Wednesday 20 April 2022

L. Edwin Arwana: Laporan Praktikum Analisis Urin

 

Laporan Tetap Praktikum

 

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA
ACARA II

“ANALISIS URINE”

 


 


 

    

 

  LABORATORIUM PRODI IPA BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MATARAM

2021

 

 

 

 


HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tetap Praktikum “Anatomi dan Fisiologi Manusia” Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.

 

 

 


 

 

 

 


 

 

KATA PENGANTAR

 

Segala puji dan syukur atas ke hadirat Allah yang Maha Esa yang karena limpahan nikmat serta hidayahnya kita dapat berkumpul ditempat yang berbahagia ini. Semoga limpahan nikmatnya selalu menyertai kita sepanjang waktu Allahumma aamiin.

Kedua kalinya tak lupa pula kita haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi besar kita al imamul rasul wa khotimul anbiya’ Muhammad shallallah alaihi wasallam, yang dengan perjuangan, kerja keras serta semangat beliau akhirnya kita dapat merasakan manisnya Islam.

Saya haturkan banyak terima kasih kepada para dosen, staf laboratorium, serta kakak-kakak tingkat terlebih khusus lagi yang menjadi Co. Ass atas segala bimbingan dan pengajarannya sehingga akhirnya laporan tetap praktikum anatomi dan fisiologi manusia ini dapat diselesaikan. Kritik serta saran yang membangun sangatlah kami harapkan untuk menyempurnakan laporan ini menjadi lebih baik.

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

COVER

HALAMAN PENGESAHAN                                                                      ii

KATA PENGANTAR                                                                                  iii

DAFTAR ISI                                                                                                 iv

BAB I PENDAHULUAN                                                                             1

A.  Latar Belakang                                                                               1

B.  Rumusan Masalah                                                                          1

C.  Tujuan                                                                                             1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA                                                                 2

BAB III METODOLOGI                                                                             4

A.  Pelaksanaan                                                                                    4

B.  Alat dan Bahan                                                                               4

C.  Cara Kerja                                                                                      4

BAB IV PEMBAHASAN                                                                            5

A. Hasil Pengamatan                                                                           5

B.  Analisis Prosedur                                                                           5

C.  Analisis Hasil                                                                                 6

D. Evaluasi                                                                                          8

BAB V PENUTUP                                                                                        9

A.  Kesimpulan                                                                                     9         

B.  Saran                                                                                              9

DAFTAR PUSTAKA                                                                                              

LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang

Urin adalah cairan yang di ekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan di keluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul molekul sisa dalam tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kantung kemih, akhirny dibuang keluar melalui uretra. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat ssia seperti racun atau zat zat yang sudah tidak dibutuhkan lagi.

Urin yang terbentuk bisa menjadi media untuk memantau penyakit melalui perubahan warnanya. Meskipun tidak selalu bisa dijadikan pedoman namun ada baiknya kita mengetahui hal ini untuk berjaga-jaga. Urin merupakan cairan yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses penyaringan darah. Oleh karena itu kelainan darah dapat menunjukkan kelainan di dalam urin.

Urinalisis adalah analisis urin secara invitro meliputi pemeriksaan makroskopis, mikroskopis/sedimentasi, dan kimia urin. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi diagnostik kemungkinan adanya gangguan pada ginjal, saluran kemih, serta gangguan metabolisme tubuh. Pada praktikum ini dilakukan anlisis pemeriksaan urin meliputi  pemeriksaan  protein, ph  dan  glukosa.  Untuk mengetahui kualitas urin dengan menggunakan sample urine saat bangun tidur, pengecekan sampel dengan menggunakan reagent strip analsiis urine.

B.       Rumusan Masalah

Bagaimana kualitas urin pada manusia?

C.      Tujuan

Untuk mengetahui kualitas urin pada manusia.

