Sunday 17 April 2022

L. Edwin Arwana: Morfologi Mikroba dan Biakan Murni

 




BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

Morfologi adalah pengetahuan tentang bentuk (morphos). Morfologi dalam cabang ilmu biologi adalah ilmu tentang bentuk organisme, terutama hewan dan tumbuhan dan mencakup bagian-bagiannya. Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu morfologi makroskopik (morfologi koloni) dan morfologi mikroskopik (morfologi seluler). Morfologi makroskopis yaitu bentuk bakteri dengan mengamati karakteristik koloninya pada lempeng agar. Karakteristik koloni dibedakan atas dasar bentuk koloni, ukuran koloni, pinggiran (margin koloni), peninggian (elevasi), warna koloni, permukaan koloni,konsistensi dan pigmen yang dihasilkan koloni. Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka ditambahkan dan disesuaikan dengan gizi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Melalui pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang memberi penampilan yang khas. Morfologi mikroskopik adalah karakteristik bakteri yang dilihat melalui pengamatan dibawah mikroskop. Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi secara umum a bentuk bulat/kokus, bentuk batang/basil dan bentuk spiral/spirilium (Sukini, 2017: 15 – 18).

Terdapat 3 bentuk dasar sel bakteri (Boleng, 2015: 28) :

1.        Sel bakteri berbentuk bola atau kokus, jamak = koki (Coccus). Berdasarkan atas pengelompokkan selnya, bentuk kokus ini kemudian dikelompokkan menjadi :

a.       Dilokokus, yaitu penataan sel bakteri kokus dalam kelompok dua-dua sel.

b.      Streptokokus, yaitu rangkaian sel bakteri kokus membentuk rantai panjang atau pendek.

c.       Tertrad, yaitu penataan sel bakteri kokus dalam kelompok empat-empat sel, membentuk persegi empat.

d.      Stafilokokus, yaitu kumpulan sel-sel bakteri kokus yang tidak beraturan (bergerombol) membentuk seperti penataan buah anggur.

e.       Sarcina, yaitu kumpulan sel-sel bakteri kokus membentuk kubus, yang terdiri dari delapan sel atau lebih.

2.        Sel bakteri berbentuk batang atau basil (Bacillus). Bentuk bakteri basil, akan membentuk beberapa macam pengelompokkan selnya, yaitu :

a.       Diplobasil, yaitu penataan sel bakteri basil yang berkelompok dua-dua sel, atau berpasangan (dua-dua sel).

b.      Streptobasil, yaitu penataan sel bakteri basil yang membentuk rantai.

3.        Sel bakteri berbentuk spiral, tunggal = spirilum, jamak = spirilia. Bakteri yang berbentuk spiral, tidak membentuk pengelompokkan atau saling menempelkan dinding selnya dengan dinding sel bakteri lain. Bakteri spiral selalu berada secara terpisah-pisah (tunggal). Masing-masing spesies berbeda dalam panjang sel, serta ketegaran dinding selnya.

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya. Beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati (Pujianto, dkk., Jurnal Biologi. Vol. 6(1), 2017: 59 – 64).

Bentuk koloni dari bakteri Enterobacter agglomerans adalah berwarna abu-abu, tepian rata, sudut elevasi cembung, konsistensi berlendir, permukaan halus, berbentuk bulat sedang, untuk morfologi gram negatif, tidak berspora, dan bentuk bacil pendek. Bentuk koloni dari bakteri Bacillus subtilis adalah berwarna putih pucat, tepian tidak rata, sudut elevasi datar, konsistensi tidak berlendir, permukaan kasar dan kering, berbentuk bulat sedang-besar, untuk morfologi gram positif, berspora, dan bentuk bacil pendek. Bentuk koloni dari bakteri Aeromonas schubertii adalah berwarna abu-abu-kuning, tepian rata, sudut elevasi cembung, konsistensi berlendir, permukaan halus, berbentuk bulat sedang, untuk morfologi gram negatif, tidak berspora, dan bentuk bacil pendek (Jiwintarum, dkk., Jurnal Kesehatan Prima. Vol. 11(2), 2017: 124 – 136).

Isolasi bakteri asosiasi alga merah dari tiga sampel alga merah yaitu Kappaphycus alvarezii, Gelidiella acerosa, dan Eucheuma spinosum mendapatkan 7 isolat murni. Berdasarkan karakterisasi morfologi koloni, isolat tersebut ada yang berwarna putih, krem, dan oranye, sedangkan untuk morfologi sel diketahui bahwa ketujuh isolat tersebut merupakan bakteri gram positif dengan bentuk basil dan kokus (Budiharjo, dkk., Jurnal Biologi, Vol. 2(2), 2013: 11 – 17).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Boleng T. D., dkk. 2015. Bakteriologi; Konsep – Konsep Dasar. Malang: UMM Press.

Budiharjo A., dkk. 2013. Isolasi dan Karakterisasi Morfologi Koloni Bakteri Asosiasi Alga Merah (Rhodophyta) dari Perairan Kutuh Bali. Jurnal Biologi. Vol. 2(2): 11 – 17.

Jiwintarum S., dkk. 2017. Karakteristik Morfologi, Koloni dan Biokimia Bakteri yang Diisolasi dari Sedimen Laguna Perindukan Nyamuk. Jurnal Kesehatan Prima. Vol. 11(2): 124 – 136.

Pujianto S., dkk. 2017. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Genus Sphingomonas dari Daun Padi (Oryza sativa) di Area Persawahan Cibinong. Jurnal Biologi. Vol. 6(1): 59 – 64.

Sukini, dkk. 2017. Bahan Keperawatan Gigi; Mikrobiologi. Jakarta: KEMENKES 2017.

0 comments:

Post a Comment