Laporan Tetap Praktikum
ANATOMI
DAN FISIOLOGI MANUSIA
ACARA I
“SHALAT
DHUHA DAN SISTEM RANGKA MANUSIA”
LABORATORIUM
PRODI IPA BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2021
HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan Tetap Praktikum “Anatomi dan Fisiologi Manusia” Ini
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur
atas ke hadirat Allah yang Maha Esa yang karena limpahan nikmat serta
hidayahnya kita dapat berkumpul ditempat yang berbahagia ini. Semoga
limpahan nikmatnya selalu menyertai kita sepanjang waktu Allahumma aamiin.
Kedua kalinya tak lupa
pula kita haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi besar kita al imamul rasul wa khotimul anbiya’
Muhammad shallallah alaihi wasallam,
yang dengan perjuangan, kerja keras serta semangat beliau akhirnya kita dapat
merasakan manisnya Islam.
Saya haturkan banyak
terima kasih kepada para dosen, staf laboratorium, serta kakak-kakak tingkat
terlebih khusus lagi yang menjadi Co. Ass atas segala bimbingan dan
pengajarannya sehingga akhirnya laporan tetap praktikum anatomi dan fisiologi
manusia ini dapat diselesaikan. Kritik serta saran yang membangun sangatlah
kami harapkan untuk menyempurnakan laporan ini menjadi lebih baik.
DAFTAR
ISI
COVER
HALAMAN
PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar
Belakang 1
B. Rumusan
Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA 3
BAB
III METODOLOGI 5
A. Pelaksanaan 5
B. Alat
dan Bahan 5
C. Cara
Kerja 5
BAB
IV PEMBAHASAN 6
A. Hasil
Pengamatan 6
B. Analisis
Prosedur 7
C. Analisis
Hasil 8
D. Evaluasi 10
BAB V PENUTUP 12
A. Kesimpulan 12
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem rangka
manusia merupakan rangkaian tulang dan sendi yang membentuk tubuh manusia.
Dengan adanya tulang serta sendi manusia dapat bergerak dan melakukan berbagai
macam aktivitasnya sehari-hari. Secara umum manusia terlahir dengan 300 tulang.
Namun, seiring dengan bertambahnya usia, beberapa jaringan tulang akan menyatu.
Dengan demikian, seseorang hanya akan memiliki sekitar 206 tulang di dalam
tubuh saat mencapai usia dewasa. Tidak seperti organ lain dalam tubuh, tulang memiliki tekstur yang keras dan
sangat padat. Hal ini dikarenakan tulang berfungsi untuk melindungi organ-organ
penting di dalam tubuh, seperti otak, paru-paru, dan jantung. Adapun sendi
merupakan bagian yang menghubungkan antara satu tulang dengan tulang yang lain.
Peran serta
mamfaat tulang yang begitu luar biasa dalam kehidupan mahluk hidup terutama
manusia, membuat adanya penelitian serta bidang khusus yang membahas tentang
tulang. Ilmu pengetahuan yang khusus membahas tentang tulang manusia dan hewan,
termasuk kelainan-kelainan dan penyakit tulang disebut dengan ilmu osteology.
Dalam suatu
penilitian dr. Ebrahim Kazim mengatakan bahwa selain
bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan rohani, salat dhuha, melalui gerakannya
juga bermanfaat untuk kesehatan, karena dimanfaatkan sebagai salah satu
kegiatan dalam berolahraga. Gerakan teratur dari salat, ungkap dokter,
peneliti, serta direktur dari Trinidad Islamic Academy ini bermanfaat
menguatkan otot berserta tendonnya, sendi, serta berefek luar biasa terhadap
sistem kardiovaskular. Pada praktikum shalat dhuha dan system rangka manusia
ini, diharapakn nantinya praktikan dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan
dengan jenis dan bentuk tulang serta rangka pada manusia, mamfaat shalat dhuha,
dan hubungan antara syariat shalat dhuha dengan ilmu biologi.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana bentuk
identifikasi jenis dan jumlah tulang penyusun rangka manusia (rangka aksial dan
rangka appendicular)?
2.
Bagaimana bentuk
identifikasi nama tulang, bentuk tulang, serta arah gerak tulang?
3.
Bagaimana bentuk pengamatan
morfologi sendi synoval?
4.
Kapan waktu terbaik untuk
melaksanakan shalat dhuha?
5.
Bagaimana hubungan
syariat shalat dhuha dengan ilmu biologi?
C. Tujuan
1.
