai
Tempat : Gedung Perkuliahan Prodi IPA
Biologi
B. Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Seperangkat alat uji
glukosa, kolesterol dan hemoglobin
b.
Easy touch
c.
Kertas uji golongan darah
d.
Stetoskop
e.
Tensimeter
f.
Lancet pen
g.
Tisu
h.
Handphone
2.
Bahan
a.
Darah
b.
Alkohol
c.
Larutan turk
d.
Larutan hayem
C. Cara Kerja
1.
Pengukuran Kadar Glukosa
a)
Mempersiapkan seperangkat
perlengkapan yang dibutuhkan untuk pengukuran kadar glukosa.
b)
Melakukan pengambilan
sample darah dengan menggunakan lancet
pen di bagian ujung jari.
c)
Tetesan darah pertama dan
kedua dibuang, tetesan darah selanjutnya didekatkan ke bagian pinggir strip
glukosa.
d)
Mendiamkan sampai area
uji glukosa menyerap darah dengan sempurna.
e)
Membacakan hasil uji
glukosa yang tertera di layar.
2.
Pengukuran Kadar Kolesterol
a)
Menyiapkan seperangkat
perlengkapan yang dibutuhkan untuk pengukuran kadar kolesterol.
b)
Melakukan pengambilan
sample darah dengan menggunakan lancet
pen di bagian ujung jari.
c)
Tetesan darah pertama dan
kedua dibuang, tetesan darah selanjutnya didekatkan ke bagian pinggir strip
kolesterol.
d)
Mendiamkan sampai area
uji kolesterol menyerap darah dengan sempurna.
e)
Membacakan hasil uji
kolesterol yang tertera di layar.
3.
Pengukuran Kadar Hemoglobin
a)
Menyiapkan seperangkat perlengkapan
yang dibutuhkan untuk pengukuran kadar hemoglobin.
b)
Melakukan pengambilan
sample darah dengan menggunakan lancet
pen di bagian ujung jari.
c)
Tetesan darah pertama dan
kedua dibuang, tetesan darah selanjutnya didekatkan ke bagian pinggir strip hemoglobin.
d)
Mendiamkan sampai area
uji hemoglobin menyerap darah dengan sempurna.
e)
Membacakan hasil uji
hemoglobin yang tertera di layar.
4.
Pengukuran Tekanan Darah
a)
Menyiapkan seperangkat
perlengkapan yang dibutuhkan untuk pengukuran tekanan darah baik alat manual
maupun digital (stetoskop dan tensimeter)
b)
Membandingkan tekanan
darah ketika melakukan aktivitas fisik dengan tidak melakukan berdasarkan jenis
kelamin yang ada dalam bentuk tabulasi data.
c)
Menganalisis perbedaan tensi berdasarkan
factor-faktor yang telah disebutkan.
5.
Penentuan Golongan Darah
a)
Menyiapkan seperangkat
perlengkapan yang dibutuhkan untuk penentuan golongan darah baik system ABO
maupun Rhesus.
b)
Melakukan pengambilan
sample darah dengan menggunakan lancet
pen di bagian ujung jari.
c)
Tetesan darah pertama dan
kedua dibuang, tetesan darah selanjutnya diteteskan di dalam lingkaran yang
sudah ditandai pada kertas uji golongan darah.
d)
Mengamati peristiwa
aglutinasi yang terjadi kemudian menentukan golongan darah berdasarkan system
ABO dan Rhesus.
6.
Pengamatan Morfologi Eritrosit
a)
Menyiapkan seperangkat
perlengkapan yang dibutuhkan untuk pengamatan morfologi eritrosit.
b)
Melakukan pengambilan
sample darah dengan menggunakan lancet
pen di bagian ujung jari.
c)
Tetesan darah pertama dan
kedua dibuang, tetesan darah selanjutnya diteteskan di bagian tengah kaca
benda.
d)
Meneteskan larutan hayem.
e)
Mengamati morfologi eritrosit di bawah
mikroskop.
7.
Pengamatan Morfologi Leukosit
a)
Menyiapkan seperangkat
perlengkapan yang dibutuhkan untuk pengamatan morfologi leukosit.
b)
Melakukan pengambilan
sample darah dengan menggunakan lancet
pen di bagian ujung jari.
c)
Tetesan darah pertama dan
kedua dibuang, tetesan darah selanjutnya diteteskan di bagian tengah kaca
benda.
d)
Meneteskan larutan hayem.
e)
Mengamati morfologi leukosit di bawah mikroskop.
BAB
IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1.
Gambar Hasil Pengamatan
No. |
Gambar
Pengamatan |
Keterangan |
1. |
|
Pengukuran
tekanan darah dengan menggunakan tensimeter. |
2. |
|
Penentuan
golongan darah dengan kertas uji golongan darah. |
3. |
|
Pengukuran
kandungan glukosa darah dengan menggunakan easy touch. |
4. |
|
Pengukuran
kandungan kolesterol darah dengan menggunakan easy touch. |
5. |
|
Morfologi
Eritrosit : a.
