Thursday 25 March 2021

L. Edwin Arwana: Relung Ekologi & Habitat

 



Pertanyaan & Jawaban

 

1.        Jelaskan perbedaan antara habitat dan relung ekologi?

Jawaban:

Habitat merupakan tempat yang dapat dengan baik menyediakan sumber daya bagi suatu organisme untuk bertahan hidup, tumbuh dan berkembang, serta bereproduksi. Adapun relung ekologi secara garis besar dapat digambarkan sebagai kombinasi tempat organisme hidup (habitat), cara organisme hidup (adaptasi), dan peranannya dalam komunitas. Oleh karenya kemudia habitat menunjukan tempat hidup organisme sedangkan relung menunjukan posisi dan cara kedudukan populasi organisme terhadap faktor abiotik dan biotik. Selain itu, habitat sering diartikan dengan alamat sedangkan relung ekologi diartikan profesi organisme di alamat tersebut.

 

2.        Jelaskan asas Gaus dengan contoh peristiwa dalam kehidupan hewan?

Jawaban:

Asas gaus menyatakan bahwa dua spesies yang menempati relung yang sama dalam lingkungan yang homogen tidak bisa hidup berdampingan. saat mereka bersaing untuk mendapatkan sumber daya yang sama, artinya satu spesies satu relung. Adapun contohnya adalah sebagai berikut; di rumah, kita dapat melihat persaingan antara cicak dengan tokek dalam memperebutkan makanan mereka berupa serangga-seranga kecil yang berada di dinding-dingding rumah, apabila salah satu ruangan dikuasai oleh spesies cicak maka tokek tentunya akan berpindah ke ruangan lain untuk mencari mangsa guna kelangsungan hidupnya dan begitupun sebaliknya.

 

3.        Relung ekologi dapat terjadi tumpang tindih. Alasan apakah yang melatar belakangi kawasan yang digunakan tersebut dapat terjadi tumpang tindih?

Jawaban:

Habitat digunakan sebagai daerah jelajah, perlindungan, sarang, daerah larian, atau kegiatan hidup lainnya. Pengkategorian pemanfaatan habitat (seperti daerah larian dan daerah jelajah) membagi habitat ke dalam beberapa area sehingga beberapa di antaranya terjadi tumpang tindih pemanfaatan. Adanya persaingan yang tinggi pada hewan dengan spesies yang berbeda dengan lingkungan yang homogen mengakibat tumpang tindih dalam satu atau beberapa dimensi relung (sumber daya). Tidak ada dua spesies yang bentuk adaptasinya (fisiologi, struktural, dan perilaku) yang identik satu dengan lainnya, sehingga spesies yang memperlihatkan adaptasi yang lebih baik dan agresif akan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan mampu bertahan hidup. Sedangkan spesies yang kalah bersaing akan mencari tempat lain yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkannya atau mengalami kepunahan.

 

4.        Apakah yang dimaksud dengan mimikri? Bagaimana istilah ini dapat muncul dalam istilah ekologi?

Jawaban:

Mimikri merupakan proses evolusi yang terjadi pada spesies untuk menjadi sama dengan spesies lainnya. Penggunaan kata mimikri berasal dari tahun 1637. Kata ini berasal dari istilah bahasa Yunani mimetikos yang berarti "meniru" dan sebaliknya dari mimetos dengan kata sifat verbal mimeisthai berarti "meniru". Awalnya digunakan untuk mendeskripsikan orang yang meniru dengan kata "mimetik", kemudian digunakan dalam ilmu hewan dari tahun 1851 (kata “mimetic”), dan "mimikri" dari tahun 1861.

 

5.        Apa perbedaan antara mimikri batesian dan mimikri ullerian? Jelaskan dengan menggunakan contoh untuk kedua mimikri tersebut?

