Tuesday, 10 December 2024

Indonesia dalam Bahaya Adiksi Penggunaan Gadget

 

Indonesia dalam Bahaya Adiksi Penggunaan Gadget

Oleh: Lalu Edwin Arwana

 

Gadget meupakan jenis smartphone, yang dulunya cenderung hanya dimiliki oleh kalangan kelas menengah ke atas, dalam perkembangannya kini mulai dapat dimiliki oleh hampir semua kalangan. Harganya yang sudah mulai terjangkau dan teknologinya yang mudah dipelajari serta digunakan, membuat gadget jenis smartphone bisa dimiliki oleh semua lapisan masyarakat baik dari kategori usia maupun kelas ekonomi. Dalam penggunaannya yang masif untuk aneka keperluan, gadget jenis smartphone bukan lagi sekedar alat untuk berkomunikasi atau fasilitas yang memudahkan pekerjaan, namun saat ini berkembang menjadi penciri gaya hidup, trend, dan bahkan penunjang utama penampilan semua kalangan.

(Gambar 1.1. Penunggunaan gadget oleh masyarakat)

Kehadiran teknologi gadget jenis smartphone di satu sisi tentu mendatangkan berbagai manfaat positif seperti membantu kelancaran pekerjaan, memudahkan komunikasi dan sebagainya. Akan tetapi, tidak dapat disangkal juga bahwa penggunaan teknologi ini di sisi lain, banyak berdampak negatif khususnya bagi remaja. Dengan berbagai fitur yang kian canggih, pemakaian smartphone semakin tak terkendali. Smartphone tidak hanya dipakai untuk kepentingan komunikasi tetapi juga memberi akses bagi anak-anak dan remaja pada web page yang mungkin saja berdampak negatif bagi perkembangan remaja seperti situs-situs porno, video kekerasan, kampanye bernuansa SARA atau game tak mendidik yang hanya banyak menyita waktu remaja dan anak-anak.

Lebih jauh, pemanfaatan smartphone juga berdampak pada relasi interpersonal, sosial, dan kesehatan penggunanya. Aplikasi media sosial seperti facebook, twitter, instagram, whatsApp, memang membantu setiap orang untuk menjali relasi atau komunikasi dengan orang lain dengan menerobos batas ruang dan waktu. Dalam hal ini, smartphone mempunyai nilai positif bagi relasi individu dengan orang lain. Akan tetapi, sering kali penggunaan smartphone yang berlebihan justru menyebabkan seseorang menarik diri dari kehidupan sosial dan relasi antarpribadi. Karena perhatian yang selalu tertuju pada smartphone, seseorang tidak menyadari orang lain di hadapannya atau tidak peduli dengan kehadiran orang lain di hadapannya. Kualitas komunikasi lisan mengalami kemerosotan karena tidak disertai dengan perhatian yang intensif kepada mitra bicara. Jadi jelas bahwa penggunaan gadget berdampak pada menurunnya kualitas interaksi sosial pengguna.

Penelitian dari Neurosains di Jepang, yang memindai 290 otak anak usia 5-18 tahun yang menonton TV atau memakai gadget. Dari rata-rata 2 jam sehari. Ternyata semakin lama memakai gadget, bagian kelabu di otak bagian depan semakin bertambah banyak. Ternyata hal tersebut mempengaruhi IQ anak. Dan IQ anak menjadi lebih rendah.

(Gambar 1.2. Kerusakan otak karena radiasi gadget)

Nomophobia, yaitu ketakutan yang muncul karena seseorang harus berpisah dengan smartphone mereka. Ketakutan-ketakutan tersebut muncul karena sifat candu yang dirasakan oleh para murid. Kecemasan-kecemasan muncul jika mereka kehilangan smartphone, kehabisan baterai atau tidak ada sinyal yang berdampak kepada proses belajar mereka. Sebuah penelitian menyebutkan 58% dari laki-laki dan 47% dari perempuan menderita nomophobia dan 9% diantaranya merasa tertekan jika smartphone mereka mati.

 

 

 

 

0 comments:

Post a Comment