Berbentuk bulat kecil kecil b.
Berwarna merah transparan c.
Tidak berbintik |
6. |
|
Morfologi
Leukosit : a.
Berbintik b.
Berbentuk oval c.
Relatif besar |
2.
Tabel Hasil Pengamatan
No. |
Nama |
Sistol/Diastol
(mmHg) |
Kolestrol
(mg/dl) |
Glukosa (mg/dl) |
1. |
Arafani |
127/74 |
120 |
57 |
2. |
Hadia |
125/74 |
- |
- |
3. |
Defi |
124/74 |
- |
- |
4. |
Fatma |
118/77 |
- |
- |
Penentuan Peristiwa Aglutinasi |
|||
Golongan Darah |
Antigen |
Antibodi |
Aglutinasi |
A |
A |
B |
Jika ditambahkan antibody A |
B |
B |
A |
Jika ditambahkan antibody B |
AB |
A
dan B |
Tidak
ada |
Jika ditambahkan antibody A dan B |
O |
Tidak
ada |
A
dan B |
Jika ditambahkan antigen A dan B |
Rhesus (+) |
Rh |
Tidak
Ada |
Jika ditambahkan antibody Rh |
Rhesus (-) |
Tidak
ada |
Rh |
Jika ditambahkan antigen Rh |
B. Analisis Prosedur
Langkah pertama
dalam pelaksanaan praktikum ini adalah menyiapkan
seperangkat perlengkapan yang dibutuhkan untuk pengukuran kadar kolesterol,
glukosa dan darah (komposisinya dalam tubuh). Kemudian melakukan pengambilan
sample darah dengan menggunakan lancet
pen di bagian ujung jari, hal ini dilakukan setelah pemberian perlakuan
berupa pengukuran tekanan darah pada probandus. Tetesan darah pertama dan kedua
dibuang, tetesan darah selanjutnya didekatkan ke bagian pinggir strip glukosa
untuk mengukur kadar glukosa, didekatkan ke bagian pinggir strip kolesterol
untuk mengukur kadar kolesterol, didekatkan ke bagian pinggir strip hemoglobin
untuk mengukur kadar hemoglobin darah, diteteskan di dalam lingkaran yang sudah
ditandai pada kertas uji golongan darah untuk menentukan golongan darah, dan diteteskan
di bagian tengah kaca benda untuk pengamatan morfologi eritrosit serta leukosit.
Darah
yang sudah diukur tekanannya serta diketahui komposisi di dalamnya, kemudian
akan didiskusikan dengan teman kelompoknya masing-masing. Pada pengamatan
morfologi eritrosit darah terlebih dahulu diberikan larutan turk sebelum
akhirnya diamati di bawah mikroskop, sedangkan untuk pengamatan morfologi
leukosit darah, darah terlebih dahulu diberikan larutan jenis hayem dan
kemudian dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop. Adapun untuk penambahan
perlakuan pada saat mengukur tekanan darah seseorang dengan cara memberikan
stimulus pada tubuh terlebih dahulu melalui suatu aktivitas yang dapat
mengeluarkan keringat dan aktivitas yang tidak mengeluarkan keringat, sehingga
akhirnya dapat dibandingkan tekanan darah dalam kondisi tenang dengan ketika
melakukan suatu aktivitas. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk perbandingan kondisi
tekanan darah dalam tubuh ketika tenang dengan kondisi tekanan darah dalam
tubuh ketika melakukan suatu aktivitas.
C. Analisis Hasil
Darah adalah cairan tubuh yang terbuat dari
jaringan hidup, mengalir di seluruh bagian tubuh melalui kumpulan jaringan
pembuluh darah. Darah terdiri dari atas dua komponen utama yaitu plasma darah sebesar 55% dan komponen padatan (korpuskuli)
sebesar 45%. Plasma darah terdiri
atas 91% air, 8% protein terlarut, 1 % asam organik dan 1 % garam. Komponen padat (korpuskuli) terdiri atas sel – sel
darah. Terdapat tiga jenis sel darah yaitu: sel darah merah, (Eritrosit), sel
darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
(Guyton Arthur L, 2002).
Darah memiliki karakteristik berwarna merah, antara
merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen.
Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan
(respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan
tempat terikatnya molekul – molekul oksigen.