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinari. Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga hemostasis cairan tubuh. Indikasi tes urin adalah untuk tes saring pada tes kesehatan, keadaan patologik maupun sebelum operasi, menentukan infeksi saluran kemih terutama yang berbau busuk karena nitrit, leukosit atau bakteri, menentukan kemungkinan gangguan metabolisme misalnya diabetes melitus atau komplikasi kehamilan, menentukan berbagai jenis penyakit ginjal seperti glomerulonephritis, sindroma nefrotik dan pyelonephritis (Fitriani, dkk., Jurnal As-syifaa, Vol. (6)2, 2014: 212 – 219).

Tes urin telah lama dikerjakan dan sering dilakukan karena sampel mudah didapatkan dan teknik tes tidak begitu sulit. Tes urin rutin (urinalisis) bertujuan untuk menunjukkan adanya zat-zat yang dalam keadaan normal tidak terdapat dalam urin, atau menunjukkan perubahan kadar zat yang dalam keadaan normal terdapat dalam urin. Tes urin tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan saluran urin, tetapi juga mengenai faal berbagai organ dalam tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, cortex adrenal, dan lain-lain (Gandasoebrata, 2007).

Tes urin terdiri dari pemeriksaan makroskopik, mikroskopik atau sedimen dan pemeriksaan kimia urin. Tes mikroskopik untuk melihat eritrosit, leukosit, sel epitel, torak, bakteri, kristal, jamur dan parasit. Pemeriksaan makroskopik adalah untuk menilai warna, kejernihan dan bau. Analisis makroskopik secara fisik meliputi tes warna, kejernihan, bau, berat jenis dan pH. Analisis kimiawi meliputi tes protein, glukosa, keton, darah, bilirubin, urobilinogen, nitrit, dan lekosit esterase (Hardjoeno, 2007).

Urin mengandung bermacam-macam zat, antara lain: urea, asam urea, amoniak, dan zat-zat lain yang merupakan hasil pembongkaran protein. Garamgaram terutama garam dapur. Pada orang yang melakukan diet yang rata-rata berisi 80-100 gram protein dalam 24 jam, kadar air dan zat padat dalam 24 jam pada air kemih adalah sebagai berikut: air 96%, zat padat 4% (terdiri atas urea 2% dan hasil metabolisme lainnya 2% (Irianto, 2012).

Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obatobatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril (Wilmar, 2000).

Tidak terdapat perbedaan kadar protein uri.n yang signifikan antara sebelum latihan fisik dan sesudah latihan fisik. Hal ini sesuai dengan penelitian Kohanpour pada tahun 2012 terhadap 10 pemain bola dengan perlakuan berlari selama 30 menit dengan intensitas yang berbeda, yaitu 50%, 70%, dan 85%. Sebelum dan 20 menit sesudah melakukan latihan fisik, kadar protein urin diperiksa. Pada latihan dengan intensitas 50% dan 70% tidak terjadi peningkatan kadar protein urin. Pada latihan dengan intensitas 80% terjadi peningkatan yang bermakna. Pada tahun 2012, Kohanpour melakukan penelitiaan kembali tentang protein urin pada atlet yang melakukan pertandingan karate. Hasil yang diperoleh bahwa terdapat peningkatan kadar protein urin setelah pertandingan karate, tetapi peningkatan yang terjadi tidak signifikan (ρ = 0,184) (Kohanpour, dkk., Jurnal Biological Sciences, Vol. 4(6), 2012: 660–664).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODOLOGI

 

A.      Pelaksanaan

Hari/Tanggal        : Rabu, 19 Mei 2021

Waktu                  : 13:30 WITA – Selesai

Tempat                 : Gedung Perkuliahan Prodi IPA Biologi

B.       Alat dan Bahan

1.      Alat

a.    Reagen Strip Analisis Urin

b.    Alan Tulis

c.    Kamera

d.    Gelas Sample

e.    Tissu

2.      Bahan

Sample Urin

C.      Cara Kerja

1.         Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum.

2.         Mengambil sample urin menggunakan botol sample.

3.         Menyelupkan reagen strip urin ke dalam gelas sample yang telah terisi urin.

4.         Mengangkat reagen strip urin dan mendiamkannya selama 1 – 2 menit (lama waktu analisis tergantung pada indicator yang dianalisis).