Untuk mengidentifikasi
jenis dan jumlah tulang penyusun rangka manusia (rangka aksial dan rangka
appendicular).
2.
Untuk mengidentifikasi
nama tulang, bentuk tulang, serta arah gerak tulang.
3.
Untuk mengamati morfologi
sendi synoval.
4.
Untuk mengetahui waktu
terbaik untuk melaksanakan shalat dhuha.
5.
Untuk mengetahui hubungan
syariat shalat dhuha dengan ilmu biologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tulang
merupakan bagian tubuh yang memiliki fungsi utama sebagai pembentuk rangka dan
alat gerak tubuh, pelindung organ-organ internal, serta tempat penyimpanan
mineral (kalsium-fosfat). Proses pembentukan tulang disebut dengan osifikasi.
Proses osifikasi terjadi pada masa perkembangan fetus (prenatal) dan setelah
individu lahir (postnatal). Perkembangan tulang panjang terjadi sampai individu
mencapai dewasa. Jaringan tulang bersifat dinamis karena secara konstan
mengalami pembaharuan yang dikenal dengan proses remodeling (Hill dalam Fernandez, Jurnal Med. Oral Patol. Cir. Bucal. 2006:
151-157).
Pada
manusia normal puncak kepadatan tulang
dicapai pada usia tiga puluhan. Terjadi penurunan
gradual kepadatan tulang tanpa atau disertai
dengan kerusakan tulang. Akibatnya kekuatan
tulang menurun dan kerapuhan tulang meluas
seiring pertambahan usia, suatu kondisi yang
dikenal sebagai osteoporosis. Kondisi ini lazim dijumpai pada manusia lanjut
usia, terutama wanita. Pada saat tulang yang mengalami
osteoporosis mencapai puncaknya,
maka tulang menjadi rapuh dan mudah
patah. Hal ini merupakan konsekuensi dari berkurangnya jumlah kalsium dalam massa tulang yang merupakan
factor risiko untuk terjadinya
osteopenia dan osteoporosis (Rachman dalam Ott, Jurnal Am. Medic. 2002: 334-341).
Osteoporosis
adalah suatu penyakit dimana terjadi penurunan massa tulang (pengurangan
jaringan tulang) terutama terjadi pada tulang spongiosa. Pada penyakit ini
proses penghancuran tulang melebihi proses pembentukan tulang. Penyakit tulang
ini terjadi terutama pada wanita setelah menopause. Factor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya osteoporosis adalah gangguan absorpsi pada usus
(terutama vitamin D dan Calsium), naiknya kadar hormon parathyroid, menurunnya
kadar estrogen setelah menopause (estrogen mempengaruhi pembentukan tulang),
usia lanjut (osteoblast tidak aktif) dan kurangnya olahraga (Marwan, 2008: 12-13).
Sholat
dhuha adalah sunnah muakadah. Abu Hurairah r.a. dia bercerita, “Kekasihku
Rasulullah SAW mewasiatkan tiga hal kepadaku (yang aku tidak akan
meninggalkannya sampai aku mati kelak), yaitu puasa tiga hari pada tiap bulan,
dua rakaat dhuha dan shalat witir sebelum tidur.” Sholat sunnah dhuha adalah
sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu dhuha, namanya diambilkan dari
waktunya. Dhuha artinya waktu pagi hari menjelang siang antara pukul 7 pagi
sampai 11 siang (Nawawi, 2010: 259-260).
Dalam
bukunya M. Khalilurrahman Al Mahfani yang berjudul “Berkah Sholat Dhuha”, dijelaskan manfaat yang didapatkan dengan
mengerjakan sholat Dhuha berdasarkan pengalaman-pengalaman dari orang-orang
yang mengerjakannya, antara lain:
a)
Hati menjadi tenang.
b)
Pikiran menjadi lebih
konsentrasi.
c)
Kesehatan fisik terjaga.
d)
Kemudahan dalam urusan.
e)
Memperoleh rizki yang
tidak disangkasangka (Khalilurrahman,
2007: 20-21).
BAB III
METODOLOGI
A. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Jum’at, 21
Mei 2021
Waktu : 07:30 WITA-Selesai
Tempat : Gedung Perkuliahan Prodi IPA
Biologi
B. Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Buku Petunjuk Praktikum
b.
Alat Tulis
c.
Torso Rangka Manusia
d.
Gergaji
e.
Handphone
2.
Bahan
Femur/Tibia Sapi
C. Cara Kerja
1.
Melakukan shalat dhuha di
jam 07.30 – 08.00 WITA.