Pada praktikum
terkait dengan darah serta komposisi yang terkandung di dalamnya, tahap awal
yang dilakukan adalah pengukuran tekanan darah dari masing-masing praktikan dan
penentukan golongan darah dari salah praktikan. Setelah dilakukannya kegiatan
tersebut didapatkan ukuran masing-masing praktikan sebagai berikut : Arafani
memiliki tekanan sistol serta diastol sebesar 127/74 (mmHg), Hadia 125/74 (mmHg),
Fatma 118/77 (mmHg), dan Defi 124/74 (mmHg). Tekanan sistol adalah tekanan pada
saat ventrikel berkontraksi, sedangkan tekanan diastole adalah tekanan darah
ketika ventrikel berelaksasi. Angka normal suatu tekanan darah adalah untuk angka atas (sistolik) lebih rendah dari 120, dan
untuk angka bawah (diastolik)
yang lebih rendah dari 80. Jadi, angka normal tekanan darah adalah di bawah 120/80.
Kondisi dengan
tekanan darah dibawah dari 80 (mmHg), maka seseorang dapat dikatakan mengidap
penyakit hipotensi. Hipotensi umumnya tidak berbahaya dan dapat dialami oleh
siapa saja. Namun pada beberapa orang, hipotensi dapat menyebabkan pusing dan
lemas. Dan untuk kondisi tekanan darah di atas 120 (mmHg), maka seseorang dapat
dikatakan mengidap penyakit hipertensi. Kondisi ini dapat mengakibatkan
berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa apabila tidak
ditangani dengan baik. Kemudian untuk kegiatan uji golongan darah pada
praktikum tersebut dilakukan oleh saudari Nuning dengan golongan darah yang
didapatkan adalah AB, hal ini dikarenakan adanya antigen A dan B yang
terkandung di dalam darahnya.
Pengamatan
kandungan atau komposisi darah, kami hanya menggunakan satu orang sebagai
perwakilan kelompok untuk menguji kandungan glukosa, kolesterol dan
hemoglobinnya. Diketahui kandungan glukosa salah satu teman kami yang berperan
sebagai probandus adalah 57 mg/dl dengan kolesterol 120 mg/dl dan tekanan darah
diastole serta sistolnya 127/74 (mmHg).
Secara umum,
kadar gula darah normal
adalah 80-120 mg/dL atau 4.4-6.6 mmol/L, jika tes dilakukan sebelum makan atau
setelah bangun tidur. Sedangkan jika tes dilakukan sebelum tidur, batasan
normalnya adalah 100-140 mg/dL atau 5.5-7.7 mmol/L. Kemudian untuk kadar kolesterol darah yang ideal
adalah 200 mg/dL atau kurang. Sementara, kadar kolesterol darah sedang atau ambang batas tinggi (borderline
high) adalah 200-239 mg/dL. Sedangkan kadar kolesterol tinggi, yakni lebih dari 240 mg/dL.
Darah
memiliki fungsi utama dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengatur
suhu dan pemelihara keseimbangan cairan, asam dan basa. Eritrosit selama
hidupnya tetap berada dalam darah. Sel-sel ini mampu mengangkut oksigen secara efektif
tanpa meninggalkan pembuluh
darah serta cabang-
cabangnya. Sebaliknya leukosit
melaksanakan fungsinya di dalam jaringan,
sedangkan keberadaannya dalam darah hanya melintas saja. Trombosit
melakukan fungsinya pada dinding
pembuluh darah, sedangkan trombosit yang ada dalam sirkulasi tidak mempunyai fungsi khusus (Frances, K. Widmann, 2003).
Pengamatan
terakhir adalah terkait dengan morfologi leukosit dan eritrosit. Pada praktikum
ini tidak terlihat begitu jelas untuk diamati dibawah mikroskop akan
bagian-bagian dari kedua jenis darah tersebut, akan tetapi perbedaan antara
eritrosit dan leukosit bisa diiketahui dengan baik yaitu eritrosit berbentuk bulatan
bening dengan warna merah transparan yang tidak berbintik bintik, sedangkan
leukosit adalah kebalikan dari eritrosit yang berbentuk kepingan atau bulan
seperti sel namun berbintik bintik.
D. Evaluasi
1.
Tentukanlah apakah darah yang saudara uji
memiliki kandungan glukosa, kolesterol dan hemoglobin normal?
Jawaban:
Pada pengamatan
ini, kami hanya menggunakan satu orang sebagai perwakilan kelompok untuk
menguji kandungan glukosa, kolesterol dan hemoglobinnya. Diketahui kandungan
glukosa salah satu teman kami yang berperan sebagai probandus adalah 57 mg/dl
dengan kolesterol 120 mg/dl dan tekanan darah 127/74 (mmHg).
2.
Apakah yang terjadi jika kadar glukosa,
kolesterol dan hemoglobin berada di luar kiasaran normal?
