PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
Oleh: Lalu Edwin Arwana
Tumbuhan
mengalami pertumbuhan dari kecil menjadi besar dan berkembang dari zigot
menjadi embrio, kemudian menjadi individu yang mempunyai perangkat akar,
batang, dan daun. Salah satu ciri organisme yaitu tumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran a tau volume
serta jumlah sel, proses ini terjadi secara tidak bolak-balik (irreversible). Perkembangan didefinisikan
sebagai suatu proses menuju keadaan yang lebih dewasa. Namun jika kita
mengkajinya lebih dalam, proses ini tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi berjalan
seiring. Diawali dengan pertumbuhan, lalu dilanjutkan dengan perkembangan.[1]
Pertumbuhan
dan perkembangan itu sendiri merupakan hasil interaksi antara faktor dalam dan
faktor luar. Faktor yang terdapat dari dalam, antara lain sifat genetik (yang
ada di dalam = gen) dan hormon yang merangsang pertumbuhan. Sedangkan faktor
luar adalah lingkungan. Potensi genetik ini hanya akan berkembang jika
ditunjang oleh lingkungan yang cocok. Dengan demikian, karakter/sifat yang
ditampilkan oleh tumbuhan merupakan gabungan faktor genetik dan faktor
lingkungan secara bersama-sama.
Pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan biji diawali dari perkecambahan. Pada embrio
atau lembaga terdapat plumula yang tumbuh menjadi batang dan radikula yang
tumbuh menjadi akar. Perkecambahan pada akhir pertumbuhan membentuk akar,
batang dan daun. Pada ujung-ujung akar dan batang terdapat sel-sel yang
senantiasa membelah diri (meristematis), dikenal sebagai jaringan meristem
ujung.
Proses
pertumbuhan dan perkembangan itu sendiri adalah merupakan suatu koordinasi dari
banyak peristiwa dan berlangsung pada tahap yang berbeda, yaitu dari tahap
biofisika dan biokimia ke tahap organisme yang utuh dan lengkap. Prosesnya
berlangsung sangat kompleks dan banyak cara yang berbeda untuk dapat memahaminya.
A.
Pertumbuhan
Pertumbuhan menunjukkan suatu pertambahan dalam
ukuran dengan menghilangkan konsep-konsep yang menyangkut perubahan kwalitas
seperti halnya kedewasaan (maturity),
yang tidak relevan dengan pengertian proses pertambahan. Pertumbuhan dapat
dicontohkan dalam bentuk volume, massa atau berat (segar atau kering).
1. Pertumbuhan Primer
Aktivitas sel-sel meristem menyebabkan batang dan akar
tumbuh memanjang yang disebut proses pertumbuhan primer. Pada akhir proses
perkecambahan tumbuhan membentuk akar, batang, dan daun. Pada ujung batang dan
akar terdapat sel-sel meristem yang dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel yang
memiliki struktur dan fungsi khusus. Daerah pertumbuhan pada ujung batang dan
akar menurut aktivitasnya dapat dibedakan menjadi tiga bagian:
a) Daerah pembelahan, terdapat dibagian ujung yang sel-selnya
aktif membelah dan sifatnya tetap meristem.
b) Daerah perpanjangan sel, terletak dibelakang daerah
pembelahan yang merupakan daerah dimana setiap sel memiliki aktivitas untuk
membesar dan memanjang.
c) Daerah diferensiasi merupakan daerah yang sel-selnya
memiliki struktur dan fungsi khusus. Meristem ujung batang membentuk primordia
daun. Pada sudut daun dan batang terdapat sel-sel yang dipertahankan sebagai
sel-sel meristematis yang akan berkembang menjadi cabang.
2. Pertumbuhan Sekunder
Pada tumbuhan dikotil, selain terdapat jaringan meristem
primer di ujung akar dan ujung batang, juga terdapat jaringan meristem
sekunder. Jaringan meristem tersebut berupa kambium dan kambium gabus.
Aktivitas kambium dan kambium gabus mengakibatkan pertumbuhan sekunder yaitu
bertambah besarnya batang dan akar tanaman. Adapun proses pertumbuhan sekunder
adalah sebagai berikut:
a) Kambium vaskuler membelah ke arah dalam membentuk xilem dan
ke arah luar membentuk floem.
b) Parenkim batang atau akar di antara vasis berubah menjadi
kambium intervaskuler.
c) Felogen membelah ke arah luar membentuk feloderm.
B.
Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu perwujudan dari
perubahan- perubahan yang bertahap ataupun yang berjalan cepat. Pada kategori
perkembangan, dapat diukur sebagai pertambahan panjang, lebar atau luas. Namun
tidak hanya perubahan kuantitatif saja yang dilihat, tetapi menyangkut
perubahan kualitatif sel, jaringan dan organ yang disebut sebagai diferensiasi.
