Laporan Tetap Praktikum
ANATOMI
DAN FISIOLOGI MANUSIA
ACARA II
“ANALISIS
URINE”
LABORATORIUM
PRODI IPA BIOLOGI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2021
HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan Tetap Praktikum “Anatomi dan Fisiologi Manusia” Ini
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya.
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur
atas ke hadirat Allah yang Maha Esa yang karena limpahan nikmat serta
hidayahnya kita dapat berkumpul ditempat yang berbahagia ini. Semoga
limpahan nikmatnya selalu menyertai kita sepanjang waktu Allahumma aamiin.
Kedua kalinya tak lupa
pula kita haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi besar kita al imamul rasul wa khotimul anbiya’
Muhammad shallallah alaihi wasallam,
yang dengan perjuangan, kerja keras serta semangat beliau akhirnya kita dapat
merasakan manisnya Islam.
Saya haturkan banyak
terima kasih kepada para dosen, staf laboratorium, serta kakak-kakak tingkat
terlebih khusus lagi yang menjadi Co. Ass atas segala bimbingan dan
pengajarannya sehingga akhirnya laporan tetap praktikum anatomi dan fisiologi
manusia ini dapat diselesaikan. Kritik serta saran yang membangun sangatlah
kami harapkan untuk menyempurnakan laporan ini menjadi lebih baik.
DAFTAR
ISI
COVER
HALAMAN
PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar
Belakang 1
B. Rumusan
Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA 2
BAB
III METODOLOGI 4
A. Pelaksanaan 4
B. Alat
dan Bahan 4
C. Cara
Kerja 4
BAB
IV PEMBAHASAN 5
A. Hasil
Pengamatan 5
B. Analisis
Prosedur 5
C. Analisis
Hasil 6
D. Evaluasi 8
BAB V PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Urin adalah cairan
yang di ekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan di keluarkan dari dalam
tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul
molekul sisa dalam tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kantung kemih, akhirny dibuang keluar melalui uretra. Fungsi utama urin
adalah untuk membuang zat ssia seperti racun atau zat zat yang sudah tidak
dibutuhkan lagi.
Urin
yang terbentuk bisa menjadi media untuk memantau penyakit melalui perubahan
warnanya. Meskipun tidak selalu bisa dijadikan pedoman namun ada baiknya kita
mengetahui hal ini untuk berjaga-jaga. Urin merupakan cairan yang dihasilkan
oleh ginjal melalui proses penyaringan darah. Oleh karena itu kelainan darah
dapat menunjukkan kelainan di dalam urin.
Urinalisis adalah
analisis urin secara invitro meliputi pemeriksaan makroskopis,
mikroskopis/sedimentasi, dan kimia urin. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi diagnostik kemungkinan adanya gangguan pada ginjal,
saluran kemih, serta gangguan metabolisme tubuh. Pada praktikum ini dilakukan
anlisis pemeriksaan urin meliputi
pemeriksaan protein, ph dan
glukosa. Untuk mengetahui
kualitas urin dengan menggunakan sample urine saat bangun tidur, pengecekan
sampel dengan menggunakan reagent strip analsiis urine.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana
kualitas urin pada manusia?
C. Tujuan
Untuk mengetahui kualitas urin pada manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Urin
adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinari. Ekskresi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
hemostasis cairan tubuh. Indikasi tes urin adalah untuk tes saring pada tes
kesehatan, keadaan patologik maupun sebelum operasi, menentukan infeksi saluran
kemih terutama yang berbau busuk karena nitrit, leukosit atau bakteri,
menentukan kemungkinan gangguan metabolisme misalnya diabetes melitus atau
komplikasi kehamilan, menentukan berbagai jenis penyakit ginjal seperti glomerulonephritis, sindroma nefrotik
dan pyelonephritis (Fitriani, dkk., Jurnal As-syifaa, Vol. (6)2, 2014: 212 – 219).