Jawaban:
Kadar glukosa,
kolesterol dan hemoglobin berada di luar kiasaran normal dapat mengakibatkan
penyakit pada tubuh manusia. Misalnya apabila seseorang memiliki kadar glukosa
yang melebihi batas normal, maka hal ini akan menyebabkannya terkena penyakit
diabetes militus. Kemudian apabila seseorang memiliki kolesterol dengan jumlah
yang abnormal, maka hal ini dapat menyebabkan seseorang beresiko tinggi terkena
penyakit jantung. Dan apabila pada diri seseorang memiliki tingkat hemoglobin
yang rendah tentunya dia akan mengalami anemia serta kurang dapat beraktivitas
dengan baik dalam kesehariannya karena rasa lelah yang ditimbulkan.
3.
Factor apa yang mempengaruhi tekanan darah
seseorang?
Jawaban:
Menurut (Yudi:
2012) dalam bukunya “Hidup Nyaman dengan
Hipertensi.” Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan tekanan darah pada diri seseorang
adalah faktor keturunan,
usia, jenis kelamin, stres fisik dan psikis, kegemukan (obesitas), pola makan
tidak sehat, konsumsi garam yang tinggi, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi
alkohol, konsumsi kafein, penyakit lain, dan merokok.
4.
Mengapa peristiwa aglutinasi bisa terjadi?
Jawaban:
Menurut (Harry: 1994) dalam bukunya “Dasar
– Dasar Genetika Biokemis Manusia. Edisis III.” Dikatakan bahwa peristiwa aglutinasi
terjadi disebabkan karena adanya reaksi antigen antibodi yang sama karena di
dalam antibodi terdapat paratop yaitu bagian dari antibodi yang dapat bereaksi
dengan antigen sedangkan di dalam antigen terdapat epitop yang merupakan bagian
dari antibodi yang dapat bereaksi dengan antibody. Hal ini dapat dibuktikan
ketika sampel golongan darah A ditambahkan serum golongan darah B dan O
diperoleh hasil aglutinasi, sedangkan ketika di tambahkan serum golongan darah
A tidak terjadi aglutinasi.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tekanan darah pada
manusia dapat diukur menggunakan alat yang disebut tensimeter. Angka normal suatu tekanan darah adalah
untuk angka atas (sistolik)
lebih rendah dari 120, dan untuk angka bawah (diastolik) yang lebih rendah dari 80. Jadi, angka normal tekanan darah adalah di
bawah 120/80. Kemudian untuk golongan darah terdapat dua system yang dapat
dipakai untuk menentukannya, yaitu system ABO dan system rhesus (Rh). Adapun
untuk penentuan kadar glukosa dan kolesterol
darah pada manusia dapat menggunakan alat yang disebut easy touch.
Secara umum,
kadar gula darah normal
adalah 80-120 mg/dL atau 4.4-6.6 mmol/L, jika tes dilakukan sebelum makan atau
setelah bangun tidur. Sedangkan jika tes dilakukan sebelum tidur, batasan
normalnya adalah 100-140 mg/dL atau 5.5-7.7 mmol/L. Kemudian untuk kadar kolesterol darah yang ideal
adalah 200 mg/dL atau kurang. Sementara, kadar kolesterol darah sedang atau ambang batas tinggi (borderline
high) adalah 200-239 mg/dL. Sedangkan kadar kolesterol tinggi, yakni lebih dari 240 mg/dL.
B. Saran
Tetaplah tersenyum serta sabar kepada
para COASS dalam menghadapi kami yang masih haus akan ilmu. Terimakasih J.
DAFTAR
PUSTAKA
Desmawati. 2013. Sistem
Hematologi dan Imunologi (Asuhan Keperawatan Umum dan Maternitas). Jakarta:
In Media.
Gibson, Jhon. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC.
Huda, Syafaat Ariful. 2016. Hubungan Antara Kadar
Glukosa Darah Dengan Tekanan Darah Manusia di RW 03 Kelurahan Kebayoran Lama
Jakarta Selatan. Jurnal Pendidikan
Biologi. 7(2): 144-152.
Maharani, Eva Ayu dan Ganjar Noviar. 2018. Imunohematologi dan Bank Darah. Jakarta:
Pusat Pendidikan SDM Kesehatan.
Mallo, Pricilia Yelana, Sherwin Sompie, Benefir S
Narasiang, dan Bahrun. 2012. Rancang Bangun Alat Ukur Kadar Hemoglobin dan
Oksigen Dalam Darah Dengan Sensor Oximeter Secara Non-Invasive. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer.
1(1): 1-6.
Palmer, Anna. 2005. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga.
Subiyono, M. Atik Martasiningsih, dan Denni Gabrela.
2016. Gambaran Kadar Glukosa Darah Metode God-Pap (Glucose Oxsidase –
Peroxidase Aminoantypirin) Sampel Serum dan Plasma Edta (Ethylen Diamin Terta
Acetat). Jurnal Teknologi Laboratorium.
5(1): 45-48.
LAMPIRAN
0 comments:
Post a Comment