Saturday, 23 April 2022

L. Edwin Arwana: Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan

 

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

 



 

Oleh: Lalu Edwin Arwana

 

Tumbuhan mengalami pertumbuhan dari kecil menjadi besar dan berkembang dari zigot menjadi embrio, kemudian menjadi individu yang mempunyai perangkat akar, batang, dan daun. Salah satu ciri organisme yaitu tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran a tau volume serta jumlah sel, proses ini terjadi secara tidak bolak-balik (irreversible). Perkembangan didefinisikan sebagai suatu proses menuju keadaan yang lebih dewasa. Namun jika kita mengkajinya lebih dalam, proses ini tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi berjalan seiring. Diawali dengan pertumbuhan, lalu dilanjutkan dengan perkembangan.[1]

Pertumbuhan dan perkembangan itu sendiri merupakan hasil interaksi antara faktor dalam dan faktor luar. Faktor yang terdapat dari dalam, antara lain sifat genetik (yang ada di dalam = gen) dan hormon yang merangsang pertumbuhan. Sedangkan faktor luar adalah lingkungan. Potensi genetik ini hanya akan berkembang jika ditunjang oleh lingkungan yang cocok. Dengan demikian, karakter/sifat yang ditampilkan oleh tumbuhan merupakan gabungan faktor genetik dan faktor lingkungan secara bersama-sama.

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan biji diawali dari perkecambahan. Pada embrio atau lembaga terdapat plumula yang tumbuh menjadi batang dan radikula yang tumbuh menjadi akar. Perkecambahan pada akhir pertumbuhan membentuk akar, batang dan daun. Pada ujung-ujung akar dan batang terdapat sel-sel yang senantiasa membelah diri (meristematis), dikenal sebagai jaringan meristem ujung.

Proses pertumbuhan dan perkembangan itu sendiri adalah merupakan suatu koordinasi dari banyak peristiwa dan berlangsung pada tahap yang berbeda, yaitu dari tahap biofisika dan biokimia ke tahap organisme yang utuh dan lengkap. Prosesnya berlangsung sangat kompleks dan banyak cara yang berbeda untuk dapat memahaminya.

 

A.   Pertumbuhan

Pertumbuhan menunjukkan suatu pertambahan dalam ukuran dengan menghilangkan konsep-konsep yang menyangkut perubahan kwalitas seperti halnya kedewasaan (maturity), yang tidak relevan dengan pengertian proses pertambahan. Pertumbuhan dapat dicontohkan dalam bentuk volume, massa atau berat (segar atau kering).

1.    Pertumbuhan Primer

Aktivitas sel-sel meristem menyebabkan batang dan akar tumbuh memanjang yang disebut proses pertumbuhan primer. Pada akhir proses perkecambahan tumbuhan membentuk akar, batang, dan daun. Pada ujung batang dan akar terdapat sel-sel meristem yang dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi khusus. Daerah pertumbuhan pada ujung batang dan akar menurut aktivitasnya dapat dibedakan menjadi tiga bagian:

a)    Daerah pembelahan, terdapat dibagian ujung yang sel-selnya aktif membelah dan sifatnya tetap meristem.

b)    Daerah perpanjangan sel, terletak dibelakang daerah pembelahan yang merupakan daerah dimana setiap sel memiliki aktivitas untuk membesar dan memanjang.

c)    Daerah diferensiasi merupakan daerah yang sel-selnya memiliki struktur dan fungsi khusus. Meristem ujung batang membentuk primordia daun. Pada sudut daun dan batang terdapat sel-sel yang dipertahankan sebagai sel-sel meristematis yang akan berkembang menjadi cabang.

2.    Pertumbuhan Sekunder

Pada tumbuhan dikotil, selain terdapat jaringan meristem primer di ujung akar dan ujung batang, juga terdapat jaringan meristem sekunder. Jaringan meristem tersebut berupa kambium dan kambium gabus. Aktivitas kambium dan kambium gabus mengakibatkan pertumbuhan sekunder yaitu bertambah besarnya batang dan akar tanaman. Adapun proses pertumbuhan sekunder adalah sebagai berikut:

a)    Kambium vaskuler membelah ke arah dalam membentuk xilem dan ke arah luar membentuk floem.

b)    Parenkim batang atau akar di antara vasis berubah menjadi kambium intervaskuler.

c)    Felogen membelah ke arah luar membentuk feloderm.