2.
Melakukan aktivitas
berjemur pada jam 08.00 – 08.30 WITA.
3.
Menyiapkan lembar kerja
topik rangka manusia.
4.
Mengamati torso model
rangka manusia dengan seksama.
5.
Mengamati masing-masing
tulang secara teliti.
6.
Menggergaji tulang femur
atau tibia sapi.
7.
Mengamati struktur tulang
tersebut.
8.
Memperkirakan proses yang
terjadi pada tulang dan sendi pada saat pukul 07.30 – 09.00 WITA.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1.
Gambar Hasil Pengamatan
No. |
Gambar Pengamatan |
Keterangan |
1. |
|
Femur atau tibia sapi sebelum digergaji |
2. |
a b |
Femur atau tibia sapi setelah digergaji. Disini tampak red
marrow (gambar b) dan yellow marrow (gambar a). |
3. |
|
Proses pemotongan femur atau tibia sapi menggunakan
gergaji. |
2.
Tabel Hasil Pengamatan
No. |
Rangka |
Tulang |
Jumlah |
1. |
Rangka Aksial (Rangka Utama) |
Tulang
Kranial |
8 |
Tulang
Wajah |
14 |
||
Tulang
Ossicles Pendengaran |
6 |
||
Tulang
Hyoid |
1 |
||
Tulang
Dada |
1 |
||
Tulang
Rusuk |
24 |
||
Tulang
Vertebra |
24 |
||
Tulang
Sacrum |
1 |
||
Tulang
Ekor |
1 |
||
2. |
Rangka Apendicular (Rangka Tambahan) |
Tulang
Klavikula |
2 |
Tulang
Skapula |
2 |
||
Tulang
Lengan & Lengan Bawah |
6 |
||
Tulang
Kayu |
16 |
||
Tulang
Metakarpal |
10 |
||
Tulang
Falang |
28 |
||
Tulang
Sesamoid |
4 |
||
Tulang
Panggul |
2 |
||
Tulang
Kaki Atas |
8 |
||
Tulang
Kaki Bawah |
56 |
||
Total |
206 |
B. Analisis Prosedur
Langkah
awal dalam pelaksanaan praktikum terkait dengan shalat dhuha dan system rangka
manusia ini adalah melakukan shalat dhuha di jam 07.30 – 08.00 WITA. Langkah
kedua, melakukan aktivitas berjemur pada jam 08.00 – 08.30 WITA. Langkah
ketiga, menyiapkan lembar kerja topik rangka manusia. Langkah keempat, mengamati
torso model rangka manusia dengan seksama. Langkah kelima, mengamati
masing-masing tulang secara teliti. Langkah keenam, menggergaji tulang femur
atau tibia sapi. Langkah ketujuh, mengamati struktur tulang tersebut. Dan langkah
terakhir adalah memperkirakan proses yang terjadi pada tulang dan sendi pada
saat pukul 07.30 – 09.00 WITA.
C. Analisis Hasil
Rangka
atau Skeleton adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa
organ lunak terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi
sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan
otot-otot kerangka. Fungsi utama kerangka adalah menyokong melindungi memberi
bentuk tubuh dan sebagai alat ungkit pada gerakan serta menyediakan permukaan
untuk kaitan otot-otot kerangka. Kerangka manusia terdapat di dalam tubuh
sehingga sering disebut kerangka dalam atau endoskeleton namun pada beberapa
jenis anggota arthropoda kerangka terdapat di luar sehingga sering disebut
sebagai eksoskeleton.
Rangka
manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang
ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya.
Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun jumlah ini dapat
bervariasi antara individu.
Pengamatan
rangka pada praktikum yang telah dilakukan berkaitan dengan identifikasi jenis
tulang dan jumlah tulang penyusun rangka manusia yang didasarkan pada bagian
rangka aksial dan rangka appendicular. Selain itu, identifikasi berbagai nama
tulang, bentuk tulang, serta gerak tulang dilakukan dengan menggunakan torso tulang
manusia dengan singkat. Berdasarkan pada torso tulang yang ada maka diketahui
bahwa manusia memiliki 206 tulang dengan rincian, skeleton aksial terdiri dari
80 tulang:
1.
29 tulang di kepala - (8
tulang kranial dan 14 tulang wajah) dan kemudian juga 7 tulang yang terlekat (6
ossicles pendengaran dan tulang hyoid).
2.
25 tulang dada - (tulang
dada dan 24 tulang rusuk).
3.