Tes
urin telah lama dikerjakan dan sering dilakukan karena sampel mudah didapatkan
dan teknik tes tidak begitu sulit. Tes urin rutin (urinalisis) bertujuan untuk
menunjukkan adanya zat-zat yang dalam keadaan normal tidak terdapat dalam urin,
atau menunjukkan perubahan kadar zat yang dalam keadaan normal terdapat dalam
urin. Tes urin tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan
saluran urin, tetapi juga mengenai faal berbagai organ dalam tubuh seperti
hati, saluran empedu, pankreas, cortex adrenal, dan lain-lain (Gandasoebrata, 2007).
Tes
urin terdiri dari pemeriksaan makroskopik, mikroskopik atau sedimen dan
pemeriksaan kimia urin. Tes mikroskopik untuk melihat eritrosit, leukosit, sel
epitel, torak, bakteri, kristal, jamur dan parasit. Pemeriksaan makroskopik
adalah untuk menilai warna, kejernihan dan bau. Analisis makroskopik secara
fisik meliputi tes warna, kejernihan, bau, berat jenis dan pH. Analisis kimiawi
meliputi tes protein, glukosa, keton, darah, bilirubin, urobilinogen, nitrit,
dan lekosit esterase (Hardjoeno,
2007).
Urin
mengandung bermacam-macam zat, antara lain: urea, asam urea, amoniak, dan
zat-zat lain yang merupakan hasil pembongkaran protein. Garamgaram terutama
garam dapur. Pada orang yang melakukan diet yang rata-rata berisi 80-100 gram
protein dalam 24 jam, kadar air dan zat padat dalam 24 jam pada air kemih
adalah sebagai berikut: air 96%, zat padat 4% (terdiri atas urea 2% dan hasil
metabolisme lainnya 2% (Irianto, 2012).
Fungsi
utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obatobatan dari
dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor".
Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau
saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri.
Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara
medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari
urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril (Wilmar, 2000).
Tidak
terdapat perbedaan kadar protein uri.n yang signifikan antara sebelum latihan
fisik dan sesudah latihan fisik. Hal ini sesuai dengan penelitian Kohanpour
pada tahun 2012 terhadap 10 pemain bola dengan perlakuan berlari selama 30
menit dengan intensitas yang berbeda, yaitu 50%, 70%, dan 85%. Sebelum dan 20
menit sesudah melakukan latihan fisik, kadar protein urin diperiksa. Pada
latihan dengan intensitas 50% dan 70% tidak terjadi peningkatan kadar protein
urin. Pada latihan dengan intensitas 80% terjadi peningkatan yang bermakna.
Pada tahun 2012, Kohanpour melakukan penelitiaan kembali tentang protein urin
pada atlet yang melakukan pertandingan karate. Hasil yang diperoleh bahwa
terdapat peningkatan kadar protein urin setelah pertandingan karate, tetapi
peningkatan yang terjadi tidak signifikan (ρ = 0,184) (Kohanpour, dkk., Jurnal Biological Sciences, Vol. 4(6), 2012: 660–664).
BAB III
METODOLOGI
A. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Rabu, 19 Mei 2021
Waktu :
13:30 WITA – Selesai
Tempat : Gedung Perkuliahan Prodi IPA Biologi
B. Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Reagen Strip Analisis Urin
b.
Alan Tulis
c.
Kamera
d.
Gelas Sample
e.
Tissu
2.
Bahan
Sample Urin
C. Cara Kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
dalam praktikum.
2.
Mengambil sample urin menggunakan botol
sample.
3.
Menyelupkan reagen strip urin ke dalam
gelas sample yang telah terisi urin.
4.
Mengangkat reagen strip urin dan
mendiamkannya selama 1 – 2 menit (lama waktu analisis tergantung pada indicator
yang dianalisis).
5.
Mendiskusikan hasil pengamatan yang
didapatkan dengan teman kelompok.