B.   Perkembangan

Perkembangan merupakan suatu perwujudan dari perubahan- perubahan yang bertahap ataupun yang berjalan cepat. Pada kategori perkembangan, dapat diukur sebagai pertambahan panjang, lebar atau luas. Namun tidak hanya perubahan kuantitatif saja yang dilihat, tetapi menyangkut perubahan kualitatif sel, jaringan dan organ yang disebut sebagai diferensiasi. Merupakan suatu contoh yang konkrit misalnya dalam peristiwa perkecambahan, perbungaan atau penuaan yang menghasilkan perubahan yang mendadak di dalam kehidupan atau pola pertumbuhan tumbuhan. Proses perkembangan lainnya berlangsung secara lambat atau bertahap selama proses seluruh hid up tumbuhan.[2]

C.   Perkecambahan

Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan dari embrio yang mengalami perubahan dimana plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang dan radikula tumbuh menjadi akar. Berdasarkan letak kotiledon saat berkecambah ada dua tipe perkecambahan, yaitu:

a.    Perkecambahan hypogeal. Pada perkecambahan hypogeal terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah. Kotiledon dan endosperma berada dalam tanah. Contohnya kacang merah dan kacang kapri.

b.    Perkecambahan epigeal. Pada perkecambahan epigeal terjadi pertumbuhan memanjang akibat kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Kotiledon berada diatas permukaan tanah. Contohnya kacang hijau dan kacang tanah.

D.   Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Berikut penjelasannya:[3]

1.    Faktor Internal

a.    Gen

Gen merupakan substansi yang menurunkan sifat dari induk kepada keturunannya. Gen bisa mengatur keadaan fisik dan non fisik tumbuhan, misalnya warna bunga atau rasa buahnya.

 

a.    Hormon

Hormon adalah zat yang mengendalikan fungsi tubuh pada tumbuhan. Contoh hormon pada tumbuhan antara lain auksin, giberelin, sitokinin, asam abisat, etilen, traumalin, dan kalin. Berikut beberapa jenis dan fungsi lainnya pada hormon tumbuhan:

1)    Auksin: berfungsi merangsang pertumbuhan akar, batang, bunga, buah, perkecambahan, dan membengkokkan batang.

2)    Sitokinin: berfungsi merangsang pembelahan sel, pertumbuhan akar, tunas, bunga, buah, dan menghambat penuaan.

3)    Giberelin: berfungsi merangsang pertumbuhan daun, bunga, buah, pemanjangan batang, serta perkecambahan biji dan tunas.

4)    Asam absisat: berfungsi menghambat pertumbuhan sel, menunda pertumbuhan, dan membantu dormansi.

5)    Gas etilen: berfungsi mempercepat pematangan buah, penebalan batang, kombinasi gas etilen dan auksin atau giberlin dapat memacu pembuangan.

6)    Asam traumalin: berfungsi merangsang regenerasi sel di bagian tumbuhan yang luka.

7)    Kalin: berfungsi merangsang pembentukan organ tumbuhan, misalnya akar (Rizokalin), batang (kaulokalin), daun (fitokalin), dan bunga (Autokalin/florigen)

2.    Faktor Eksternal

a.    Suhu

Suhu merupakan faktor lingkungan yang penting tumbuhan karena berhubungan dengan kemampuan melakukan fotosintesis, translokasi, respirasi, dan transpirasi. Pada tanaman, ada suhu maksimum dan minimum yang bisa diterima olehnya. Sebagian besar tumbuhan memerlukan temperatur sekitar 10°–38°C untuk pertumbuhannya.

b.    Cahaya

Cahaya berperan penting dalam proses fotosintesis. Apabila makanan yang dihasilkan dari proses fotosintesis berkurang atau bahkan tidak ada, jaringan menjadi mati karena kekurangan makanan. Cahaya yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan. Tanaman yang tumbuh di ruangan gelap akan berwarna pucat dengan batang lemah dan kurus. Pertumbuhan dalam tempat gelap semacam ini disebut etiolasi.

c.    Air

Air berfungsi untuk membantu biji berkecambah dan sebagai sumber zat fotosintesis. Selain itu, berfungsi untuk proses respirasi, sedangkan kelembapan berguna untuk mengatur proses perkecambahan.

d.    Mineral

Mineral diperlukan untuk proses pertumbuhan. Mineral yang diperlukan oleh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makroelemen (elemen dengan jumlah besar) dan mikroelemen (elemen dengan jumlah kecil).

e.    Kelembapan

Tanah lembap sangat cocok untuk pertumbuhan, terutama saat perkecambahan biji. Hal ini karena tanah lembap menyediakan cukup air untuk mengaktifkan enzim dalam biji serta melarutkan makanan dalam jaringan. Contoh tanaman yang tumbuh dengan baik pada dengan kelembapan udara dan tanah kelembapan rendah, yaitu lidah buaya (Aloevera) dan beberapa jenis tanaman anggrek.

 

 

f.     Oksigen

Setiap makhluk hidup memerlukan oksigen untuk respirasi aerob dalam tubuh. Melalui respirasinya, tumbuhan dapat memperoleh energi. Oleh karena itu, biji-biji tidak akan berkecambah tanpa adanya oksigen.



[1] http://digilib.unimed.ac.id/1641/79/Bab%20IV.pdf

[2]https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/43d7b79185f13b0e21274993c4537705.pdf

[3] https://tirto.id/mengenal-pertumbuhan-dan-perkembangan-tumbuhan-beserta-faktornya-giW3

0 comments:

Post a Comment