Tulang di kolom vertebra
atau tulang punggung (24 vertebra, sacrum dan tulang ekor).
Pada manusia, skeleton apendikular
memiliki 126 tulang yang melengkapi skeleton aksial, berikut diantaranya:
1.
4 tulang di korset bahu
(klavikula dan skapula masing-masing sisi).
2.
6 tulang di lengan dan
lengan bawah (humerus, ulna dan jari-jari).
3.
58 tulang di tangan (kayu
16, metakarpal 10, falang 28 dan sesamoid 4)
4.
2 tulang panggul.
5.
8 tulang di kaki atas
(femur, tibia, patella dan fibula).
6.
56 tulang di kaki bawah
(tarsal, metatarsal, falang dan sesamoid).
Skeleton
aksial adalah
poros utama dari tubuh manusia yang menyokong dan melindungi organ vital pada
manusia. Skeleton aksial terdiri atas
sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan dukungan dan
perlindungan pada organ di kepala, leher dan badan skeleton aksial terdiri dari
tulang tengkorak, tulang dada, tulang rusuk, ruas-ruas tulang belakang serta
gelang panggul.
Skeleton apendikular terdiri atas
tungkai atas dan anggota gerak atas serta tungkai bawah dan anggota gerak
bawah. Rangka apendiks dibedakan menjadi rangka anggota tubuh bagian atas
(ekstrimitas superior) dan rangka anggota tubuh bagian bawah (ekstrimitas
anterior).
Setelah pengamatan tulang pada
praktikum ini, dilakukan pengamatan terhadap persendian yang juga merupakan
komponen utama yang menyusun rangka tubuh manusia. Sendi merupakan bagian
penghubung antar tulang dan merupakan alat gerak pasif pada tubuh. Sendi pada
tubuh manusia dibedakan berdasarkan sifat geraknya dan ada tidaknya rongga pada
persendian. Sendi mati, gerak, dan kaku adalah jenis sendi berdasarkan sifat
geraknya, sedangkan sendi fibrosa, kartilago, dan sinovial adalah sendi
berdasarkan ada tidaknya rongga pada persendian. Dalam hal ini, pengamatan
lebih difokuskan kepada morfologi sendi synovial. Sendi synovial merupakan sendi yang memiliki rongga dan diperkokoh dengan kapsul serta
ligamen pembungkus sebagai pelindung persendian. Sendi ini dapat kita temukan pada pertemuan antara
tulang femur dengan fibula pada manusia, yaitu pada bagian lutut.
Dalam islam terdapat salah satu
ibadah yang memiliki mamfaat besar bagi pembentukan dan pertumbuhan sendi dan tulang, ibadah tersebut
adalah shalat sunah dhuha. Shalat sunah dhuha merupakan jenis shalat sunnah
yang dilakukan pada pagi hari dengan rentang waktu pelaksanaan dari pukul 08.00
WITA – 11.00 WITA menjelang zuhur. Waktu terbaik dalam pelaksanaan shalat
sunnah ini adalah dari pukul 08.00 WITA – 09.30 WITA atau dalam hadis dikatakan
ketika anak unta merasakan terik matahari.
Dalam hadits keutamaan shalat dhuha. Hadits
riwayat Imam Muslim disebutkan bahwa, “Setiap
pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap
tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah
sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah,
dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan shlat
dhuha dua rekaat.” Dalam Sunan-nya, Abu Dawud meriwayatkan dari Buraidah
bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dalam
tubuh manusia terdapat 360 persendian dan ia wajib menunaikan sedekah atas
persendiannya.” Banyak penelitian serta artikel dan majalah yang membahas
akan keutamaan shalat dhuha bagi kesehatan. Salah satunya dikatakan bahwa
shalat dhuha dapat menjadi salah satu alternatif terapi non farmakologi,
walaupun harus dikaji lebih lanjut akan efektifitas dan kebenarannya.
Shalat dhuha juga memiliki hubungan
dan keterkaitan dengan ilmu biologi, dimana bentuk hubungan ini berupa mamfaat
yang dapat diperoleh seseorang dengan melakukan ibadah shalat sunnah ini.
Sebagaimana yang dipaparkan sebelumnya shalat sunnah dhuha dinataranya memiliki
mamfaat untuk menyehatkan tulang dan persendian, mengurangi depresi pada diri
seseorang, serta dapat terhindar dari penyakit osteoporosis dini.
D. Evaluasi
1.
Apakah ada hubungan
antara shalat dhuha dengan proses biologis yang terjadi di tulang dan sendi?