BAB
IV
PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1. Gambar Hasil Pengamatan
No. |
Gambar Pengamatan |
Keterangan |
1. |
|
Sample Urin |
2. |
|
Reagent
Strip Analisis Urin |
2. Tabel Hasil Pengamatan
No. |
Nama |
Glukosa (Hijau) |
Protein (Kuning) |
pH (Orange) |
1. |
Edwin |
Normal |
15
(0.15) |
6.5 |
2. |
Warda |
Normal |
Normal |
8.0 |
3. |
Nuning |
Normal |
Normal |
5.5 |
4. |
Rahma |
Normal |
Normal |
8.0 |
5. |
Lina |
Normal |
Normal |
8.0 |
6. |
Nurul |
Normal |
Normal |
5.0 |
7. |
Ulfana |
Normal |
Normal |
6.0 |
B.
Analisis Prosedur
Langkah
pertama dalam praktikum analisis urin ini adalah menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan dalam praktikum. Langkah kedua, mengambil sample urin menggunakan
botol sample. Langkah ketiga, menyelupkan reagen strip urin ke dalam gelas
sample yang telah terisi urin. Langkah keempat, mengangkat reagen strip urin
dan mendiamkannya selama 1 – 2 menit (lama waktu analisis tergantung pada
indicator yang dianalisis). Dan langkah terakhir adalah mendiskusikan hasil
pengamatan yang didapatkan dengan teman kelompok masing-masing.
C.
Analisis Hasil
Urin
atau air seni maupun air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada
juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi
olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung
kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Praktikum kali ini
dilakukan percobaan berupa analisis sampel urin secara kimia menggunakan reagent strip. Adapun tujuan dilakukannya
percobaan ini adalah untuk mengevaluasi fungsi ginjal dengan cara urinalisis
dan menginterpretasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh. Urinalisis
adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi
saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit
ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan
darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum.
Ginjal mempunyai
kemampuan memilih dan menahan zat-zat esensial pada saat mengekskresikan produk
akhir metabolisme dan kelebihan zat dari makanan. Maka untuk mengetahui fungsi
ginjal diantaranya dapat dilkakukan dengan cara skrining pada urin dengan metode
urinalisis. Pada urinalisis, banyak metode yang dapat digunakan untuk
mendeteksi zat-zat yang terkandung di dalam urin. Analisis urin sebagai uji
pendahuluan meliputi analisis fisik, analisis kimiawi dan analisis secara
mikroskopik.
Sampel urin yang
digunakan adalah urin dari wanita dan pria. Sampel urin yang digunakan untuk
uji haruslah dalam keadaan segar. Artinya, reagent strip langsung
dicelupkan ke dalam urin yang baru keluar dari tubuh.Alasannya karena ada
kemungkinan urin mengalami perubahan jika tidak segera dilakukan pengujian.
Dimana perubahan ini akan mempengaruhi hasil pemeriksaan. Pemeriksaan urin
dengan menggunakan reagent strip mempunyai beberapa keuntungan
yaitu mudah dilakukan, cepat dan biaya relatif murah. Akan tetapi, reagent
strip tidak dapat dijadikan informasi yang akurat tentang adanya
kelainan karena analisis urin reagent strip ini merupakan tes
secara kualitatif. Untuk membuktikan adanya kelainan harus dilakukan tes lebih
lanjut lagi.
Reagent strip merupakan strip plastik
kecil yang memiliki beberapa kotak berwarna yang melekat padanya.Pada
masing-masing kotak merupakan komponen dari uji yang digunakan untuk
menafsirkan urinalisis berdasarkan nilai referensi urin. Uji kimia yang
tersedia pada reagent strip umumnya adalah specific gravity (SG)/berat jenis, pH,
leukosit, nitrogen, protein, glukosa, keton, urobilinogen, bilirubin,
eritrosit dan Hb.
Cara analisis urin
yaitu strip dicelupkan ke dalam sampel urin setelah itu
dilihat perubahan warna pada kotak-kotak kecil tersebut. Setiap perubahan pada
kotak kecil tersebut harus selalu diperhatikan dengan cermat dan dicatat karena
warna pada reagent strip mudah berubah. Pembacaan
tidak boleh terlalu cepat atau terlalu lama agar didapat hasil yang akurat. Setiap
perubahan warna pada kotak tertentu mungkin menunjukkan kelainan tertentu dalam
sampel urin yang disebabkan oleh reaksi kimia tertentu. Acuan perubahan warna
terdapat pada wadah botol plastik strip tes urine, sehingga
perubahan warna-warna tersebut dapat diinterpretasikan.