5.         Mendiskusikan hasil pengamatan yang didapatkan dengan teman kelompok.

 

 

 

 

 

 

BAB IV

PEMBAHASAN

 

A.      Hasil Pengamatan

1.      Gambar Hasil Pengamatan

No.

Gambar Pengamatan

Keterangan

1.

IMG20210519081129.jpg

Sample Urin

2.

IMG_20210525_132752.jpg

Reagent Strip Analisis Urin

2.      Tabel Hasil Pengamatan

No.

Nama

Glukosa

(Hijau)

Protein

(Kuning)

pH

(Orange)

1.

Edwin

Normal

15 (0.15)

6.5

2.

Warda

Normal

Normal

8.0

3.

Nuning

Normal

Normal

5.5

4.

Rahma

Normal

Normal

8.0

5.

Lina

Normal

Normal

8.0

6.

Nurul

Normal

Normal

5.0

7.

Ulfana

Normal

Normal

6.0

 

B.       Analisis Prosedur

Langkah pertama dalam praktikum analisis urin ini adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum. Langkah kedua, mengambil sample urin menggunakan botol sample. Langkah ketiga, menyelupkan reagen strip urin ke dalam gelas sample yang telah terisi urin. Langkah keempat, mengangkat reagen strip urin dan mendiamkannya selama 1 – 2 menit (lama waktu analisis tergantung pada indicator yang dianalisis). Dan langkah terakhir adalah mendiskusikan hasil pengamatan yang didapatkan dengan teman kelompok masing-masing.

C.      Analisis Hasil

Urin atau air seni maupun air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

Praktikum kali ini dilakukan percobaan berupa analisis sampel urin secara kimia menggunakan reagent strip. Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengevaluasi fungsi ginjal dengan cara urinalisis dan menginterpretasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh. Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum.

Ginjal mempunyai kemampuan memilih dan menahan zat-zat esensial pada saat mengekskresikan produk akhir metabolisme dan kelebihan zat dari makanan. Maka untuk mengetahui fungsi ginjal diantaranya dapat dilkakukan dengan cara skrining pada urin dengan metode urinalisis. Pada urinalisis, banyak metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi zat-zat yang terkandung di dalam urin. Analisis urin sebagai uji pendahuluan  meliputi analisis fisik, analisis kimiawi dan analisis secara mikroskopik.

Sampel urin yang digunakan adalah urin dari wanita dan pria. Sampel urin yang digunakan untuk uji haruslah dalam keadaan segar. Artinya, reagent strip langsung dicelupkan ke dalam urin yang baru keluar dari tubuh.Alasannya karena ada kemungkinan urin mengalami perubahan jika tidak segera dilakukan pengujian. Dimana perubahan ini akan mempengaruhi hasil pemeriksaan. Pemeriksaan urin dengan menggunakan reagent strip mempunyai beberapa keuntungan yaitu mudah dilakukan, cepat dan biaya relatif murah. Akan tetapi, reagent strip tidak dapat dijadikan informasi yang akurat tentang adanya kelainan karena analisis urin reagent strip ini merupakan tes secara kualitatif. Untuk membuktikan adanya kelainan harus dilakukan tes lebih lanjut lagi.

Reagent strip merupakan strip plastik kecil yang memiliki beberapa kotak berwarna yang melekat padanya.Pada masing-masing kotak merupakan komponen dari uji yang digunakan untuk menafsirkan urinalisis berdasarkan nilai referensi urin. Uji kimia yang tersedia pada reagent strip umumnya adalah specific gravity (SG)/berat jenis, pH, leukosit, nitrogen,  protein, glukosa, keton, urobilinogen, bilirubin, eritrosit dan Hb.

