Pertanyaan & Jawaban
1.
Jelaskan
perbedaan antara habitat dan relung ekologi?
Jawaban:
Habitat
merupakan tempat yang dapat dengan baik menyediakan sumber daya bagi suatu
organisme untuk bertahan hidup, tumbuh dan berkembang, serta bereproduksi.
Adapun relung ekologi secara garis besar dapat digambarkan sebagai kombinasi
tempat organisme hidup (habitat), cara organisme hidup (adaptasi), dan
peranannya dalam komunitas. Oleh karenya kemudia habitat menunjukan tempat
hidup organisme sedangkan relung menunjukan
posisi dan cara kedudukan populasi organisme terhadap faktor abiotik dan
biotik. Selain itu, habitat sering diartikan dengan alamat
sedangkan relung ekologi diartikan
profesi organisme di alamat tersebut.
2.
Jelaskan
asas Gaus dengan contoh peristiwa dalam kehidupan hewan?
Jawaban:
Asas gaus
menyatakan bahwa dua spesies yang menempati relung yang
sama dalam
lingkungan yang homogen tidak bisa hidup berdampingan. saat mereka bersaing
untuk mendapatkan sumber daya yang sama, artinya satu spesies satu relung. Adapun contohnya adalah sebagai berikut; di rumah,
kita dapat melihat persaingan antara cicak dengan tokek dalam memperebutkan
makanan mereka berupa serangga-seranga kecil yang berada di dinding-dingding
rumah, apabila salah satu ruangan dikuasai oleh spesies cicak maka tokek
tentunya akan berpindah ke ruangan lain untuk mencari mangsa guna kelangsungan
hidupnya dan begitupun sebaliknya.
3.
Relung
ekologi dapat terjadi tumpang tindih. Alasan apakah yang melatar belakangi
kawasan yang digunakan tersebut dapat terjadi tumpang tindih?
Jawaban:
Habitat
digunakan sebagai daerah jelajah, perlindungan, sarang, daerah larian, atau
kegiatan hidup lainnya. Pengkategorian pemanfaatan habitat (seperti daerah
larian dan daerah jelajah) membagi habitat ke dalam beberapa area sehingga
beberapa di antaranya terjadi tumpang tindih pemanfaatan. Adanya persaingan
yang tinggi pada hewan dengan spesies yang berbeda dengan lingkungan yang
homogen mengakibat tumpang tindih dalam satu atau
beberapa dimensi relung (sumber daya).
Tidak ada dua spesies
yang bentuk adaptasinya (fisiologi, struktural, dan perilaku) yang identik satu
dengan lainnya, sehingga spesies yang memperlihatkan adaptasi yang lebih baik
dan agresif akan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan mampu bertahan
hidup. Sedangkan spesies yang kalah bersaing akan mencari tempat lain yang
menyediakan sumber daya yang dibutuhkannya atau mengalami kepunahan.
4.
Apakah
yang dimaksud dengan mimikri? Bagaimana istilah ini dapat muncul dalam istilah
ekologi?
Jawaban:
Mimikri merupakan
proses evolusi yang terjadi pada spesies untuk
menjadi sama dengan spesies lainnya. Penggunaan kata mimikri berasal dari tahun 1637. Kata ini berasal dari istilah bahasa Yunani “mimetikos” yang berarti
"meniru" dan sebaliknya dari “mimetos” dengan kata sifat
verbal mimeisthai berarti "meniru". Awalnya
digunakan untuk mendeskripsikan orang yang meniru dengan kata "mimetik",
kemudian digunakan dalam ilmu hewan dari tahun 1851 (kata
“mimetic”), dan "mimikri" dari
tahun 1861.
5.
Apa
perbedaan antara mimikri batesian dan mimikri ullerian? Jelaskan dengan
menggunakan contoh untuk kedua mimikri tersebut?