Jawaban:
Iya,
terdapat hubungan antara shalat dhuha dengan proses biologis yang terjadi di
tulang dan sendi. Bentuk proses biologis yang terjadi terhadap seseorang yang
melakukan shalat dhuha sebelum melakukan aktivitasnya sehari-hari adalah dalam
melakukan gerakan lebih rileks dan santai karena sebelumnya sendi-sendi telah
digerakkan dan dilenturkan terlebih dahulu melalui gerakan shalat dhuha dan
berjemur setelahnya. Tulang dan sendi mengalami penguatan karena terpapar sinar
matahari yang baik bagi pertumbuhan tulang dan sendi karena mengandung vitamin
D. Selain itu, orang yang melakukan shalat dhuha memiliki kecendurang ritem
nafas dan tingkat control emosional yang baik serta dapat menanggulangi
osteoporosis dini pada tulang.
2.
Apa mamfaat aktivitas
berjemur pada pukul 07.30 – 09.30 WITA?
Jawaban:
Aktivitas
berjemur pada pukul 07.30 – 09.30 WITA dilakukan dengan membiarkan sinar
matahari mengenai tubuh secara langsung. Mamfaat yang didapat oleh seseorang
dengan melakukan aktivitas ini adalah sebagai berikut:
a)
Meningkatkan produksi
vitamin D
b)
Meningkatkan sistem
kekebalan tubuh
c)
Memperbaiki kualitas
tidur
d)
Mengatasi penyakit kulit
e)
Mencegah depresi
f)
Menekan risiko kanker
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan, maka diketahui bahwasannya rangka manusia
tersusun atas rangka utama atau sumbu tubuh (rangka aksial) dan rangka tambahan
(appendicular). Rangka aksial berjumlah 80 tulang dan rangka appendicular
berjumlah 126 tulang sehingga total rangka penyusun tubuh manusia secara umum
adalah 206 tulang. Rangka-rangka tersebut terdiri dari berbagai macam jenis
tulang dan persedian seperti tulang kranial, tulang vertebra, tulang sacrum,
tulang skavula, tulang metacarpal, dan lain-lain.
Sendi merupakan bagian penghubung
antar tulang dan merupakan alat gerak pasif pada tubuh. Jenis sendi synovial merupakan sendi yang memiliki rongga dan
diperkokoh dengan kapsul serta ligamen pembungkus sebagai pelindung persendian. Sendi ini dapat kita
temukan pada pertemuan antara tulang femur dengan fibula pada manusia, yaitu
pada bagian lutut.
Dalam agama islam selain sholat lima
waktu dan shalat sunnah yang lain terdapat shalat sunnah utama yang memiliki
kaitan penting terhadap kesehatan rangka manusia, shalat sunnah tersebut adalah
shalat sunnah dhuha. Rentang waktu pelaksanaannya dari pukul 08.00 WITA – 11.00
WITA menjelang zuhur. Waktu terbaik dalam pelaksanaan shalat sunnah ini adalah
dari pukul 08.00 WITA – 09.30 WITA atau dalam hadis dikatakan ketika anak unta
merasakan terik matahari. Bentuk hubungan syariat shalat dhuha dengan ilmu
biologi adalah mamfaat yang diperoleh oleh seseorang dalam pelaksanaannya.
Diantara mamfaat shalat dhuha adalah menyehat tulang, sendi, otot serta memperkecil
peluang terkenan penyakit osteoporosis karena jarangnya aktivitas tubuh.
B. Saran
Tetaplah tersenyum serta sabar kepada
para COASS dalam menghadapi kami yang masih haus akan ilmu. Terimakasih J.
DAFTAR PUSTAKA
Al Mahfani, M.
Khalilurrahman. 2007. Berkah Sholat Dhuha.
Jakarta: Wahyu Media.
Fernandez, I., M.A.A. Gracia, M.C.
Pingarron, and L.B. Jerez. 2006. Physiological bases of bone regeneration II.
The remodeling process. Med. Oral Patol. Cir. Bucal. 11: 151-157
Marwan, Iis. 2008. Anatomi Manusia; Unit Osteologi, Arthologi
dan Miologi. Bandung: Multazam.
Ott, S. M. 2002. Osteoporosis and
bone physiology. J. Am. Medic. 228:
334-341
Sadili, Nawawi, Ahmad. 2010. Panduan Praktis dan Lengkap Shalat Fardhu
dan Sunnah. Jakarta: AMZAH.
LAMPIRAN
L
0 comments:
Post a Comment