Jawaban:

Mimikri Batesian didefinisikan sebagai suatu hubungan dimana satu organisme yang tidak beracun mengembangkan kolorasi (pewarnaan) aposematik yang menyerupai spesies berbahaya. Aposematisme atau warna peringatan berfungsi memberikan signal kepada predator bahwa mangsa tidak enak, beracun, atau berbahaya. Contoh mimikri Batesian misalnya kupu-kupu yang tidak beracun Dismorphia memiliki kemiripan dengan spesies beracun Heliconius. Sedangkan Mimikri Mullerian terjadi jika suatu spesies memiliki karakteristik (misalnya kolorasi) yang sama dengan spesies yang berbahaya, misalnya tawon dan lebah sama-sama memiliki strip kuning untuk menunjukkan bahwa mereka berbahaya. Berdasarkan definisi dan contoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwasannya perbedaan antara mimikri batesian dengan mullerian adalah kolorasi (pewarnaan) dan aposematic pada mimikri batesian terbentuk melalui suatu proses sedangkan pada mimikri mullerian telah ada secara alami tanpa adanya proses. Selain itu pada mimikri batesian organisme yang lemah meniru organisme yang beracun sedangkan pada mimikri mullerian antara organisme lemah dan beracun terdapat kolorasi dan aposematic yang sama.

 

6.        Buatlah tiga kasus kondisi lingkungan yang siklus, terarah dan eratik serta hubungannya dengan perilaku hewan?

Jawaban:

Kondisi lingkungan yang siklik berupa perubahan yang berulang dan teratur seperti siang dengan malam yang terjadi secara terus menerus berdampak pada aktivitas yang dilakukan oleh hewan serta perubahan ciri yang dimiliki. Hewan berdasarkan kondisi tersebut dibagi menjadi dua, yaitu hewan nocturnal (hidup pada malam hari) dan diurnal (hidup pada siang hari). Kondisi lingkungan yang terarah berupa perubahan yang terjadi berangsur-angsur, terus menerus dan progresif serta menuju ke suatu arah tertentu dengan proses yang dapat memakan waktu lama. Contohnya mendangkalnya danau Limboto di Gorontalo. Hal ini dapat berdampak pada hilangnya habitat dari suatu jenis hewan tertentu ataupun tergenggunya keseimbangan ekosistem pada tempat tersebut karena perubahan yang terjadi, beberapa hewan yang dapat beradaptasi tentunya akan mengalami perubahan pada ciri yang dimiliki sebelumnya baik ciri morfologi, fisiologi dan tingkah laku. Kondisi lingkungan eratik berupa perubahan yang tidak berpola dan tidak menunjukkan arah perubahannya. Contohnya; pengendapan Lumpur Lapindo di Jawa Timur, kebakaran hutan, letusan gunung berapi dan lain-lain. Hal ini dapat berdampak pada perubahan dari bentuk morfologi, fisiologi maupun tingkah laku hewan dengan adanya perubahan tersebut yang menuntut mereka untuk dapat beradaptasi agar tidak terseleksi oleh alam.

 

7.        Hal apakah yang dilakukan oleh hewan ketika ia tidak memiliki kemampuan untuk menyesuaikan suhu tubuhnya dengan lingkungan? Berikan contoh kasusunya?

Jawaban:

Apabila hewan tidak memiliki kemampuan untuk menyesuaikan suhu tubuh dengan lingkungannya maka dia akan berusaha untuk meninggalkan lingkungan atau habitat tersebut dan berpindah ke lingkungan yang baru sehingga tidak mati atau terseleksi dan punah, secara singkat hal tersebut dapat dikatan sebagai imigrasi. Contohnya dapat kita lihat pada migrasi spesies kupu-kupu raja dari Amerika bagian utara menuju California bagian selatan dan meksiko untuk menghindari suhu yang dingin. Hal ini dikarenakan kupu-kupu raja tidak dapat bertahan hidup dalam kondisi yang dingin. 

0 comments:

Post a Comment