Cara analisis urin yaitu strip dicelupkan ke dalam sampel urin setelah itu dilihat perubahan warna pada kotak-kotak kecil tersebut. Setiap perubahan pada kotak kecil tersebut harus selalu diperhatikan dengan cermat dan dicatat karena warna pada reagent strip mudah berubah. Pembacaan tidak boleh terlalu cepat atau terlalu lama agar didapat hasil yang akurat. Setiap perubahan warna pada kotak tertentu mungkin menunjukkan kelainan tertentu dalam sampel urin yang disebabkan oleh reaksi kimia tertentu. Acuan perubahan warna terdapat pada wadah botol plastik strip tes urine, sehingga perubahan warna-warna tersebut dapat diinterpretasikan.

Berdasarkan pada praktikum yang telah dilakukan, maka didapatkan data sebagai berikut dari 7 orang praktikan yang melakukan urinalisis diketahui 1 orang memiliki komposisi urin dengan kadar protein 15 (0.15) dengan pH 6.5, 7 orang memiliki kadar glukosa yang normal, 6 orang memiliki kadar protein yang normal dan 4 orang memiliki pH di atas atau sama dengan 6.0, sedangkan sisanya dibawah 6.0.

Urin yang normal tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung protein, berarti telah terjadi kerusakan ginjal pada bagian glomerulus. Jika urin mengandung gula, berarti tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan sempurna. Hal ini dapat diakibatkan oleh kerusakan tubulus ginjal. Dapat pula karena kadar gula dalam darah terlalu tinggi atau melebihi batas normal sehingga tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrat glomerulus. Kadar gula yang tinggi diakibatkan oleh proses pengubahan gula menjadi glikogen terlambat, kerena produksi hormon insulin terhambat. Orang yang demikian menderita penyakit kencing manis (diabetes melitus). Zat warna makanan juga dikeluarkan melalui ginjal dan sering memberi warna pada urin. Bahan pengawet atau pewarna membuat ginjal bekerja keras sehingga dapat merusak ginjal. Adanya insektisida pada makanan karena pencemaran atau terlalu banyak mengkonsumsi obat – obatan juga dapat merusak ginjal (Scanlon, 2000).

D.      Evaluasi

Berdasarkan hasil yang didapatkan, apakah terdapat perbedaan kandungan urin pada masing-masing sample urin?

Jawaban:

Hasil kegiatan praktikum yang telah dilakukan menunjukkan adanya perbedaan kandungan urin pada masing-masing sample urin, banyak hal yang dapat menyebabkan variasi tersebut, diantaranya adalah stress, pola tidur yang tidak cukup, asupan makanan, kadar air yang kurang, gaya hidup yang tidak sehat dan waktu pengambilan sample urin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

Urin manusia merupakan sisa hasil metabolism yang dilakukan oleh tubuh. Komposisi urin normal manusia tidak mengandung unsur protein dan glukosa. Urine normal terdiri dari air, urea, asam urat, amoniak, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida, garam- garam terutama garam dapur dan zat- zat yang berlebihan dalam darah misalnya vitamin C dan obat-obatan. Factor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas urin seseorang adalah stress, pola tidur yang tidak cukup, asupan makanan, kadar air yang kurang, gaya hidup yang tidak sehat dan waktu pengambilan sample urin.

B.       Saran

Tetaplah tersenyum serta sabar kepada para COASS dalam menghadapi kami yang masih haus akan ilmu. Terimakasih J.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Gandasoebrata, R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat.

Hardjoeno, H. dan Fitriani. 2007. Substansi Dan Cairan Tubuh. Makasar: Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin.

Irianto, K. 2012. Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Alfabeta

Kohanpour, M. A., Vatandoust, M., Mirsepasi, M., & Nasirzade, A. 2012. Effect of a Karate Competition on Urinary Excretion of Proteins with High. Biological Sciences. Vol. 4(6): 660–664.

Mangerangi, Fitriani, dkk. 2014. Pengaruh Penundaan Waktu terhadap Hasil Urinalisis Sedimen Urin. Jurnal As-Syifaa. Vol. (6)2: 212 – 219.

Wilmar, M. 2000. Praktikum Urin, Penuntun Praktikum Biokimia. Jakarta: Widya Medika.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

 

  IMG20210519081129.jpg IMG_20210525_132752.jpg

0 comments:

Post a Comment