Merupakan suatu contoh yang konkrit misalnya dalam peristiwa perkecambahan,
perbungaan atau penuaan yang menghasilkan perubahan yang mendadak di dalam
kehidupan atau pola pertumbuhan tumbuhan. Proses perkembangan lainnya
berlangsung secara lambat atau bertahap selama proses seluruh hid up tumbuhan.[2]
C.
Perkecambahan
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan
perkembangan dari embrio yang mengalami perubahan dimana plumula tumbuh dan
berkembang menjadi batang dan radikula tumbuh menjadi akar. Berdasarkan letak kotiledon
saat berkecambah ada dua tipe perkecambahan, yaitu:
a. Perkecambahan hypogeal.
Pada perkecambahan hypogeal terjadi
pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus
kulit biji dan muncul diatas tanah. Kotiledon dan endosperma berada dalam
tanah. Contohnya kacang merah dan kacang kapri.
b. Perkecambahan epigeal.
Pada perkecambahan epigeal terjadi
pertumbuhan memanjang akibat kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan
tanah. Kotiledon berada diatas permukaan tanah. Contohnya kacang hijau dan
kacang tanah.
D.
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Berikut penjelasannya:[3]
1. Faktor Internal
a. Gen
Gen
merupakan substansi yang menurunkan sifat dari induk kepada keturunannya. Gen
bisa mengatur keadaan fisik dan non fisik tumbuhan, misalnya warna bunga atau
rasa buahnya.
a. Hormon
Hormon
adalah zat yang mengendalikan fungsi tubuh pada tumbuhan. Contoh hormon pada
tumbuhan antara lain auksin, giberelin, sitokinin, asam abisat, etilen,
traumalin, dan kalin. Berikut beberapa jenis dan fungsi lainnya pada hormon
tumbuhan:
1) Auksin: berfungsi merangsang pertumbuhan akar, batang,
bunga, buah, perkecambahan, dan membengkokkan batang.
2) Sitokinin: berfungsi merangsang pembelahan sel, pertumbuhan
akar, tunas, bunga, buah, dan menghambat penuaan.
3) Giberelin: berfungsi merangsang pertumbuhan daun, bunga,
buah, pemanjangan batang, serta perkecambahan biji dan tunas.
4) Asam absisat: berfungsi menghambat pertumbuhan sel, menunda
pertumbuhan, dan membantu dormansi.
5) Gas etilen: berfungsi mempercepat pematangan buah,
penebalan batang, kombinasi gas etilen dan auksin atau giberlin dapat memacu
pembuangan.
6) Asam traumalin: berfungsi merangsang regenerasi sel di
bagian tumbuhan yang luka.
7) Kalin: berfungsi merangsang pembentukan organ tumbuhan,
misalnya akar (Rizokalin), batang (kaulokalin), daun (fitokalin), dan bunga
(Autokalin/florigen)
2. Faktor Eksternal
a. Suhu
Suhu
merupakan faktor lingkungan yang penting tumbuhan karena berhubungan dengan
kemampuan melakukan fotosintesis, translokasi, respirasi, dan transpirasi. Pada
tanaman, ada suhu maksimum dan minimum yang bisa diterima olehnya. Sebagian
besar tumbuhan memerlukan temperatur sekitar 10°–38°C untuk pertumbuhannya.
b. Cahaya
Cahaya
berperan penting dalam proses fotosintesis. Apabila makanan yang dihasilkan
dari proses fotosintesis berkurang atau bahkan tidak ada, jaringan menjadi mati
karena kekurangan makanan. Cahaya yang berlebihan akan menghambat pertumbuhan.
Tanaman yang tumbuh di ruangan gelap akan berwarna pucat dengan batang lemah
dan kurus. Pertumbuhan dalam tempat gelap semacam ini disebut etiolasi.
c. Air
Air
berfungsi untuk membantu biji berkecambah dan sebagai sumber zat fotosintesis.
Selain itu, berfungsi untuk proses respirasi, sedangkan kelembapan berguna untuk
mengatur proses perkecambahan.
d. Mineral
Mineral
diperlukan untuk proses pertumbuhan. Mineral yang diperlukan oleh tumbuhan
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makroelemen (elemen dengan
jumlah besar) dan mikroelemen (elemen dengan jumlah kecil).
e. Kelembapan
Tanah
lembap sangat cocok untuk pertumbuhan, terutama saat perkecambahan biji. Hal
ini karena tanah lembap menyediakan cukup air untuk mengaktifkan enzim dalam
biji serta melarutkan makanan dalam jaringan. Contoh tanaman yang tumbuh dengan
baik pada dengan kelembapan udara dan tanah kelembapan rendah, yaitu lidah
buaya (Aloevera) dan beberapa jenis tanaman anggrek.
f. Oksigen
Setiap
makhluk hidup memerlukan oksigen untuk respirasi aerob dalam tubuh. Melalui respirasinya, tumbuhan dapat
memperoleh energi. Oleh karena itu, biji-biji tidak akan berkecambah tanpa
adanya oksigen.
0 comments:
Post a Comment