Monday 18 April 2022

L. Edwin Arwana: Sterilisasi dan Media pada Bakteri

 



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

Media merupakan bahan yang dapat digunakan sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri. Beberapa jenis bakteri dapat hidup baik pada media yang sangat sederhana, yang hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organik seperti gula, namun ada pula bakteri yang memerlukan suatu media yang sangat kompleks selain mengandung sumber karbon dan nitrogen juga perlu penambahan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya, namun yang terpenting media harus mengandung nutrisi yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air.Nutrisi dalam media harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup (Wheeler & Volk, 1993).

Mempelajari sifat-sifat dan menumbuhkan mikroorganisme memerlukan suatu media sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme. Media pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang dibutuhkan oleh suatu mikroorganisme. Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhannya meliputi sumber karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi (Cappucino, 2014: 250).

Media biakan pada bakteri dibagi menjadi 3, yaitu : 1) Media padat. Media padat mengandung bahan pemadat atau agar sekitar 15% sehinga bentuknya padat. Menurut bentuk dan wadahnya dibedakan menjadi 3 jenis: media tegak, media miring dan media lempeng. Pada umumnya media ini dipergunakan untuk menumbuhkan bakteri maupun jamur. 2) Media semi padat (semisolid). Media semisolid merupaka media yang mengandung agar sekitar 0,3 – 0,4% agar sehingga konsistensinya menjadi kenyal atau tidak padat dan tidak cair. Pada umumnya media ini digunakan untuk melihat pergerakan atau motilitas bakteri. Bakteri memiliki flagela yang digunakan untuk bergerak. Pada media semisolid bakteri yang memiliki flagela terlihat pertumbuhannya melebar sampai diluar bidang tusukan. Sebaliknya bakteri yang tidak memiliki flagela pertumbuhannya terbatas pada bidang tusukan pada waktu melakukan inokulasi. 3) Media cair. Media cair merupakan media yang tidak ditambahai bahan pemadat atau agar sehingga konsistensinya cair. Media cair pada umumnya dipergunakan untuk melihat sifat pertumbuhan bakteri seperti keruh uniform, membentuk endapan berpasir atau membentuk untaian rambut atau caput medusa (Hapsari, 2017: 1 – 2).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dapat dibedakan menjadi faktor fisik dan faktor kimia. Faktor fisik meliputi temperatur, pH, tekanan osmotik, dan cahaya. Faktor kimia meliputi karbon, oksigen, mikroelemen atau unsur kelumit (trace element), dan faktor-faktor pertumbuhan organik termasuk nutrisi yang terdapat dalam media pertumbuhan (Pratiwi, 2008: 18).

Media alami bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan media alami tauge (Vigna radiate) dapat digunakan sebagai media alternatif untuk pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Pertumbuhan jumlah koloni Escherichia coli dan Staphylococcus aureus pada media alami bengkuang (Pachyrrhizus erosus) lebih banyak dari pada pertumbuhan jumlah koloni Escherichia coli dan Staphylococcus aureus pada media alami tauge (Vigna radiate) (Zuriani & Hastuty, SEL Jurnal Penelitian Kesehatan, Vol. 6(1), 2019: 1 – 7).

Sterilisasi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan semua bentuk mahluk hidup berupa mikroorganisme termasuk spora. Hal ini wajib dilakukan untuk melindungi pasien dan juga para klinisi. Berbagai jenis alat dan metode telah ditemukan untuk membersihkan dan mensterilkan instrumen kedokteran gigi secara seksama, antara lain menggunakan steam pressure atau steam autoclave, bahan-bahan kimia, dan juga dry heat oven (Anderson, dkk., Jurnal Am Soc Microbiol, Vol. 71, 2007: 653 – 670).