Berdasarkan
pada praktikum yang telah dilakukan, maka didapatkan data sebagai berikut dari
7 orang praktikan yang melakukan urinalisis diketahui 1 orang memiliki
komposisi urin dengan kadar protein 15 (0.15) dengan pH 6.5, 7 orang memiliki
kadar glukosa yang normal, 6 orang memiliki kadar protein yang normal dan 4
orang memiliki pH di atas atau sama dengan 6.0, sedangkan sisanya dibawah 6.0.
Urin yang normal
tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung protein, berarti
telah terjadi kerusakan ginjal pada bagian glomerulus. Jika urin mengandung
gula, berarti tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan sempurna. Hal
ini dapat diakibatkan oleh kerusakan tubulus ginjal. Dapat pula karena kadar
gula dalam darah terlalu tinggi atau melebihi batas normal sehingga tubulus
ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrat
glomerulus. Kadar gula yang tinggi diakibatkan oleh proses pengubahan gula
menjadi glikogen terlambat, kerena produksi hormon insulin terhambat. Orang
yang demikian menderita penyakit kencing manis (diabetes melitus). Zat warna
makanan juga dikeluarkan melalui ginjal dan sering memberi warna pada urin.
Bahan pengawet atau pewarna membuat ginjal bekerja keras sehingga dapat merusak
ginjal. Adanya insektisida pada makanan karena pencemaran atau terlalu banyak
mengkonsumsi obat – obatan juga dapat merusak ginjal (Scanlon, 2000).
D.
Evaluasi
Berdasarkan
hasil yang didapatkan, apakah terdapat perbedaan kandungan urin pada
masing-masing sample urin?
Jawaban:
Hasil
kegiatan praktikum yang telah dilakukan menunjukkan adanya perbedaan kandungan
urin pada masing-masing sample urin, banyak hal yang dapat menyebabkan variasi
tersebut, diantaranya adalah stress, pola tidur yang tidak cukup,
asupan makanan, kadar air yang kurang, gaya hidup yang tidak sehat dan waktu
pengambilan sample urin.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Urin
manusia merupakan sisa hasil metabolism yang dilakukan oleh tubuh. Komposisi
urin normal manusia tidak mengandung unsur protein dan glukosa.
Urine normal terdiri dari
air, urea, asam urat, amoniak, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam
sulfat, klorida, garam- garam terutama garam dapur dan zat- zat yang berlebihan
dalam darah misalnya vitamin C dan obat-obatan. Factor-faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas urin seseorang adalah stress, pola tidur yang tidak
cukup, asupan makanan, kadar air yang kurang, gaya hidup yang tidak sehat dan
waktu pengambilan sample urin.
B.
Saran
Tetaplah tersenyum serta sabar kepada
para COASS dalam menghadapi kami yang masih haus akan ilmu. Terimakasih J.
DAFTAR PUSTAKA
Gandasoebrata, R. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta:
Dian Rakyat.
Hardjoeno, H. dan
Fitriani. 2007. Substansi Dan Cairan
Tubuh. Makasar: Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin.
Irianto, K. 2012. Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Alfabeta
Kohanpour, M. A., Vatandoust, M., Mirsepasi, M., &
Nasirzade, A. 2012. Effect of a Karate Competition on Urinary Excretion of
Proteins with High. Biological Sciences.
Vol. 4(6): 660–664.
Mangerangi, Fitriani, dkk. 2014. Pengaruh Penundaan
Waktu terhadap Hasil Urinalisis Sedimen Urin. Jurnal As-Syifaa. Vol. (6)2: 212 – 219.
Wilmar, M. 2000. Praktikum Urin, Penuntun Praktikum Biokimia.
Jakarta: Widya Medika.
LAMPIRAN
0 comments:
Post a Comment