Jawaban:
Mimikri
Batesian didefinisikan sebagai suatu hubungan dimana satu organisme yang tidak
beracun mengembangkan kolorasi (pewarnaan) aposematik yang menyerupai spesies
berbahaya. Aposematisme atau warna peringatan berfungsi memberikan signal
kepada predator bahwa mangsa tidak enak, beracun, atau berbahaya. Contoh mimikri Batesian misalnya kupu-kupu
yang tidak beracun Dismorphia
memiliki kemiripan dengan spesies beracun Heliconius. Sedangkan Mimikri Mullerian terjadi jika suatu
spesies memiliki karakteristik (misalnya kolorasi) yang sama dengan spesies
yang berbahaya, misalnya tawon dan lebah sama-sama memiliki strip kuning untuk
menunjukkan bahwa mereka berbahaya. Berdasarkan definisi dan contoh di atas, maka dapat disimpulkan
bahwasannya perbedaan antara mimikri batesian dengan mullerian adalah kolorasi
(pewarnaan) dan aposematic pada mimikri batesian terbentuk melalui suatu proses
sedangkan pada mimikri mullerian telah ada secara alami tanpa adanya proses.
Selain itu pada mimikri batesian organisme yang lemah meniru organisme yang beracun
sedangkan pada mimikri mullerian antara organisme lemah dan beracun terdapat
kolorasi dan aposematic yang sama.
6.
Buatlah
tiga kasus kondisi lingkungan yang siklus, terarah dan eratik serta hubungannya
dengan perilaku hewan?
Jawaban:
Kondisi lingkungan yang siklik berupa perubahan yang berulang dan
teratur seperti siang dengan malam yang terjadi secara terus menerus berdampak
pada aktivitas yang dilakukan oleh hewan serta perubahan ciri yang dimiliki.
Hewan berdasarkan kondisi tersebut dibagi menjadi dua, yaitu hewan nocturnal
(hidup pada malam hari) dan diurnal (hidup pada siang hari). Kondisi lingkungan
yang terarah berupa perubahan
yang terjadi berangsur-angsur, terus menerus dan progresif serta menuju ke suatu arah tertentu dengan
proses yang dapat memakan waktu lama. Contohnya mendangkalnya danau Limboto di Gorontalo. Hal ini
dapat berdampak pada hilangnya habitat dari suatu jenis hewan tertentu ataupun
tergenggunya keseimbangan ekosistem pada tempat tersebut karena perubahan yang
terjadi, beberapa hewan yang dapat beradaptasi tentunya akan mengalami
perubahan pada ciri yang dimiliki sebelumnya baik ciri morfologi, fisiologi dan
tingkah laku. Kondisi lingkungan eratik berupa perubahan yang tidak berpola dan
tidak menunjukkan arah perubahannya. Contohnya; pengendapan Lumpur Lapindo di Jawa
Timur, kebakaran hutan, letusan gunung berapi dan lain-lain. Hal ini dapat berdampak pada
perubahan dari bentuk morfologi, fisiologi maupun tingkah laku hewan dengan
adanya perubahan tersebut yang menuntut mereka untuk dapat beradaptasi agar
tidak terseleksi oleh alam.
7.
Hal
apakah yang dilakukan oleh hewan ketika ia tidak memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan suhu tubuhnya dengan lingkungan? Berikan contoh kasusunya?
Jawaban:
Apabila hewan tidak memiliki kemampuan untuk menyesuaikan suhu tubuh
dengan lingkungannya maka dia akan berusaha untuk meninggalkan lingkungan atau
habitat tersebut dan berpindah ke lingkungan yang baru sehingga tidak mati atau
terseleksi dan punah, secara singkat hal tersebut dapat dikatan sebagai
imigrasi. Contohnya dapat kita lihat pada migrasi spesies kupu-kupu raja dari
Amerika bagian utara menuju California bagian selatan dan meksiko untuk
menghindari suhu yang dingin. Hal ini dikarenakan kupu-kupu raja tidak dapat bertahan
hidup dalam kondisi yang dingin.
0 comments:
Post a Comment