Sterilisasi adalah suatu cara untuk membebaskan alat ataupun bahan dari segala bentuk kehidupan terutama mikrooganisme. Dalam praktikum mikrobiologi sterilisasi dapat dilakukan secara fisik dan kimia, pemilihan cara sterilisasi tergantung pada jenis bahan yang akan disterilkan ataupun bentuk bahan/sediaan yang akan disterilkan. Jenis Sterilisasi yang biasa digunakan adalah (Yusmaniar, 2017: 8 – 9) :

a.       Sterilisasi Pemijaran. Cara ini terutama digunakan untuk sterilisasi kawat ose yang terbuat dari platina ataupun nikrome, dilakukan dengan membakar ose sampai pijar dua sampai tiga kali.

b.      Sterilisasi Udara Kering (Oven). Oven umumnya digunakan untuk sterilisasi alat-alat gelas seperti erlemeyer, baker glass, petri dish, dan alat gelas lainnya. Temperatur yang digunakan 150 – 170  selama minimal 1 jam tergantung jumlah alat yang disterilkan.

c.       Sterilisasi Uap Bertekanan (Autoklaf). Otoklaf merupakan tehnik sterilisasi yang paling efisien, karena adanya uap panas akan memperbesar penetrasi uap air ke dalam sel mikroba dan distribusi panas lebih merata sehingga terjadi koagulasi protein yang mempercepat kematian mikroba. Umumnya digunakan untuk sterilisasi media mikrobiologi, kapas, kertas maupun alat gelas tertentu.

d.      Sterilisasi dengan Penyaringan. Mekanisme penyaringan berdasarkan perbedaan ukuran partikel , penyaring dibuat memiliki pori yang sangat kecil sehingga cukup untuk menahan bakteri, saringan akan tercemar bakteri sedangkan cairan yang melewatinya bebas bakteri—steril Bahan-bahan yang tidak tahan pemanasan seperti serum, darah, toksin, maupun sediaan farmasi yang tidak tahan pemanasan disterilkan dengan menggunakan penyaring bakteri seperti:

1)       Berkefeld filter digunakan dalam penyaring bakteri dari tanah diatomae

2)      Chamberlain filter digunakan dalam penyaring bakteri dari porselein.

3)      Seitz filter digunakan dalam penyaring bakteri dari asbes.

4)      Fritted glass filter digunakan dalam penyaring bakteri dari gelas.

Terdapat berbagai pendapat yang berbeda mengenai cara terbaik dalam melakukan sterilisasi instrumen ortodonti. Beberapa ahli berpendapat bahwa dry heat oven lebih baik dibandingkan dengan steam autoclave, karena steam autoclave dapat menyebabkan korosi pada instrumen, sehingga dapat mengurangi efektifitasnya dalam memotong kawat, dan juga menimbulkan karat pada joint. Berdasarkan hal tersebut, Vendrell RJ, et al melakukan penelitian untuk membandingkan antara efek steam autoclave dengan dry heat oven pada ligature cutting plier, hasil penelitian ini menunjukkan kedua metode sterilisasi tersebut sama efektifnya dan tidak menimbulkan karat dan korosi, selama instrumen ortodonti terbuat dari stainless steel. Kemudian dalam penelitian yang lain didapatkan juga fakta bahwa steam autoclave merupakan metode sterilisasi yang terbaik dalam sterilisasi instrumen ortodonti. Hal ini berkaitan dengan beberapa penelitian yang berpendapat bahwa steam autoclave merupakan metode sterilisasi yang banyak dipilih oleh tenaga kesehatan karena memberikan hasil yang paling baik dalam menghilangkan segala bentuk mikroorganisme (Tridianti, 2012: 35)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Cappuccino, J.G., dan Sherman, N. 2013. Manual Laboratorium biologi; alih bahasa, Nur Miftahurrahmah. Jakarta: EGC.

Kuramitsu HK, He X, Lux R, Anderson MH, Shi W. 2007. Interspecies interactions within oral microbial communities. Am Soc Microbiol. Vol. 71: 653-670.

Mahatmi, Hapsari. 2017. Modul; Isolasi dan Identifikasi Bakteri. Bali: Universitas Udayana.

Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Erlangga

Rizki, Zuraini & Syahnita, Hastuty. 2019. Pemanfaatan Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan Tauge (Vigna radiate) Sebagai Media Alternatif untuk Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. SEL Jurnal Penelitian Kesehatan. Vol. 6(1): 1 – 7.

Tridianti, Anggia. 2017. Tesis; Efektifitas Berbagai Metode Sterilisasi Molar Band yang Terkontaminasi Pasca Proses Fitting Band (Uji Hitung Bakteri). Jakarta: Universitas Indonesia.

Wheeler and Volk. 1993. Dasar - Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Erlangga.

Yusmaniar, dkk. 2017. Bahan Ajar Farmasi; Mikrobiologi dan Farasitologi. Jakarta: KEMENKES 2017.



0 comments:

Post a Comment